close

07/11/2013

Ragam

Ini 10 Tempat Paling Tercemar di Dunia

Kota-kota industri terpencil, pusat-pusat pengolahan limbah elektronik dan lokasi bencana nuklir terkenal sebagai tempat paling tercemar tahun 2013 , menurut daftar baru dari lembaga nirlaba Blacksmith Institute yang berbasis di New York.

Lokasi-lokasi paling beracun masuk peringkat, termasuk Chernobyl, Ukraina, yang masih menderita akibat krisis radioaktif tahun 1986 , delta Sungai Niger di Nigeria, di mana setiap tahunnya 240.000 barel minyak mentah tumpah ke dalamnya dan Hazaribagh , Bangladesh di mana zat karsinogen mencemari pasokan air yang berasal dari 200 industri penyamakan kulit.

” Dalam laporan tahun ini, kami mengutip beberapa tempat paling tercemar.  Tetapi penting untuk diketahui bahwa masalah sebenarnya jauh lebih besar dari 10 lokasi ini, ” kata Presiden Blacksmith Institute Richard Fuller, dalam sebuah kesempatan. ” Kami memperkirakan bahwa kesehatan lebih dari 200 juta orang beresiko terkena polusi di negara berkembang . ”

Menurut laporan itu, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperkirakan bahwa 23 persen kematian di negara berkembang dapat dikaitkan dengan faktor lingkungan seperti polusi. Selain kanker, paparan bahan kimia beracun dapat menyebabkan keracunan akut dan kronis, gangguan kognitif, kerusakan organ dan gangguan pernapasan. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap dampak tersebut, kata laporan itu menambahkan.

Para peneliti mengatakan 10 situs yang dipilih berdasarkan tingkat keparahan risiko kesehatan yang ditimbulkan dan diprioritaskan dari berbagai jenis ancaman polusi di seluruh dunia.

Berikut adalah 10 situs yang terdaftar dalam laporan, sesuai urutan abjad:

1. Agbogbloshie , Ghana : Tempat pembuangan sampah ini di ibukota Ghana, Accra adalah area pemrosesan limbah elektronik terbesar kedua di Afrika Barat. Ketika seleubung kabel elektronik seperti microwave dan komputer dibakar untuk mengambil tembaga di dalamnya, partikulat logam muncul dalam asap dan tertinggal dalam tanah. Diperkirakan 40.000 orang yang terkena ancaman polusi ini.

Chernobyl, Ukraine | Foto: Blacksmith Institute

2. Chernobyl , Ukraina : Bencana nuklir terburuk di dunia di Chernobyl pada tahun 1986 mengeluarkan radiasi 100 kali lebih banyak daripada bom atom yang dijatuhkan di atas Hiroshima dan Nagasaki. Lesi kulit , penyakit pernapasan, infertilitas dan lahir cacat menimpa orang yang tinggal di daerah yang terkontaminasi di Belarus, Rusia dan Ukraina selama bertahun-tahun dan 4.000 kasus kanker tiroid dikaitkan dengan radiasi ini. Polusi dari Chernobyl diperkirakan telah mempengaruhi sekitar 10 juta orang.

3. Sungai Citarum , Indonesia : Lebih dari 500.000 orang terkena dampak langsung dan sekitar 5 juta orang secara tidak langsung oleh polusi kimia di Wilayah Sungai Citarum di Jawa Barat. Lead, aluminium, konsentrat mangan dan besi di sungai beberapa kali lebih tinggi dari rata-rata dunia karena polusi dari industri dan limbah domestik.

Dzershinsk, Russia | Foto: Blacksmith Institute

4. Dzershinsk , Rusia : Sebuah lokasi utama manufaktur kimia di Rusia, Dzershinsk memiliki tingkat polutan yang sangat tinggi seperti dioxin dan fenol dalam air tanah. Warga menderita penyakit kanker mata, paru-paru dan ginjal dan harapan hidup di kota ini hanya 47 tahun untuk perempuan dan 42 tahun untuk laki-laki hanya.

Hazaribagh, Bangladesh | Foto: Blacksmith Institute

5. Hazaribagh , Bangladesh : Industri penyamakan kulit yang menggunakan model lama, metode pengolahan usang dan tidak efisien untuk membuat kulit, menghasilkan 22.000 liter kubik limbah beracun setiap hari ke sungai utama kota, berdampak lebih dari 160.000 orang . Limbah ini termasuk zat kimia penyebab kanker, kromium heksavalen.

