close

training

Green Style

Forum Jurnalis Lingkungan Aceh Adakan TOT Citizen Journalism

Banda Aceh- Sebanyak 15 jurnalis berbagai media yang tergabung dalam Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh mengikuti Training of Trainer (TOT) bertemakan Citizen Journalism dengan pemateri dari Society of Indonesian Environment Journalist (SIEJ) di Banda Aceh. ToT dilaksanakan selama lima hari, dimulai hari Selasa (26/3/2019).

Citizen journalism atau jurnalisme warga, merupakan fenomena di dunia jurnalisme ketika teknologi informasi berkembang pesat dan perkembangannya melampaui perkiraan para praktisi komunikasi maupun jurnalis media arus utama.

Sejumlah media arus utama di Indonesia menarik banyak manfaat dari citizen journalism karena mendapatkan berita gratis. Media arus utama menerjemahkan citizen journalism ke dalam bahasa Indonesia menjadi jurnalisme warga.

Menurut Harry Surjadi saat sesi diskusi bersama peserta, citizen journalism adalah sebuah gerakan. “ Karena kalau gerakan itu dari sudut pandang citizen journalism nya, apa untung buat mereka? Kenapa membuat citizen journalism ini? Itu menjadi pertimbangan ketika saya membuat citizen jurnalism. Ketika kita menggunakan kata gerakan, artinya tidak memikirkan dampak sosialnya seperti apa. Maka dari itu saya menyebutnya gerakan,” jelasnya.

Jurnalis bisa mendapatkan informasi dari citizen journalism yang berada di pelosok daerah tidak terjangkau oleh jurnalis itu sendiri.

Salah seorang peserta TOT, Nova Misdayanti mengatakan manfaat mengikuti TOT bisa meningkatkan kepercayaan diri sebagai trainer agar berani berbicara di depan publik dan lebih mengetahui apa itu jurnalisme warga sebenarnya.

Karena bagi Nova seorang trainer tidak hanya menguasai materi tapi juga bisa menyampaikan informasi kepada audiens atau peserta. “Jadi informasi yang kita sampaikan bisa diserap oleh warga dengan cara-cara yang sederhana, atau dengan cara mentransfer ilmu kita dengan lebih dekat dengan permasalahan di warga,” ujarnya.

Selama dua hari mengikuti TOT Nova sudah lebih mengetahui apa itu citizen jurnalism. “Yang saya tahu soal citizen jurnalism itu hanya laporan warga sekedar informasi, ternyata tidak hanya itu tapi ada poin-poin dasar informasi seperti apa yang harus mereka sampaikan, dan layak apa tidak untuk diberitakan,”ungkap Nova.

“Nanti kita akan menjadi pemateri atau trainer untuk memberikan pelatihan bagi warga agar menjadi citizen jurnalism. Agar mereka dapat meramu informasi supaya menjadi produk citizen jurnalism. Seperti di daerah-daerah khusus yang memang betul-betul harus diangkat permasalahan lingkungannya,” ungkapnya.

Pelatihan ini didukung oleh lembaga USAID Lestari bekerjasama dengan FJL Aceh. Kegiatan bertujuan agar para jurnalis bisa menjadi trainer citizen journalism sehingga dapat mempraktikkan dan menyampaikan apa yang mereka pelajari dari TOT ini.[fat]

read more
Ragam

UGM Adakan Training Tata Kelola Industri Pertambangan

Jurusan Politik dan Pemerintahan (JPP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada akan menyelenggarakan Pelatihan Tata Kelola Pemerintahan di Industri Ekstraktif se-Asia Pasifik pada tanggal 28 April – 10 Mei 2014. Pelatihan dengan tajuk “Improving the Governance of Extractive Industries in Asia Pacific Region” ini ditujukan bagi  aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pemerintah, perusahaan, lembaga think tank dan media. Pelatihan ini merupakan penyelenggaraan kedua setelah yang pertama diadakan September 2013 lalu.

Melalui pelatihan ini, para peserta yang berasal dari kawasan Asia Pasifik ini diharapkan dapat memahami tata kelola industri ekstraktif secara konseptual dan praktik, khususnya pada isu-isu dampak sosial dan lingkungan, sistem kontrak dan rejim fiskal, manajemen penerimaan (revenue management), pelembagaan skema Extractive  Industries Transparency Initiatives (EITI) dan koalisi untuk reformasi. Selain diskusi di dalam kelas, pelatihan ini juga menyelenggarakan serangkaian diskusi panel dan studi lapangan.

