close

panas

Energi

Penemuan Baru yang Memanfaatkan Limbah Panas

Hampir dua pertiga dari energi yang digunakan berubah menjadi limbah panas yang terbuang begitu saja. Namun sekarang para ilmuwan Northwestern University telah menemukan cara mengkonversi limbah panas listrik menjadi sesuatu yang berguna. Materi yang luar biasa ini dapat dimanfaatkan dalam perangkat solid-state  thermoelectric dalam berbagai industri, dengan penghematan energi yang berpotensi besar.

Sebuah tim interdisiplin yang dipimpin oleh ahli kimia anorganik Mercouri G. Kanatzidis menemukan bentuk kristal dari senyawa kimia timah selenide menghantarkan panas begitu buruk melalui struktur kisi sementara bahan thermoelectric ini dikenal yang paling efisien. Tidak seperti kebanyakan bahan termoelektrik, timah selenide memiliki struktur sederhana seperti dari akordeon yang memberikan sifat kunci yang luar biasa.

Efisiensi konversi limbah panas dalam thermoelectrics tercermin dari sosok yang disebut ZT. Tin selenide memperlihatkan ZT 2,6, dilaporkan sampai saat ini di sekitar 650 derajat Celcius . Konduktivitas termal material yang sangat rendah meningkatkan ZT ke tingkat tinggi ini sementara masih mempertahankan konduktivitas listrik yang baik.

ZT metrik merupakan rasio konduktivitas listrik dan listrik thermoelectric dalam pembilang ( yang harus tinggi ) dan konduktivitas termal dalam penyebut ( yang perlu rendah).

Potensi aplikasi untuk suhu tinggi bahan termoelektrik termasuk industri otomotif (sejumlah besar energi potensial bensin yang keluar dari knalpot kendaraan), industri manufaktur berat (seperti kaca dan pembuatan batu bata, kilang, batu bara dan pembangkit listrik-gas ) dan tempat-tempat di mana mesin pembakaran besar beroperasi secara terus menerus (seperti dalam kapal-kapal besar dan kapal tanker).

“Anda tidak perlu mengubah banyak energi yang terbuang di dunia menjadi energi yang berguna untuk membuat bahan yang sangat menarik. Kami membutuhkan portofolio solusi untuk masalah energi dan bahan termoelektrik ini dapat memainkan peran penting,” kata Vinayak Dravid P. , seorang peneliti senior di tim.

Rincian selenide timah, bahan kristal paling konduktif termal di dunia, diterbitkan 17 April 2014 oleh jurnal Nature.

Penemuan ini terjadi kurang dari dua tahun setelah kelompok riset yang sama memecahkan rekor dunia dengan bahan lain termoelektrik mereka dikembangkan di laboratorium dengan ZT 2,2.

” Ketidakefisienan bahan termoelektrik saat ini telah membatasi penggunaan mereka,” kata Kanatzidis, Profesor Kimia di Northwestern. ” Kami berharap sistem selenide timah diimplementasikan dalam perangkat thermoelectric untuk menjadi lebih efisien daripada sistem lain dalam mengkonversi limbah panas listrik yang berguna . “[]

Sumber: enn.com

read more
Perubahan Iklim

Kriminalitas Semakin Tinggi Akibat Perubahan Iklim

Perubahan iklim ternyata tak hanya membuat makhluk hidup harus beradaptasi. Namun, penelitian terbaru membuktikan bahwa hal ini juga membuat angka kriminalitas makin tinggi.

Seperti yang dilansir Daily Mail (21/2/2014), Matthew Ranson of Abt Associates meyakini bahwa di akhir abad ini perubahan iklim akan menimbulkan masalah kriminalitas yang cukup tinggi. Diperkirakan, akan ada 22 ribu kasus pembunuhan dan 18 ribu kasus perkosaan akibatnya.

Data ini juga didukung oleh beberapa lembaga lain. Kelompok Cendikiawan Cambridge Massachusetts misalnya, juga menyatakan akan ada kerugian sosial sebesar USD 115 miliar di Amerika Serikat saja akibat perubahan iklim.

Faktanya, sejak 2010, makin hangatnya suhu bumi menyebabkan adanya peningkatan kasus kekerasan buruk sebanyak 1,2 juta, kekerasan sebanyak 2,3 juta, perampokan 260 ribu, pencurian 1,3 juta. Parahnya, jumlah kasus tersebut terjadi tiap harinya.