Kabwe, Zimbabwe | Foto : Blacksmith Institute

6. Kabwe , Zambia : Puluhan penambangan timah yang tidak teratur di kota ini Afrika telah menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi penduduk Kabwe , di mana lebih dari 300.000 orang diperkirakan akan menerima dampak polusi. Pada tahun 2006 , tingkat timbal dalam darah anak-anak di Kabwe, lima sampai 10 kali lipat lebih tinggi dari yang diperbolehkan.

7. Kalimantan , Indonesia : Kalimantan dan daerah sekitarnya telah terkontaminasi dengan merkuri karena penambangan emas skala kecil, berdampak beberapa 225.000 orang. Penambangan menggunakan merkuri dalam proses ekstraksi emas, menghasilkan emisi merkuri selama penggabungan dan proses peleburan.

Matanza Riachuelo, Argentina | Foto: Yanina Budkin / World Bank

8. Matanza Riachuelo , Argentina : Lebih dari 15.000 industri membuang limbah ke Sungai Matanza yang melewati Buenos Aires dan bermuara di Rio de la Plata. Kontaminan termasuk seng, timah, tembaga, nikel dan krom total (istilah yang mencakup dua bentuk kromium), membuat sumber air minum sekitar DAS Matanza – Riachuelo tidak aman, mengancam lebih dari 20.000 orang yang tinggal di daerah ini.

Niger River Delta, Nigeria | Foto: Terry Whalebone

9. Sungai Niger Delta, Nigeria : Tidak diketahui secara pasti berapa orang yang dipengaruhi oleh industri minyak dibagian padat Afrika, di mana hampir 7.000 insiden melibatkan tumpahan minyak antara tahun 1976 dan 2001. Laporan itu mengatakan bahwa sekitar 2 juta barel minyak yang diekstraksi dari delta setiap hari tahun lalu.

Norilsk, Russia | Foto: Stanislav Lvovsky

10. Norilsk , Rusia : Norilsk adalah kota industri di Siberia Rusia di mana setiap tahun hampir 500 ton masing-masing tembaga dan nikel oksida dan 2 juta ton sulfur dioksida yang dilepaskan ke udara. Harapan hidup bagi pekerja pabrik di Norilsk adalah 10 tahun di bawah rata-rata daerah Rusia lain.

Sumber: livescience.com

read more
Sains

Ikan Hiu ternyata Buta Warna

Spesies ikan hiu sapi dan hiu harimau ternyata tidak mampu membedakan warna. Mereka hanya mampu melihat hitam dan putih. Hal tersebut terungkap dalam studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Western Australia dan Universitas Queensland.

Studi tersebut mendukung statistik dari International Shark Attack File (ISAF) yang menunjukkan bahwa kebanyakan serangan ikan hiu terjadi pada penyelam atau peselancar yang mengenakkan pakaian untuk air yang berwarna hitam.

Penelitian tersebut dilakukan dengan memeriksa mata 17 spesies ikan hiu termasuk, hiu sapi, hiu harimau, hiu karang dan hiu Port Jackson.

Mereka menemukan bahwa retina mata mereka hanya memiliki satu kerucut (cone atau detektor cahaya) yang hanya dapat mendeteksi terang atau gelap. Hal tersebut berarti satu buah apel yang berwarna merah hanya sesuatu yang bercorak gelap bagi mereka.

Sebaliknya manusia memiliki tiga kerucut untuk membedakan warna, merah, hijau dan biru.

eperti yang dilansir oleh Telegraph (18/01/11), pemimpin penelitian Profesor Nathan Hart, mengatakan bahwa penglihatan ikan hiu bisa dibandingkan dengan menonton televisi hitam putih.

“Apabila ikan hiu kurang dalam penglihatan warna, hal tersebut berarti bahwa kekontrasan terang lebih penting untuk mendeteksi dan mengidentifikasi obyek-obyek,” tuturnya. “Kita boleh menggunakan informasi ini untuk membantu mendesain kapal selancar kecil dan pakaian renang yang kurang menarik perhatian atau lebih memuakkan bagi ikan hiu untuk mengurangi serangan terhadap orang-orang.