Kegiatan ini sendiri merupakan rangkaian program kegiatan dari Asia Pacific (ASPAC) Knowledge Hub on Better Extractive Industries Governance yang dikelola oleh JPP UGM dengan dukungan oleh Revenue Watch Institute (RWI), yang berbasis di New York, serta didanai oleh United States Agency International Development (USAID). Asia Pacific (ASPAC) Knowledge Hub dikembangkan sebagai simpul pengetahuan atau think tank berbasis universitas untuk mendorong efektivitas advokasi kebijakan dalam rangka mendorong tata kelola pemerintahan di sektor industri ekstraktif yang transparan dan akuntabel di kawasan Asia Pasifik. Asia Pacific Knowledge hub merupakan Knowledge Hub yang ke-5 di dunia yang dikembangkan oleh Revenue Watch Institute selain: Anglophone-Africa, Francophone-Africa, Eurasia, dan Amerika Latin.

Program akan menyediakan beasiswa bagi peserta pelatihan perwakilan LSM yang berasal dari Myanmar, Vietnam, Kamboja, Filipina, Timor Leste, Malaysia dan Indonesia. Aplikasi pelamar beasiswa training paling lambat 27 Februari 2014. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi; ASPAC HUB melalui email: aspachub.polgov@gmail.com.[]

Sumber: fisipol.ugm

read more
Ragam

Ayo Ikut Workshop Jurnalistik Kehutanan Asia Tenggara

The Center for International Forestry Research ( CIFOR ), sebuah lembaga penelitian kehutanan global terkemuka membuka kesempatan bagi jurnalis yang berada dalam karir menengah di Asia Tenggara untuk mengikuti lokakarya bertemakan  ” Peliputan Hutan di Asia Tenggara “. Lokakarya memberikan kesempatan langka bagi wartawan untuk mempelajari secara mendalam ilmu kehutanan melalui pengalaman dari lapangan hingga ke meja perundingan.

Lokakarya akan diadakan di kantor pusat CIFOR HQ Bogor, dari 30 April – 4 Mei Januari 2014 dan kemudian peserta akan mengikuti “Forest Asia Summit” selama dua hari (5 – 6 Mei 2014). Program ini akan memberikan kesempatan wartawan untuk melakukan wawancara face to face dengan ilmuwan terkemuka, pembuat kebijakan dan komunikator sains untuk mengeksplorasi dan memahami berbagai isu yang mempengaruhi hutan dan orang-orang di Asia Tenggara seperti hutan pantai, ketahanan pangan, pembalakan liar, perdagangan kayu, mata pencaharian dan perubahan iklim .

Jika anda seorang jurnalis dan ingin mendaftar, silahkan mengisi biodata lengkap disini.

Program ini juga akan mencakup seminar tentang bagaimana kisah manusia dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, membuat laporan tentang sain yang dipolitisai, memahami makalah penelitian, tren media sosial masa depan dan memahami statistik.

Peserta akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang metode penelitian ilmu kehutanan, mengolah sumber daya ilmiah dan mempertajam keterampilan pelaporan mereka melalui metode pengajaran yang inovatif dan kunjungan lapangan. Peserta diharapkan setelah kembali ke tempat masing-masing membawa puluhan ide cerita yang bisa dituliskan.

Jurnalis yang ingin kegiatan ini harus mendapat dukungan dari organisasi media tempat mereka bekerja, dengan gagasan bahwa laporan yang mereka hasilkan dari pertemuan akan diterbitkan di media masing-masing.

Kepada peserta akan diberikan akomodasi, biaya transportasi, makanan, biaya kuliah dan dukungan perjalanan.

Jurnalis yang bisa ikut lokakarya ini adalah jurnalis yang bekerja di media cetak, radio, TV atau media online dengan minimal 2 tahun pengalaman kerja, tinggal di salah satu negara anggota ASEAN dan tertarik pada masalah hutan.

Berminat? Kirim segera aplikasi ke Michelle Kovacevic di m.kovacevic@cgiar.org dengan deadline, Senin 3 Maret 2014.[]

Sumber: cifor.org

read more