close

cuaca

Perubahan Iklim

An Incovenient Truth, Kisah Politisi Perubahan Iklim

An incovenient truth adalah sebuah film dokumenter yang menceritakan tentang  terjadi nya proses pemanasan global  (global warming) yang terjadi di bumi saat ini akibat emis gas rumah kaca. Dalam film ini di ceritakan perubahan iklim adalah akibat dari panas bumi yang dihasilkan oleh radiasi matahari. Ozon memerangkap sebagian panas bumi yang tujuan sebenarnya untuk mencegah suhu dingin yang terlalu ekstrim di muka bumi. Namun akibat pemanasan global, ozon tersebut menebal dan memerangkap panas yang berlebihan di muka bumi.

Banyak dampak yang diakibatkan oleh pemanasan global ini. Gunung Kilimanjaro, Taman Nasional Glasier, Columbia, Pegunungan Himalaya, Pegunungan Alpen, dan bagian bumi yang terdapat glasier telah rusak dan mencair. Jika di seluruh dunia es akan mencair maka permukaan laut akan meningkat yang dapat menyebabkan tenggelamnya sebagian daratan di bumi. Selain daratan es yang mencair, pemanasan global juga mengakibatkan terjadinya gelombang panas yang mempunyai suhu tertinggi hingga > 50 C dan menewaskan manusi di berbagai wilayah bumi.

Pemanasan Global juga dapat mengakibatkan badai dan angin puting beliung yang juga merugikan banyak pihak. Satu hal yang sering tak diperhatikan dari dampak masalah ini yaitu meningkatnya curah hujan, tetapi pemanasan global juga mengakibatkan kekeringan yang luar biasa dahsyat di wilayah yang sangat panas. Batu karang di seluruh dunia berubah menjadi berwarna putih yang tidak dapat dihidupi lagi oleh organisme laut yang membutuhkan tempat tinggal di sana.

Al  Gore mempresentasikan data bagaimana bumi ini makin ‘panas’ karena efek rumah kaca  dan Al Gore juga menunjukkan foto terkenal “Earthrise,” diambil dari ruang angkasa oleh astronot Amerika pertama. Lalu ia menunjukkan serangkaian foto-foto ruang kemudian, jelas menunjukkan bahwa gletser dan danau yang menyusut, salju yang mencair, garis pantai yang mundur. Banyaknya polusi menyebabkan banyak sinar infra merah yang seharusnya dipantulkan ke luar angkasa ditahan oleh bumi, akibatnya bumi semakin panas dan sedikit demi sedikit melelehkan gumpalan es di kutub.

Al Gore dengan berani memaparkan contoh nyata seperti salju di Kilimanjaro dan glacier-glacier di seluruh dunia mencair,dan tentang  badai Katrina, rata-rata suhu yang panas di berbagai kota di dunia, bencana kekeringan, penipisan es di Artik, serta luas daratan yang berkurang jika es di Antartika atau Greenland mencair dan apabila Greenland mencair pasti akan membanjiri kota-kota di dunia seperti Beijing, Shanghai, sampai Washington DC.

Dalam beberapa kesempatan, Gore juga menceritakan kehidupan pribadinya, bagaimana hal-hal yang terjadi pada kehidupannya membuat beliau menjadi seorang pejuang lingkungan. Dan dalam film ini Gore juga memperlihatkan tentang anaknya yang kecelakaan dan ayahnya yang meninggal karna kanker paru-paru, Pertama kali Gore mengetahui pemanasan global adalah dari Roger Revelle, pengajarnya sewaktu kuliah dan salah satu orang yang pertama kali mempelajari pemanasan global.

Gore juga menceritakan rasa frustasinya ketika menghadapi senat Amerika Serikat, sebelumnya dia yakin jika kongres akan sama-sama terkejut jika mengetahui fakta pemanasan global, tetapi kenyataannya tidak sama sekali. Dan setelah kekalahan tipisnya dari George W. Bush pada pemilu Amerika Serikat, Gore memilih untuk pergi dari kota ke kota keliling dunia untuk membicarakan isu lingkungan.

