close

daun

Ragam

Warga Desa Kembangkan Tanaman Obat Keluarga

Ibu-ibu di desa Lueng Keube Jagat Kabupaten Nagan Raya membuat tanaman obat keluarga (TOGA), sebuah program yang diprakarsai oleh dr. Redha Umrah dan istrinya, Siti Rahmah, yang juga seorang penulis dan peneliti bidang sosial. dr. Redha adalah dokter yang bertugas di Puskesmas setempat sejak beberapa tahun lalu. Tanaman TOGA seperti jahe, kunyit, kencur, sere, seledri dan sebagainya akan ditanam di pekarangan rumah dinas dr. Redha yang bersisian dengan pekarangan Puskesmas dimana ia bertugas sehari-hari.

Agar tanaman TOGA tidak menjadi santapan hewan kambing, maka kebun TOGA akan dipagari. ” Kami sudah menyiapkan polibag, bibit tanaman disediakan warga yang berasal dari mereka sendiri karena banyak ditanam disekitar rumah,” kata Siti Rahmah. Ia berharap TOGA ini nantinya dapat dikembangkan ke rumah warga masing-masing.

Kesulitan yang mereka, Siti Rahmah dan dr. Redha Umrah adalah mencari orang yang mampu melatih warga desa dalam berbagai kegiatan. Tempat mereka tinggal jauh dari pusat kota. ” Padahal ada banyak yang ingin kami lakukan seperti daur ulang sampah, membuat kompos, membuat berbagai masakan dan sebagainya,” ujar siti Rahmah.

Menanam Bibit Kebaikan

Ada yang beda di hari Minggu, (1/12/2013) saat hujan rintik-rintik menemani delapan orang ibu yang sedang duduk melingkar. Delapan  ibu berkumpul di rumah dinas dr Redha Umrah tepatnya di komplek Puskesmas Lueng Keube Jagat, Nagan Raya.  Ini minggu ke empat mereka yang haus pengetahun berkumpul. Kelompok ini diinisiasi oleh Siti Rahmah.

Diawal bulan Desember ini kelompok ini  kedatangan tamu yang sangat istimewa, seorang seniman yang bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dan memberikan motivasi. Namanya Risman A. Rahman, yang memberikan motivasi kepada ibu-ibu bagaimana kelompok yang kecil menjadi sebuah kelompok yang besar. Bagaimana menjalin silaturahmi dengan sesama dan lain sebagainya.

Kelompok ini selalu melakukan kegiatannya setiap hari minggu, dengan belajar memasak bersama, menanam tanaman obat keluarga, diskusi, hingga belajar memodifikasi jilbab. Kelompok ini dibentuk karena keinginan Siti Rahmah “untuk menjadikan kelompok ini sebagai hadiah/kenang-kenangan ketika suaminya tidak lagi bertugas disini”.[]

read more
Sains

Dahsyat, Daun Pohon Mampu Serap 50 Persen Partikel Pencemar

Bernafas kini tidak mudah, begitu banyak polusi udara disekitar kita. Studi WHO baru-baru ini mengungkapkan bahwa polusi udara membunuh manusia lebih banyak dari kombinasi AIDS dan malaria serta penyakit kanker. Tapi syukurnya banyak tempat yang telah menjadi lebih baik walaupun masih banyak tempat lain yang kondisi udaranya buruk (terutama di Timur Tengah dan Asia serta Eropa).

Kita semua tahu bahwa dedaunan merupakan penyaring udara yang baik, tapi kita masih sulit untuk menentukan seberapa banyak polutan yang diserapnya. Sebuah riset terbaru dari Lancaster University, Inggris, mencoba menentukan jumlah polutan yang bisa diserap daun pohon. Temuannya menganggumkan dan menjadi alasan kuat kenapa kita harus terus menanam pohon.

Para ilmuan mulai penelitian dengan mengukur berapa banyak polusi udara yang masuk ke rumah-rumah penduduk di  Lancaster dengan menggunakan alat pendeteksi debu dan menyapu permukaan rumah-rumah tersebut. Kemudian partikel-partikel pencemar tersebut dianalisa, untuk mendapatkan informasi mengenai konsentrasi partikel-partikel tersebut.

Kemudian tim menempatkan sebuah layar pada 30 pohon Birch perak muda di depan empat rumah, termasuk salah satu rumah sebagai kontrol, selama 13 hari.  Penyapu dari delapan rumah menunjukkan bahwa rumah-rumah dengan layar pohon memiliki konsentrasi 52-65% lebih rendah partikel logam. Perbandingan semua data monitoring debu dari dua rumah kontrol asal menunjukkan penurunan 50% di PM1, PM2.5, PM10 dan di rumah dengan pohon-pohon di depan.

Dengan menguji daun Birch perak dengan alat scanning electron microscope, peneliti menemukan bahwa permukaan daun dengan bulu-bulu halus menyerap partikel logam. Juga seperti partikel yang diukur dari dalam rumah, partikel-partikel agaknya merupakan produk hasil pembakaran dan sistem pengereman dari berbagai kendaraan yang lewat.  Hasil pengamatan sebelumnya mengindikasikan korelasi yang kuat  antara jumlah material yang diidentifikasi, dan benzo(a)pyrene, sebuah zat hidrokarbon beracun penyebab kanker yang ditemukan dalam partikle pencemar tersebut.

Jadi, kapan sebaiknya kita mulai menanam pohon ? Tidak ada waktu yang pasti ditunjukan dalam studi ini namun menanam pohon kapanpun sepertinya tidak pernah rugi.

Sumber: treehugger.com

read more