close

tm zulfikar

Kebijakan Lingkungan

Aktivis: Pilihlah Pemimpin yang Punya Visi Lingkungan

Saat ini lingkungan hidup di Aceh masih buruk, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kerusakan dan pencemaran lingkungan masih kerap terjadi. Begitu pula jumlah sengketa dan kasus-kasus lingkungan hidup yang terjadi di Aceh juga masih cukup banyak terjadi.

Kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup telah memberikan kontribusi bencana lingkungan hidup di Aceh yang setiap tahun cenderung meningkat. “Setiap tahun, kita selalu berhadapan dengan bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, angin puting-beliung, dan juga konflik antara satwa liar dengan manusia” kata aktivis lingkungan Aceh T.M Zulfikar, yang juga Mantan Direktur Eksekutif WALHI Aceh dan sekarang Koordinator Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) Aceh, Selasa (12/03/2019)

Di tengah ancaman percepatan perubahan iklim dan krisis ekologis tersebut, kita membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki visi dan misi untuk menciptakan perbaikan lingkungan. Karena beberapa saat lagi kita akan melaksanakan pemilihan umum Presiden/Wakil Presiden dan anggota legislatif maka yang akan dipilih menjadi Presiden dan anggota dewan di setiap tingkatan sudah seharusnya mereka yang memiliki visi dan komitmen yang jelas terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup.

Untuk itu, perlu ditegaskan betapa pentingnya menghadirkan pemimpin yang bersih, adil dan peduli terhadap kesejahteraan rakyat dan lingkungan hidup.

Di samping itu politik berbiaya besar sudah seharusnya bisa diubah dengan kerja keras dan sistem verifikasi pendanaan yang jelas.

Rakyat sangat berhak mengetahui asal muasal dana yang digunakan, karena banyak calon atau anggota legislatif yang menggunakan jabatannya untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai cara yang tidak baik, serta bantuan perusahaan yang ingin meraup keuntungan yang lebih banyak.

Jadi biasanya mereka berdalih melakukan pembangunan dan perubahan di suatu kawasan tertentu, tapi ujung-ujungnya untuk kepentingan kelompoknya dan partainya tanpa mempedulikan dampak dari kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkan.

Karena itu, masyarakat berhak untuk tidak memilih calon presiden maupun calon anggota legislatif yang tidak memiliki kepedulian sedikitpun kepada upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan hidup.

Pertumbuhan ekonomi dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan. Tidak perlu ada ketakutan bahwa pertumbuhan ekonomi akan terganggu jika kita mendukung pelestarian lingkungan.

Makanya pemilu Presiden dan legislatif nanti diharapkan mampu menjadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran publik bahwa kita sedang dan akan mempertaruhkan masa depan anak cucu kita kepada pemimpin yang akan terpilih pada pemilu yang akan berlangsung pada tanggal 17 April 2019 nanti.

Pilihlah Capres dan para caleg yang berkualitas dan tidak terlibat pada tindakan perusakan lingkungan serta peduli dan ikutserta pada berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup.

Diharapkan orang-orang yang menjadi wakil rakyat dan pemimpin seharusnya memberikan contoh tidak melakukan tindakan yang merusak lingkungan. Selain itu juga tidak melakukan tindakan yang menghalalkan segala cara untuk memenangi pertarungan politik dalam pesta demokrasi rakyat lima tahunan tersebut nantinya. (rel)

read more
Sains

Mitigasi Bisa Perkuat Pengurangan Risiko Bencana Aceh

Banda Aceh – Mitigasi bencana perlu ditanamkan sejak dini kepada masyarakat sejak usia sekolah. Hal ini penting karena Aceh merupakan Provinsi yang rawan terjadinya bencana. Bahkan sudah sepatutnya mitigasi bencana masuk ke dalam kurikulum pendidikan. Selain itu perlu selalu dipraktekkan misalnya melalui simulasi bencana, seperti gempa bumi dan banjir yang paling sering terjadi selama ini.

Wakil Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Aceh, TM Zulfikar dalam siaran persnya, Sabtu (1/12/2018) mengatakan bahwa tidak semua bencana itu membunuh. Gempa bumi misalnya, justru korban tewas karena tertimpa bangunan-bangunan yang roboh, ujarnya.

Di beberapa Negara misalnya saja di Jepang, sering terjadi bencana alam, kerap diguncang bencana gempa bumi yang besar. Namun, korban jiwa bisa diminimalisir dengan mitigasi. Oleh karena itu berbagai upaya terkait Pengurangan risiko bencana (PRB) perlu terus dilakukan.

Pengurangan risiko bencana adalah konsep dan praktek mengurangi risiko bencana melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan mengurangi faktor-faktor penyebab bencana. Mengurangi paparan terhadap bahaya, mengurangi kerentanan manusia dan properti, manajemen yang tepat terhadap pengelolaan lahan dan lingkungan, dan meningkatkan kesiapan terhadap dampak bencana merupakan contoh pengurangan risiko bencana.

Pengurangan risiko bencana meliputi disiplin seperti manajemen bencana, mitigasi bencana dan kesiapsiagaan bencana, tetapi PRB juga merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan. Agar kegiatan pembangunan dapat berkelanjutan mereka juga harus mengurangi risiko bencana.

Semua elemen masyarakat perlu bekerja lebih keras dalam menyebarkan kepedulian dan mengembangkan semangat bersama agar masyarakat memiliki kesadaran, wawasan dan kemampuan di bidang kebencanaan. (rel)

read more