Untuk mengatasi masalah ini maka Al Gore ingin menimbulkan perubahan hingga Kongres di AS bereaksi pada masalah ini. Al Gore juga mengajak seluruh dunia khususnya warga AS untuk peduli pada masalah-masalah yang terjadi akibat pemanasan global. Hal yang harus dilakukan manusia adalah memisahkan kebenaran dan fiksi. Jika sudah dapat memisahkan maka jika memang itu adalah kebenaran untuk itu semua manusia di negara manapun harus mencari cara untuk memastikan peringatan itu didengar dan ditanggapi.

Sebagai manusia, kita jangan hanya memikirkan tentang apa yang diberikan oleh bumi ini, tapi pikirkanlah hal terbaik apa yang telah kita lakukan pada bumi ini dan jika kita melakukan yang terbaik untuk bumi maka dengan sendirinya akan berdampak baik dengan manusia. Selanjutnya, menurut Al Gore yang dapat mengatasi masalah ini adalah pengefisiensian barang elektronik dan kendaraan bermotor.

Hal yang harus saya lakukan untuk turut membantu mengatasi masalah ini adalah memberitahu orang lain terlebih dahulu sebagai proses kesadaran manusia agar tanggap dengan masalah ini. Kemudian, memperbaiki lingkungan di kampus dan sekitarnya, begitu pula dengan sekitar kos-kosan. Membuang sampah pada tempatnya merupakan hal yang paling kecil untuk memperbaiki lingkungan di dunia ini.

Seperti solusi Al Gore di atas, saya akan menggunakan energi seminimal mungkin, contohnya mematikan lampu dan televisi ketika tidak dipakai, mencabut charger laptop dan handphone ketika tidak digunakan, dan lain hal yang dapat mengefisienkan energi. Menggunakan kertas dengan seminimal mungkin dan  kantong plastik. Menghindari dari namanya rokok yang menambah gas rumah kaca.

Dari penayangan film ini, dapat ditarik kesimpulan yaitu, pemanasan global dapat mengakibatkan hal yang sangat-sangat ekstrim bagi bumi ini dan berdampak mengerikan pada manusia sendiri. Kemudian, sekarang ini manusia belum banyak yang menyadari efek dari masalah ini sehingga banyak orang yang menganggap bahwa masalah ini hanya teori/fiksi belaka. Untuk itu, cara mengatasinya hanya perlu kesadaran semua negara untuk saling bahu-membahu dalam menangani masalah ini dan mengikutsertakan seluruh manusia tanpa terkecuali, karena tanpa bumi tamatlah kita.[]

Penulis adalah mahasiswa Fisip Unsyiah dan artikel ini merupakan tugas Mata Kuliah Politik Lingkungan Global dan Sumber Daya Alam.

read more
Tajuk Lingkungan

Perubahan Iklim, Bikin Manusia Seperti Katak Dalam Tempurung

Jika membahas tentang isu pemanasan global hal pertama yang muncul disetiap benak orang adalah “membosankan”, tidak terkecuali saya sendiri. Hal ini karena selama ini kita hanya menerima apa yang diberitakan media-media mengenai isu pemanasan global, seperti isu pemanasan global akan mendatangkan kiamat di bumi dan es yang mencair akan menenggelamkan bumi dan lainnya diluar nalar manusia.

Namun tahukah anda apa itu pemanasan global ? Ddefinisi tradisional mengenai pemanasan global adalah radiasi matahari masuk dengan pola berbentuk gelombang cahaya dan memanasi bumi, lalu sebagian radiasinya diserap dan menghangatkan bumi, sebagian lagi dipantulkan kembali ke angkasa dalam bentuk radiasi inframerah. Namun sinar yang dipantulkan ini tidak bisa keluar karena dijebak oleh lapisan atmosfir dan akhirnya tertahan di angkasa.