“Kita juga boleh menggunakannya untuk mendesain umpan pancingan panjang yang kurang menarik bagi ikan hiu dan mengurangi jumlah ikan hiu yang mati karena tertangkap pancingan setiap tahun.” Profesor Hart mengatakan bahwa lebih banyak penelitian diperlukan untuk menentukan pola mana yang berfungsi paling baik untuk mengelakkan ikan hiu.

“Langkah selanjutnya ialah melihat pada perilaku,” katanya.

Walaupun kebanyakan ikan bertulang (bony fish, Osteichthyes) memiliki beberapa penglihatan warna, ikan paus, lumba-lumba dan anjing laut diyakini juga hanya memiliki satu kerucut.

Penelitian baru itu mengejutkan karena ikan hiu merupakan salah satu pemburu yang paling hebat di dunia. Hingga saat ini, para ahli meyakini bahwa kesuksesan evolusioner ikan hiu berada pada sistem sensor yang sangat teradaptasi, termasuk penglihatan.

Akan tetapi sekarang kelihatan bahwa ikan hiu sebenarnya mengandalkan mekanisme yang lain juga, yang kombinasinya memperkenankan keefektifan makhluk tersebut dalam berburu.

Sumber: Journal Naturwissenschaften.

read more
Ragam

Cari Solusi Masalah Lingkungan Sekolah Lewat Toyota Eco Youth

Masalah memang ada di mana-mana, termasuk yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

“Sekolah kami berada di dalam kampung. Di bagian belakang sekolah dekat dengan jalan tol. Akibatnya, suara bising sekali dari truk yang lewat atau pecah ban truk,” kata Mamik Suparmi, pengajar dari SMA Negeri 18 Surabaya. Ia lalu bertanya apakah masalah tersebut dapat diajukan oleh para siswa untuk mengikuti kompetisi Toyota Eco Youth.

“Itu masalah yang menarik Bu. Kami tunggu bagaimana inovasi atau solusi yang ditawakan oleh pihak sekolah, terutama para siswa dan masyarakat sekitar untuk mengatasinya,” Dhanie Satrio, Editor-in-Chief Majalah HAI menjawab dengan lugas.

Menurut Mamik, masalah yang terjadi itu sudah pernah disampaikan kepada pihak terkait, seperti Pemerintah Kota Surabaya—namun belum mendapatkan tanggapan yang serius. Ia ingin melalui kompetisi ide yang ditawarkan bisa mendapatkan perhatian dari pihak terkait.

Toyota Eco Youth ingin mendorong para pelajar mampu melahirkan gagasan atau ide yang mampu mengatasi permasalahan yang ada di sekitar lingkungan sekolah—setidaknya dalam radius lima sampai sepuluh kilometer. Tentu, dalam jangka panjang, kompetisi ini diharapkan mampu menghadirkan generasi muda yang tanggap dan bertanggung jawab terhadap permasalahan lingkungan serta sosial yang terjadi di sekitar kita.

Setelah melakukan sosialisasi di sejumlah kota besar, pihak panitia kompetisi menyatakan bahwa proposal ide yang telah terkumpul lebih dari 400 gagasan. Selain menuliskan gambaran dan rencana gagasan setelah sosialisasi dilakukan, para pelajar juga terus mengumpulkan usulan solusi itu melalui situs web www.ecoyouthtoyota.com

Saat mengikuti sosialisasi, para pelajar didampingi oleh guru pemimbing dari sekolah masing-masing. Dengan demikian, pemetaan masalah yang terjadi di lingkungan sekitar sekolah hingga proses melahirkan solusi atas problem tersebut tetap berada dalam pengawasan guru sebagai pengayom siswa.

Dengan menggandeng National Geographic Indonesia dan HAI (majalah remaja pria Indonesia), Toyota Indonesia kembali menggelar Toyota Eco Youth yang kedelapan. Kompetisi yang digelar secara simultan ini, secara resmi dibuka bagi para pelajar sekolah menengah atas dan kejuruan di Indonesia. Puncak kompetisi akan berujung dengan malam penganugerahan bagi para pemenang pada April 2014.

Toyota Eco Youth memang ditujukan untuk membangun cara pandang generasi muda Indonesia (khususnya para pelajar sekolah menengah atas dan kejuruan atau sederajat) dan memberikan kontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas lingkungan sekolah serta komunitas sekitarnya. Toyota telah mengadakan kompetisi ini sejak 2005 yang telah melibatkan 85 sekolah menengah atas dan kejuruan di seluruh Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, Toyota Eco Youth telah menyebarluaskan kampanye atau penyadaran dari peningkatan lingkungan dasar melalui sekolah menengah atas dan kejuruan atau sederajat. Pada akhirnya, para peserta Toyota Eco Youth mampu meningkatkan kualitas lingkungan sekolah melalui inisiatif serta langkah hijau.

