close

16/12/2013

Green Style

Kampanye Green Campus Rambah UNS

Kampanye Go Green mulai merambah dunia kampus. Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta akan memiliki lahan bagi hutan pendidikan yang luasnya mencapai 40 hektare (ha). Selain itu, UNS juga akan mengembangkan Arboretum, yaitu lahan konservasi keanekaragaman hayati dengan pohon-pohon langka.

Hutan pendidikan itu berlokasi di Kabupaten Karanganyar, Wonogiri, dan Boyolali. Tiga daerah di Kabupaten Karanganyar yakni Jumantono, Jatikuwung, dan Jatiyoso dengan total luas lahan 7,5 ha. Wonosemar Kabupaten Boyolali dengan luas sekira 23 ha dan 10 ha di Kabupaten Wonogiri.

Dekan Fakultas Pertanian UNS Bambang Pujiasmanto menyebutkan jika pengembangan hutan pendidikan UNS diawali dengan penanaman pohon langka di seputar Fakultas Pertanian misalnya matoa, kepel.

“Fakultas Pertanian menjadi pilot project UNS sebelum dikembangkan di fakultas lainnya seperti fakultas Pendidikan Biologi di FKIP dan jurusan Biologi MIPA. Di Fakultas Pertanian sudah kita wajibkan setiap mahasiswa baru membawa satu pohon untuk ditanam. One student one tree,” jelasnya kepada wartawan di Kampus UNS Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Untuk merealisasikan hutan kampus menurut Bambang diperlukan sekira 800 bibit pohon baru per hektarnya. Selain mendapat bibit dari mahasiswa baru, hutan kampus juga mendapat bantuan dari  Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS). []

Sumber: okezone.com

read more
Energi

Biji Kemiri Potensi untuk Dikembangkan sebagai Biodiesel

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menggandeng Kementerian Pertanian dalam memanfaatkan kemiri sunan untuk dijadikan alternatif bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel.

Seperti dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, tanaman yang bernama latin Reutealis Trisperma (Blanco) Airy Shaw, itu akan dibudidayakan untuk lahan bekas tambang, sekaligus reklamasi dan konservasi bekas pertambangan yang akan menghasilkan bahan biodiesel. Tanaman asli Filipina ini juga bisa digunakan untuk konservasi lahan kritis.

Menurut situs tersebut, dari sisi produktivitas minyak, kemiri sunan lebih baik daripada tanaman penghasil minyak nabati lainnya, seperti sawit dan jarak pagar.

Tanaman ini mulai berbuah sejak umur empat tahun dan mengalami puncaknya pada umur delapan tahun. Produktivitas biji berkisar 50-300 kg per pohon per tahun dengan rendemen minyak kasar sekitar 52 persen. Rendemen biodiesel mencapai 88 persen dari minyak kasar, sisanya berupa gliserol.

Pengembangan kemiri sunan di wilayah reklamasi pertambangan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana konservasi lahan untuk menghutankan kembali lahan-lahan kritis, guna meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Selain itu, sebagai sumber pasokan diversifikasi bahan baku untuk menghasilkan minyak biodiesel yang ramah lingkungan (satu hektare lahan dengan 100-150 pohon kemiri sunan dapat menghasilkan 6-8 ton biodiesel per tahun), sebagai pengganti bahan bakar minyak dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar minyak.

Upaya itu juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dengan terciptanya lapangan kerja dan pengembangan usaha, investasi di dalam negeri, pengembangan sektor industri hilir pertanian, serta peningkatan nilai tambah produk dalam negeri.

Manfaat lain sebagai peningkatan kualitas lingkungan dengan pengurangan emisi gas rumah kaca, pengurangan tingkat polusi udara, serta membaiknya kualitas udara, kesehatan umum, dan kesejahteraan masyarakat

Pengembangan itu juga untuk meningkatkan ketahanan energi nasional melalui penyediaan biodiesel yang berasal dari tanaman yang tidak berkompetisi dengan bahan baku makanan dan industri. []

Sumber: vivanews.com

read more
Hutan

Bakar Hutan Riau, Warga Malaysia Ditahan Polda

Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus, Kepolisian Daerah Riau menahan seorang warga negara asing asal Malaysia yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka pembakar lahan hutan.

“Iya, yang bersangkutan itu adalah pimpinan dari PT AP (Adei Plantation) yang sudah sejak lama ditetapkan menjadi tersangka atas kasus pembakaran lahan atau hutan secara korporasi,” kata Kepala Bidang Humas Polda Riau, Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo kepada wartawan di Pekanbaru, Sabtu (15/12/2013) siang.

Ia menjelaskan, penahanan untuk warga negara asal Malaysia berinisial DK tersebut dilakukan untuk kepentingan penyidikan. DK (Danesuwaran K Singam) telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pembakaran lahan secara korporasi di Riau sejak awal Oktober 2013.

Kepolisian juga menetapkan petinggi perusahaan sawit PT Adei Plantation lainnya sebagai tersangka, yakni Tan Key Yong (TK). “Keduanya dianggap orang yang paling bertanggung jawab karena menduduki posisi penting di perusahaan,” kata Guntur.

Penetapan status tersangka untuk keduanya dilakukan setelah perusahaan sawit PT Adei Plantation yang berinduk kepada Holding Company Kehpong Berhard Industri Kuala Lumpur, Malaysia, dinyatakan sebagai tersangka pembakaran lahan di Kabupaten Pelalawan, Riau.

Pembakaran hutan dan lahan itu mengakibatkan bencana kabut asap sepanjang Juli-Agustus 2013. Menurut Guntur, penyidik masih terus melakukan pemeriksaan terhadap kedua tersangka itu dan tidak menutup kemungkinan tersangkanya akan bertambah.

Hasil pemeriksaan sementara tim penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Disrekrimsus) Polda Riau diketahui motif yang dilakukan tersangka ialah melakukan pembiaran kegiatan pembersihan lahan dengan cara membakar.

Kebakaran lahan hutan di berbagai wilayah kabupaten/kota di Riau sebelumnya telah menghanguskan puluhan ribu hektare hingga menyebabkan berbagai kawasan tercemar kabut asap tebal ketika itu, Juli – Agustus 2013.

Sumber: republika.co.id

read more