Hal ini sebenarnya baik sebab bisa menjaga suhu bumi hingga batas waktu tertentu dan stabil. Tapi masalahnya adalah lapisan atmosfir semakin ditipiskan oleh polusi industri yang menghasilkan gas rumah kaca yang terjadi dibumi. Terjadilah pemanasan global sebagaimana yang disampaikan oleh Al Gore dalam film An Inconvenient Truth.

Dalam filmnya Al Gore menceritakan tentang kondisi bumi saat ini yaitu terkait dengan pemanasan global. Al Gore mampu menyajikan topik ini dengan sangat baik, sehingga mudah dicerna oleh orang awam. Di dalam film juga dijelaskan bahwa daratan menyimpan panas bumi, namun lautan tidak. Sehingga pada suatu saat tertentu udara laut dan udara daratan bertemu, akan terjadi bencana seperti badai Huricane yang sangat merusak bila terjadi di daratan.

Dalam kurun waktu 1996-2006, banyak sekali terjadi badai Huricane di Amerika Serikat dengan tingkat kerusakan yang berbeda-beda. Badai seperti ini sangat berbahaya dan mampu menelan banyak korban jiwa.

Al Gore juga menjelaskan bagaimana teknologi yang berkembang pesat berpengaruh terhadap pemanasan bumi. Di dalam sebuah penelitian yang ditampilkan, Amerika Serikat merupakan kontributor pemanasan global yang paling tinggi. Hal ini disebabkan oleh teknologi yang digunakan Amerika Serikat merupakan yang paling canggih, seperti banyaknya pengguna kendaraan bermotor dan berdirinya pabrik-pabrik yang turut menyumbang terhadap pemanasan global. Meski sulit diterima, namun kenyataan bahwa kemajuan teknologi tidak selalu diiringi dengan penanganan lingkungan yang baik harus diterima oleh masyarakat Amerika Serikat.

Al Gore tak hentinya menjelaskan bagaimana akibat dari pemanasan global tak bisa dihindari oleh manusia. Di dalam presentasinya, mantan presiden Amerika Serikat ini menjelaskan bahwa kita ibarat katak yang terperangkap di dalam sebuah teko pemanas yang ditutup. Kita tidak bisa kabur dari bumi sebagai tempat hidup. Hanya bumi lah pilihan kita untuk tinggal dan menyelamatkan bumi dari pemanasan global merupakan satu-satunya jalan jika kita ingin umat manusia berlanjut.

Lalu apa yang bisa lakukan untuk melawan perubahan iklim ini ? Menurut saya tindakan yang harus kita ambil yaitu, membeli peralatan elektronik yang hemat energi, rancang bentuk rumah yang hemat energi yang sesuai dengan lingkungan hidup kita, lakukan daur ulang sampah, gunakan angkutan publik, pilih pemimpin yang peduli terhadap lingkungan, lakukan penanaman pohon dan bergabung dengan organisasi yang melindungi bumi serta banyak hal lain yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan bumi.[]

Penulis adalah mahasiswa Fisip Unsyiah dan artikel ini merupakan tugas Mata Kuliah Politik Lingkungan Global dan Sumber Daya Alam.

read more
Perubahan Iklim

PBB: Skenario Terburuk Iklim Bisa Dihindari

Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan negara-negara dunia masih bisa menghindari konsekuensi serius perubahan iklim. Asalkan, mereka bertindak cepat dan agresif guna memangkas laju percepatan emisi gas rumah kaca.

Berdasarkan laporan, emisi gas rumah kaca menguat cepat antara tahun 2000 dan 2010. Laju penguatan lebih kencang dibanding dalam tiga dekade sebelumnya. Krisis ekonomi global pada 2007 dan 2008 secara temporer mengurangi emisi. Namun, kondisi itu tidak mengubah tren keseluruhan, sebut laporan.

Laporan terbaru PBB menjadi perhatian utama para perancang kebijakan di seluruh dunia. Sebab, laporan berfokus pada berbagai skenario guna memangkas pemanasan global. Dipresentasikan hari Minggu di Berlin, laporan merupakan episode ketiga dalam catatan komprehensif empat bagian yang disusun Panel Antar-Pemerintah PBB tentang Perubahan Iklim (IPCC).