Pada 2013, kompetisi Toyota Eco Youth dengan konsep yang baru. Melalui  konsep yang disebut Green GEOneration, para peserta diharapkan mampu mengembangkan kepedulian dan inovasi ramah lingkungan yang bermanfaat bagi sekolah serta memberikan jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi oleh komunitas yang ada di sekitarnya.

Sekolah menengah atas dan kejuruan atau sederajat diminta untuk mengenali permasalahan lingkungan yang ada di sekitar sekolah. Dari situ tim sekolah mendata dan menuliskan ide yang dapat memberikan jalan keluar atas permasalahan yang ada. Ide yang diusulkan tidak harus rumit, tetapi bisa berupa inovasi yang sederhana. Kuncinya, ide yang diusulkan tepat sasaran dan dapat diimplementasikan dengan baik dan berkelanjutan.

Proposal yang diterima oleh panitia 8th Toyota Eco Youth – Green GEOneration 2013 akan diseleksi dan dipilih sebanyak 20 ide/inovasi yang dinilai layak untuk diimplementasikan. Proposal ide yang terpilih itu akan mendapatkan bantuan, berupa uang tunai untuk diwujudkan dalam tiga bulan. Pada akhirnya, hasil implementasi ide/inovasi itu akan berkompetisi untuk meraih hadiah utama dari Toyota dengan total hadiah uang tunai ratusan juta rupiah.

Dalam penyusunan proposal, 8th Toyota Eco Youth – Green GEOneration 2013 membagi dua kategori: produk dan proses. Untuk proposal ide/inovasi yang bersifat produk adalah objek fisik yang dapat meningkatkan dan memiliki dampak terhadap perbaikan kualitas lingkungan sekolah dan komunitas sekitarnya. Sementara itu, kategori proses adalah aktivitas atau program yang mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan sekolah dan komunitas sekitarnya.

Sumber: NatGeo Indonesia

read more
Flora Fauna

Cerita Orangutan yang Jadi Santapan Keluarga

Nama Ignasius Mandor tiba-tiba melejit lantaran peristiwa kematian orangutan di sekitar kampung Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).  Ia memasak orangutan yang mati itu dan menyantapnya bersama keluarga.

“Saya tahu ini satwa dilindungi. Tapi sudah mati. Daripada membusuk mending kita makan saja,” katanya, Rabu (6/11/13). Dia memerlihatkan bagian-bagian organ tubuh orangutan seperti tangan, lidah, dan tulang kaki yang masih tersisa di dapur rumah.

Pria 50 tahun ini sangat terbuka. Dia menjelaskan ikhwal penemuan orangutan yang tewas tertembak pemburu pada Minggu (3/11/13). “Pak Hanafi, tetangga saya yang menemukan ini di kebun sawit warga, sekitar satu kilometer dari kampung. Tengkorak kepala orangutan masih ada di sana.”

Mandor pun sukarela mengantar ke kediaman Hanafi yang hanya berjarak sekitar 50 meter. Di sana masih ada sejumlah organ tubuh orangutan yang sedang disalai (diasapi), termasuk tengkorak.

Menurut Hanafi, orangutan itu ditemukan di dalam semak. “Pemburu itu masih kawan juga. Namanya Pak Lau Man. Dia pemburu babi hutan. Di sekitar kampung ini memang masih ada rusa. Mungkin disangka rusa karena warna bulu yang kemerahan, akhirnya dia tembak dan mati. Kalau dia tahu orangutan, tak mungkin dia tembak.”

Sadar yang ditembak orangutan, pemburu tidak membawa pulang. Dia hanya mengabarkan kepada teman-temannya di Jalan Panca Bhakti soal buruan itu. “Saya ke sana dan membawa orangutan itu balik dan kami masak. Dagingnya kita bagi ke warga yang mau makan.”

Kini, seluruh alat bukti itu sudah disita oleh Penyidik Satuan Polisi Hutan Reaksi Cepat (Sporc), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar. Tim penyidik juga mendatangi para pihak terkait untuk menggali informasi lebih dalam soal kematian orangutan yang berakhir tragis di meja makan.