Dari sini ditemukan bahwa pemanasan global akan meningkatkan kasus kriminal sebanyak dua persen untuk pembunuhan dan tiga persen untuk pemerkosaan. Dampak sosialnya, akan terjadi kerugian USD 38 hingga 115 miliar di Amerika Serikat saja.

“Konteksnya, perubahan iklim akan mengubah cara hidup kita dalam banyak hal,” sebut para peneliti.

Sumber: merdeka.com

read more
Perubahan Iklim

Mari Menyesuaikan Diri dengan Perubahan Iklim

Costa Rica mulai mengambil langkah kongkrit untuk menjaga kelestarian alam. Penyebabnya, seperti di banyak bagian lain bumi, dampak perubahan iklim mulai terasa di negara itu.

Pada malam hari di pesisir Samudra Pasifik di selatan Costa Rica, penyu bertelur dengan dijaga polisi, yang secara khusus ditugasi melindungi keragaman hayati. Saat penyu kembali ke laut, polisi mengamankan telurnya. “Penyu membuat sarang, tapi ada ancaman bahaya, sarang bisa tersapu ombak. Karena itu kami mengambilnya dan membawa ke tempat penetasan buatan.” Begitu dikatakan Oswaldo Rodriguez, kepala polisi daerah Garabito.

Perlindungan Keragaman Hayati
Inisiatif pemerintah lokal itu, dipandang sebagai sebuah model masa depan bagi perlindungan keragaman hayati di Costa Rica. Pasalnya, lingkungan terus berubah, kadang amat cepat. Di kawasan dekat sebuah panti misalnya, dalam tiga bulan terakhir beberapa meter pesisir lenyap, karena sebuah sungai besar mengubah jalurnya.

Michael Schlönvoigt, dari badan kerjasama internasional Jerman (GIZ), menjelaskan, “Di satu sisi, ini dampak perubahan iklim. Curah hujan meningkat. Tapi di sisi lain, ini juga efek aktivitas manusia. Lihat saja, banyak potongan pohon terbawa aliran sungai. Pembalakan hutan di dataran tinggi, memicu naiknya kecepatan arus sungai. Dan saat hujan lebat, semua tersapu banjir.”

Meramalkan perubahan lingkungan, itu tugas utama Michael Schlönvoigt sebagai konsultan politik. Di ibukota San José, ia memberi konsultasi kepada pejabat Costa Rica. Ia membuat pedoman acuan bagi kawasan suaka alam, dengan memperhatikan aspek perubahan iklim.

Schlönvoigt memaparkan, “Di negeri ini, akibat kurangnya analisa biologis, kami menemukan, bahwa beberapa kawasan suaka terlalu kecil, untuk dapat beradaptasi pada dampak iklim.” Agar keragaman hayati terjaga, sejumlah kawasan suaka akan digabung. Akan dibahas juga, di mana batasan baru, dan bagimana perlindungan diterapkan.

Memberlakukan Peraturan Ketat
Terumbu karang di taman nasional Marino Ballena adalah salah satu kekayaan alam di Costa Rica. Penyelaman yang dilakukan pakar biologi kelautan, menunjukkan kualitasnya masih terjaga. Pakar biologi laut Rodrigo Villate mengatakan, “Lokasinya bagus. Terumbu karangnya masih utuh dan sangat bagus. Koral permukaannya bagus dan sempurna, dan di sana banyak ikan.”

Salah satu penyebabnya kelestarian adalah aturan ketat di taman nasional. Berenang dan menonton diperbolehkan, tapi menyentuh koral dilarang keras. Taman Nasional Marino Ballena merupakan contoh bagus bagi partisipasi aktif warga dalam perlindungan alam. Tapi dua dekade lalu, warga menggelar aksi protes, menentang pendirian taman nasional.

Juan Luis Sánchez adalah pengurus Marino Ballena National Park. Ia memaparkan, “Tahun 1994 sebuah pos pengamat dibakar, gara-gara konflik kepentingan. Pelakunya tidak diketahui. Tapi sekarang, nelayan pemrotes dari tahun 90-an, bekerja sebagai pemandu wisata.” Dengan menjadi pemandu wisata pendapatan mereka naik tiga kali lipat dibanding dari mencari ikan. Di samping itu, kini kawasan hutan bakau dan keragaman hayati kawasan taman nasional benar-benar terjaga kelestariannya.

Sumber: dw.de

read more