Panel mendesak koordinasi internasional untuk mengatasi tantangan perubahan iklim. Banyak cara bisa dilakukan, misalnya mendirikan institusi penetapan harga karbon, mempromosikan pajak karbon dioksida (CO2), serta menambah investasi untuk energi terbarukan.

Penundaan aksi hanya akan memperdalam risiko dan ongkos yang harus dibayar di kemudian hari. Ottmar Edenhofer, wakil ketua kelompok kerja III IPCC, mengingatkan bahwa mitigasi perubahan iklim tak akan tercapai, jika perusahaan dan pemerintah “memajukan kepentingan mereka secara mandiri.”

Menurut Edenhofer, tindakan bukan berarti “masyarakat dunia mesti mengorbankan pertumbuhan [ekonomi]. … Kebijakan iklim memang bukan makan siang gratis, tetapi makan siang ini layak dibeli.”

Dengan laporan ini, “pembuat kebijakan diberi pelbagai opsi. Mereka bisa memutuskan apapun yang mereka inginkan,” kata Ed Hawkins, ilmuwan iklim di University of Reading, Inggris. Ia merupakan salah satu penulis laporan IPCC sebelumnya.

Pesan kunci dalam laporan terbaru IPCC adalah skenario mengkhawatirkan masih dapat dihindari. “Hanya dengan perubahan besar-besaran dari sisi teknologi dan kelembagaan, kita bisa mencapai peluang lebih baik untuk mencegah pemanasan global melampaui ambang batas,” demikian kesimpulan sementara panel PBB.

Pada 2010, sekitar 200 negara sepakat mengurangi emisi untuk mencegah kenaikan suhu dunia mencapai ambang batas tertentu. Batas kenaikan itu adalah dua derajat Celsius di atas level sebelum era industri.

Untuk sampai ke titik itu, kata IPCC, pada pertengahan abad ini emisi gas rumah kaca mesti bisa dipangkas sebesar 40% sampai 70% dibanding level tahun 2010. Emisi mesti dipangkas hampir nol pada akhir abad.

Bagaimanapun, perubahan skala besar—khususnya yang melibatkan pemerintah serta pelaku industri pembangkit listrik serta transportasi—akan membutuhkan pengeluaran besar. Kenyataan itu sudah menjadi subjek kontroversi dan pertentangan besar di banyak tempat.

Dalam konferensi pers di Berlin, ketua IPCC Rajendra Pachauri menyatakan analisis biaya dan manfaat mitigasi merupakan “pertanyaan yang kompleks.” Namun, ia mengajak semua untuk tak lagi memperhitungkan nilai dolar, jika berkaitan dengan hilangnya nyawa manusia serta rusaknya ekosistem darat dan laut yang dipicu perubahan iklim.

“Kita harus memikirkan kembali tentang apa yang mungkin terjadi, jika kita tidak mengambil tindakan yang diperlukan,” katanya.

Sumber: WSJ Indonesia

read more
Tajuk Lingkungan

Bahaya Pemanasan Global

An Inconvenient Truth adalah sebuah film dokumenter tentang pemanasan global yang dibintangi oleh Al Gore, mantan wakil presiden Amerika Serikat pada era Bill Clinton.

Al Gore kerap bepergian dari kota ke kota untuk membicarakan isu lingkungan. Dalam urusan pemanasan global, Amerika Serikat adalah negara yang ‘kontribusi’-nya paling banyak, tak kurang dari 25% produksi karbondioksida dunia berasal dari Amerika Serikat.

Sementara isu pemanasan global masih saja menjadi polemik, antara lain akibat pemberitaan yang tidak berimbang di media massa serta lobi politis dari pihak-pihak yang tidak pro lingkungan. Al Gore yang juga merangkap sebagai salah satu direktur Apple Corporation dan penasihat Google ini dapat menjelaskan dengan baik bahwa pemanasan global sedang terjadi dan hal tersebut berbahaya bagi masa depan umat manusia.