Berdasarkan pantauan di atas Bukit Rel, sekitar 200 meter dari permukiman warga, diduga orangutan terdesak karena hutan yang menjadi habitat mulai tergerus perkebunan sawit. Di sekitar kampung, ada dua perusahaan perkebunan sawit beroperasi, yakni PT Mas (Jarum Group) dan PT BPK (Wilmar Group). Bahkan, jarak PT Mas hanya berkisar empat kilometer dari permukiman.

Kehadiran perusahaan ini memancing warga membuka lahan di sekitar kampung guna ditanami sawit. Ini terjadi sejak tahun 2000. Hasilnya, buah tandan segar milik warga dijual ke pengumpul dengan harga Rp700 per kilogram. Pengumpul menjual kembali buah sawit itu ke PT BPK seharga Rp900 per kilogram.

Berbahaya bagi Kesehatan
Mayoritas warga yang menkonsumsi daging orangutan di Jalan Panca Bhakti mengakui daging satwa itu enak. Namun, sejumlah kajian ilmiah menyebut, mengkonsumsi daging orangutan bisa berbahaya bagi kesehatan.

Dwi Suprapti dari WWF-Indonesia Program Kalbar mengatakan, secara umum genetika orangutan dan manusia 97 persen hampir sama. “Artinya, peluang berpindahnya penyakit yang diderita oleh orangutan kepada manusia (zoonosi) cukup tinggi. Jadi, mengkonsumsi daging orangutan dapat membahayakan kesehatan manusia.”[]

Sumber: mongabay.co.id

read more
Perubahan Iklim

Dampak Perubahan Iklim Semakin Parah

Laporan terbaru Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), yang dirilis Kamis (5/11) menyatakan hanya tekad yang kuat yang bisa mencegah kenaikan suhu bumi melampaui 2°C.  Laporan berjudul Emissions Gap Report 2013 ini disusun oleh 44 lembaga ilmiah di 17 negara.

Menurut UNEP walau semua negara berhasil mencapai target iklim mereka, konsentrasi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dunia, akan 8-12 Gigaton setara CO2 (GtCO2e) lebih banyak dari batas emisi agar kenaikan suhu bumi di bawah 1,5°C. Hal ini terungkap dalammenjelang Konferensi Perubahan Iklim yang akan berlangsung di Warsawa, Polandia.

Jika jarak ini tidak bisa dicapai atau dipersempit pada 2020, peluang untuk membatasi kenaikan suhu bumi di bawah 1,5°C akan tertutup, sehingga dunia perlu menciptakan target efisiensi energi dan biomassa yang lebih ambisius dan lebih cepat (sehingga lebih mahal) dengan mengandalkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage).

Agar dunia tetap dalam jalur menekan kenaikan suhu bumi di bawah 2°C, emisi gas rumah kaca harus ditekan maksimal 44 GtCO2e pada 2020, sehingga memuluskan jalan pemangkasan emisi pada periode berikutnya yaitu 40 GtCO2e pada 2025, 35 GtCO2e pada 2030 dan 22 GtCO2e pada 2050.

Karena target ini dimulai pada 2010, laporan ini menyatakan peluang untuk mencapai target ini semakin berat. “Jika dunia terus menunda aksi, maka krisis dan dampak perubahan iklim akan semakin parah. Efeknya akan terjadi dalam waktu dekat,” ujar Direktur Eksekutif UNEP, Achim Steiner.

Dan jika peluang untuk menekan suhu bumi di bawah 1,5°C sudah tertutup, maka kesempatan untuk memerkenalkan teknologi yang ramah iklim menuju masa depan yang lebih hijau dan lestari akan semakin terhambat.

Menurut UNEP, jumlah total emisi gas rumah kaca dunia 2010, telah mencapai 50,1 GtCO2e. Jika tidak ada aksi penurunan emisi, konsentrasi gas rumah kaca bumi akan mencapai 59 GtCO2e pada 2020 atau 1 GtCO2e lebih tinggi dibanding perkiraan tahun lalu. Para ilmuwan sepakat, jika dunia gagal menekan kenaikan suhu bumi di bawah 2°C pada akhir abad ini, kerusakan akibat krisis iklim tak bisa dielakkan lagi.

Sumber: Hijauku.com

read more