close

salju

Energi

Cara Unik Hemat Energi, Pasang Tenda Dalam Kamar

Berkemah di musim dingin, tapi di dalam ruangan, apa mungkin? Ini saatnya menerapkan cara-cara sederhana menghemat pengeluaran dari tagihan pemanas selama musim dingin: menempatkan pada beberapa tenda kemping, meringkuk di bawah selimut tebal dalam kamar !

Di Korea Selatan selama musim dingin lalu, dengan penutupan enam dari 23 reaktor nuklir menyebabkan membengkaknya biaya untuk pemanas ruangan. Masyarakat Korea tidak hanya memakai sweater mereka selama musim dingin untuk menghemat uang, tetapi mereka juga mendirikan tenda – di dalam rumah mereka.

Menurut Business Insider, “pemadaman besar dan lonjakan biaya energi” dari penutupan reaktor tertutup membuat meningkatnya penjualan ritel penghangat kaki, bantalan pemanas dan panel selama bulan-bulan musim dingin, di samping jutaan rancangan khusus “tenda dalam ruangan.”

Seperti ditayangkan televisi lokal, keluarga Lee mengatakan bahwa tagihan pemanas mereka bisa dihemat setengah berkat penggunaan tenda, yang memiliki suhu interior yang nyaman 26 derajat Celcius (79 Fahrenheit). Sementara di luar tenda, di dalam kamar relatif dingin dengan 18 derajat Celcius (64,4 Fahrenheit), dan suhu luar ruangan di Seoul, misalnya, bisa turun puluhan derajat di bawahnya. Banyak orang memasang tenda dalam kamarnya dan memasangnya tepat di sebelah tempat tidur.

Ini adalah solusi unik untuk cuaca dingin yang membeku. Bagaimana menghemat biaya pemanasan tanpa membeku dan menjalankan kehidupan di dingin dengan aksi berkemah.  []

Sumber: treehugger.com

 

read more
Perubahan Iklim

Salju di Puncak Kilimanjaro Ditaksir Habis 2030

Gletser di Gunung Kilimanjaro yang telah berusia sekitar 10.000 tahun diprediksi akan habis pada tahun 2030.

“Seluruh bidang es, yang memegang sebagian besar sisa es glasial Kilimanjaro, mengalami penyusutan lebih dari 140 juta kaki kubik (4 juta meter kubik) es dalam 13 tahun terakhir,” kata Pascal Sirguey, seorang ilmuwan penelitian di University of Otago di New Zealand. Bidang itu berbentuk kubus berukuran sekitar 520 kaki (158 meter) di setiap sisi.

Hilangnya volume ini sekitar 29 persen terjadi sejak tahun 2000, sedangkan total luas permukaan yang hilang adalah 32 persen, kata Sirguey. Tahun lalu, padang es terbelah dua, memunculkan lava kuno yang mungkin tidak pernah melihat matahari selama ribuan tahun.

Credner Glacier, yang mungkin mendapatkan lebih banyak sinar matahari di titik barat lautnya, menyumbang hampir setengah (43 persen) dari kehilangan es dalam kurun waktu dekade terakhir, menurut temuan peneliti.

Jika gletser utara Kilimanjaro yang terus menyusut seperti dalam 12 tahun terakhir, Credner benar-benar akan hilang pada tahun 2030, kata Sirguey. Sisa es akan bertahan 30 tahun lagi dari sekarang, tambahnya. Sekitar 700 juta kaki kubik (20 juta meter kubik) es tersisa di gletser utara, 71 persennya terdapat di Drygalski dan Great Penck Glaciers.

Sirguey dan rekannya melacak perubahan yang sedang berlangsung di Kilimanjaro, gunung tertinggi di Afrika, dengan model elevasi digital rinci dikembangkan dari satelit GeoEye-1.

Tim peneliti juga berencana untuk menggunakan model ini untuk lebih memahami alasan es menyusut.

Sumber: Live Science

read more