Gore juga membantah miskonsepsi bahwa belum ada kesepakatan tentang pemanasan global di antara para ilmuwan dengan mengutip penelitian kontroversial Naomi Oreskes pada tahun 2004.

Gore memberi contoh dampak pemanasan global antara lain volume gletser yang berkurang di berbagai tempat di dunia, badai Katrina, rata-rata suhu yang panas yang meningkat di berbagai kota di dunia, bencana kekeringan, penipisan es di Artik, serta luas daratan es yang berkurang jika es di Antartika atau Greenland.

Dalam beberapa kesempatan, Gore juga menceritakan kehidupan pribadinya, bagaimana hal-hal yang terjadi pada kehidupannya membuat beliau menjadi seorang pejuang lingkungan. Pertama kali Gore mengetahui pemanasan global adalah dari Roger Revelle, pengajarnya sewaktu kuliah dan Roger merupakan salah satu orang yang pertama kali mempelajari pemanasan global.

Alasan klasik pemerintah Amerika Serikat dalam menanggapi isu pemanasan global adalah takut mempengaruhi perekonomian negara. Al Gore menanggapi isu ini dengan menggunakan analogi bumi dan emas. Mana yang harus kita pilih jika disuruh untuk memilih: emas atau bumi? Emas tidak berarti jika kita tidak memiliki bumi.

Film dokumenter ini akan terlihat seperti kampanye kepresidenan bagi lawan politik Al Gore, tetapi isu yang disajikannya adalah isu nyata yang telah berulang kali diabaikan oleh lawan-lawan politiknya. Amerika Serikat tidak akan rugi seandainya Al Gore menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya. Untuk ukuran politisi Amerika Serikat, Al Gore termasuk konservatif dalam politik luar negeri, dan lebih mementingkan masalah-masalah yang jauh lebih penting seperti pemanasan global. Sayangnya, Al Gore sudah menyatakan tidak akan ikut pemilihan umum lagi.

Dalam setiap perubahan akan selalu memberikan pengaruh positif dan negatif bagi manusia. Tetapi sayangnya perubahan iklim lebih banyak memberikan pengaruh negatif bagi manusia. Berbagai fenomena-fenomena bencana alam akibat perubahan iklim telah menimbulkan duka tersendiri bagi manusia.

Di Indonesia, meskipun hanya terdapat dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau, tetapi itu cukup untuk memaksa masyarakatnya menderita. Perubahan iklim ekstrim membuat perubahan dalam distribusi curah hujan. Perubahan ini biasanya di hubungkan dengan fenomena El Nino Southern Oscialltion (ENSO) di mana akan terdapat kemarau yang panjang di Indonesia pada tahun-tahun El Nino dan curah hujan tinggi pada tahun-tahun La Nina.

Dampak dari perubahan ini menyebabkan berbagai potensi bencana alam akan sering terjadi. Untuk daerah dengan curah hujan tinggi akan rentan dengan resiko banjir, longsor, peluapan sungai dan penyebaran vektor penyakit. Sedangkan untuk daerah dengan curah hujan rendah akan berpotensi terjadinya kekeringan, gagal panen, kekurangan air bersih dan berbagai permasalahan sosial lainnya. Sayangnya bencana alam ini tidak hanya untuk menghukum para pelaku, tetapi juga berimbas bagi manusia lainnya.

Selain berpotensi bencana alam, dampak lain dari perubahan iklim ini adalah membuat harga pangan melonjak naik, hasil tangkapan laut yang berkurang, rusaknya berbagai infrastruktur dan berkurangnya sumber-sumber air.

Masyarakat sebagai kumpulan komunitas manusia yang merasakan dampak langsung perubahan iklim ini pun dipaksa untuk terus bertahan hidup dalam ancaman. Resiko kekeringan dan curah hujan yang tinggi adalah resiko yang telah menjadi keseharian mereka.[]

Penulis adalah mahasiswa Fisip Unsyiah dan artikel ini merupakan tugas Mata Kuliah Politik Lingkungan Global dan Sumber Daya Alam.

 

read more
Sains

Benarkah Cuaca Buruk, Baik Untuk Iklim?

Cuaca buruk banyak terjadi akhir-akhir ini. Apakah hal ini berkaitan dengan perubahan iklim?

Bahkan di negara seperti Inggris yang terkenal akan perubahan cuaca dengan tingkat hujan dan jumlah angin yang tinggi, orang-orang pun bertanya-tanya apa yang terjadi dengan cuaca saat ini. Beberapa bulan terakhir penduduk negara Inggris dilanda banjir dan badai yang memecahkan semua rekor. Hal ini memicu penerbitan sebuah studi “Perspektif global terhadap badai dan banjir di Inggris” oleh badan meteorologi Inggris, Met Office.

Para penulis studi tersebut menggambarkan rangkaian badai yang terjadi saat musim dingin sebagai sesuatu yang luar biasa, baik dari segi frekuensi maupun durasi. Dalam studi tersebut, mereka menyebut bulan Desember-Januari sebagai masa terbasah di Inggris sejak awal adanya pencatatan cuaca .

Kombinasi antara curah hujan dan badai yang kuat serta gelombang tinggi telah memicu terjadinya banjir di sebagian besar Inggris, serta menjadi penyebab terjadinya kerusakan-kerusakan di pesisir pantai dan menjadi sumber permasalahan besar bagi manusia, ekonomi dan Infrastruktur.

Akibat pemanasan global
Dalam waktu bersamaan Kanada dan Amerika mengalami suatu periode yang tak biasa. Para ahli meteorologi di Inggris menghubungkan kejadian cuaca ekstrim di kedua belah sisi samudra Atlantik tersebut dengan gejolak terus menerus yang terjadi pada arus udara yang bergerak melewati Pasifik dan Amerika Utara. Inilah yang pada gilirannya membuat Met office juga para ilmuwan lain mengaitkan kejadian cuaca ekstrim tersebut dengan curah hujan di Indonesia dan di bagian barat pasifik. Cuaca adalah sebuah fenomena kompleks- sehingga tak heran jika hal ini berkaitan dengan udara dan arus laut di seluruh dunia.

Cuaca dipengaruhi oleh udara dan temperatur, sehingga sangatlah mungkin jika kenaikan suhu bumi ikut bertanggung jawab atas perubahan-perubahan yang terjadi. Para penulis studi tersebut menulis tentang adanya peningkatan jumlah data-data yang membuktikan adanya intensifikasi jumlah curah hujan yang terjadi setiap hari. Mereka berpendapat, hal tersebut sesuai dengan ilmu fisika yang telah kita pelajari bahwa penghangatan suhu bumi bisa menyebabkan kenaikan intensivitas curah hujan.

Laporan Stern
Di sebuah artikel yang dimuat oleh koran Inggris, The Guardian– Nicholas Stern mantan kepala eknomi bank dunia menyatakan cuaca ekstrim merupakan pertanda jelas bahwa kita telah merasakan akibat dari perubahan cuaca. Sejak tahun 2000 Inggris telah mengalami empat dari lima kali musim dingin dengan curah hujan paling tinggi dan tujuh kali tahun terpanas sejak dimulainya pengukuran cuaca.

Stern menulis, Atmosfir yang lebih hangat yang mengandung kelembaban lebih serta kenaikan permukaan laut yang menyebabkan terjadinya badai kuat adalah faktor-faktor yang mempertinggi bahaya banjir di Inggris. Dalam tulisannya, Stern juga menyebutkan rekor gelombang panas di Australia dan Argentina, juga banjir di Brazil dan Taifun Haiyan di Filipina adalah bagian dari pemanasan global yang seharusnya tak boleh dilupakan.

Atas nama pemerintah Inggris, Stern, yang saat ini menjadi profesor di sekolah ekonomi London menulis sebuah laporan tahun 2006 yang disebut dengan “Stern Report“. Laporan tersebut untuk pertama kalinya memuat akibat-akibat dari perubahan cuaca terhadap ekonomi dalam bentuk angka. Sejak saat itu resiko perubahan cuaca menjadi makin besar, tulis Stern. Hal tersebut diakibatkan oleh peningkatan emisi CO2 yang kuat dan juga beberapa akibat perubahan cuaca sperti pengurangan laut es di kutub utara yang terjadi lebih cepat dari yang diramalkan.

Cuaca ekstrim juga telah menginspirasi beberapa politisi untuk menempatkan perubahan cuaca pada daftar prioritas yang lebih tinggi. Presiden Amerika, Barack Obama dan presiden Perancis, Francois Hollande, menuntut agar dalam konferensi perubahan cuaca tahun 2015 yang akan diselenggarakan di Paris bisa dicapai kesepakatan bersama terkait iklim global dan mulai bisa diberlakukan tahun 2020.

Kepala sekertariat PPB untuk iklim, Christiana Figueres dalam sebuah wawancara meyampaikan keprihatinan bahwa peningkatan perhatian yang ada terkait tema iklim merupakan dampak dari meningkatnya bencana dan peristiwa alam.

Sumber: dw.de

read more
Perubahan Iklim

Kriminalitas Semakin Tinggi Akibat Perubahan Iklim

Perubahan iklim ternyata tak hanya membuat makhluk hidup harus beradaptasi. Namun, penelitian terbaru membuktikan bahwa hal ini juga membuat angka kriminalitas makin tinggi.

Seperti yang dilansir Daily Mail (21/2/2014), Matthew Ranson of Abt Associates meyakini bahwa di akhir abad ini perubahan iklim akan menimbulkan masalah kriminalitas yang cukup tinggi. Diperkirakan, akan ada 22 ribu kasus pembunuhan dan 18 ribu kasus perkosaan akibatnya.

Data ini juga didukung oleh beberapa lembaga lain. Kelompok Cendikiawan Cambridge Massachusetts misalnya, juga menyatakan akan ada kerugian sosial sebesar USD 115 miliar di Amerika Serikat saja akibat perubahan iklim.

Faktanya, sejak 2010, makin hangatnya suhu bumi menyebabkan adanya peningkatan kasus kekerasan buruk sebanyak 1,2 juta, kekerasan sebanyak 2,3 juta, perampokan 260 ribu, pencurian 1,3 juta. Parahnya, jumlah kasus tersebut terjadi tiap harinya.

Dari sini ditemukan bahwa pemanasan global akan meningkatkan kasus kriminal sebanyak dua persen untuk pembunuhan dan tiga persen untuk pemerkosaan. Dampak sosialnya, akan terjadi kerugian USD 38 hingga 115 miliar di Amerika Serikat saja.

“Konteksnya, perubahan iklim akan mengubah cara hidup kita dalam banyak hal,” sebut para peneliti.

Sumber: merdeka.com

read more
Perubahan Iklim

Modifikasi Cuaca Bukan Solusi Perubahan Iklim

Pemanasan global, yang dicirikan dengan terus bertambahnya emisi gas rumah kaca, akan meningkatkan curah hujan di bumi rata-rata 7% dibanding masa praindustri. Peningkatan curah hujan ini – bersama dengan korupsi dan salah kelola lingkungan – meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir, erosi dan tanah longsor.

Sejumlah negara – tak terkecuali Indonesia – berupaya mengatasi dan mengurangi dampak pemanasan global ini dengan memodifikasi iklim. Teknik modifikasi ini dikenal dengan istilah “geoengineering”. Penelitian terbaru dari National Center for Atmospheric Research (NCAR) mengungkapkan, modifikasi iklim ternyata berdampak negatif pada lingkungan.

Modifikasi iklim akan mengurangi curah hujan, meningkatkan risiko kekeringan dan kekurangan air di berbagai wilayah di bumi. Menurut NCAR, modifikasi iklim akan menurunkan curah hujan hingga 5-7% di wilayah Amerika Utara, Asia Timur dan wilayah-wilayah lain. Secara rata-rata, modifikasi iklim akan menurunkan curah hujan di bumi hingga 4,5%.

“Modifikasi tidak bisa menjadi solusi (untuk mengatasi krisis iklim),” ujar Simone Tilmes, ilmuwan NCAR yang memimpin penelitian ini. “Curah hujan tidak akan bisa kembali normal seperti pada masa praindustri,” tuturnya.

Ilmuwan memertimbangkan beberapa jenis modifikasi iklim untuk mengurangi dampak pemanasan global dan perubahan iklim. Jenis modifikasi tersebut adalah dengan menangkap CO2 sebelum masuk ke atmosfer serta penyebaran partikel sulfat serta menempatkan kaca di atmosfer untuk memantulkan kembali radiasi matahari ke luar angkasa.

Penelitian ini berfokus pada upaya modifikasi yang kedua yaitu upaya “memayungi” bumi dari radiasi matahari. “Jika Anda tidak menyukai pemanasan global, Anda bisa mengurangi cahaya matahari yang mencapai bumi. Upaya ini akan mendinginkan iklim. Namun jika hal itu Anda lakukan, curah hujan akan menurun dalam jumlah besar. Tak ada solusi yang saling menguntungkan di sini,” tuturnya.

Tim peneliti menyatakan, ada dua alasan penurunan curah hujan jika radiasi matahari dicegah memasuki bumi. Alasan pertama adalah menurunnya proses evaporasi/penguapan air laut. Dalam siklus hujan, sinar matahari menguapkan air laut. Uap air laut ini kemudian memasuki atmosfer membentuk awan hujan. Awan hujan ini kemudian terbawa angin menyebar ke berbagai wilayah.

Alasan kedua berhubungan dengan tanaman. Saat emisi CO2 semakin banyak, tanaman akan menutup sebagian stomata mereka. Stomata adalah celah-celah pada daun yang berfungsi menyerap CO2 dan melepaskannya kembali dalam bentuk O2 melalui proses fotosintesis.

Saat stomata tertutup sebagian, jumlah air yang menguap dari tanaman akan semakin sedikit. Sehingga, saat radiasi berkurang, kapasitas fotosintesis juga akan berkurang, stomata akan semakin tertutup. Alhasil, penguapan air dari tanaman makin berkurang, atmosfer akan semakin dingin dan lahan akan semakin gersang.

Sumber: Hijauku.com

read more
Perubahan Iklim

Tahun 2013, Salah Satu Suhu Terpanas Sejak 1850

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) milik PBB merilis fakta mengenai kondisi perubahan cuaca yang terjadi sepanjang 2013. Tercatat tahun 2013 merupakan tahun terpanas keenam sejak tahun 1850.

Rata-rata suhu permukaan bumi adalah 0,9 derajat fahrenheit atau sekitar 0,5 celcius. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding tahun 1961 sampai 1990.

Selain itu, 2013 juga menjadi tahun terpanas setelah 2005 dan 2010. Sementara, menurut ilmuwan Amerika Serikat 2013 tercatat sebagai tahun terpanas keempat sejak 1880.

Dilansir AFP, WMO di Genewa, Swiss, Rabu (5/2/2014) juga menemukan permukaan air laut rata-rata global mencapai rekor tertinggi baru. Terjadi kenaikan sebesar 3,2 milimeter (0,12 inci) per tahun. Ini dua kali lipat lebih tinggi selama abad ke-20. Sehingga, daerah di sekitar pesisir dianggap sebagai zona rentan.

Tak ayal, sejumlah peristiwa ekstrim melanda sejumlah belahan bumi. Sebut saja Topan Haiyan yang ‘mematikan’ Filipina, kekeringan di Botswana, Nambia dan Angola serta gelombang panas di China Selatan pada Juli-Agustus 2013.

Menurut laporan, beberapa wilayah yang mengalami peningkatan suhu panas antara lain, Australia, Asia Tengah, Ethiopia, Tanzania, Samudera Arktik, kawasan barat daya serta antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.[]

Sumber: detiknews

read more
1 2
Page 1 of 2