close
Perubahan Iklim

Lingkungan Tak Sehat Bisa Sebabkan Autisme

Sejumlah kendaraan melintasi jalan layang di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, yang diselimuti kabut asap, Senin (24/2). Kabut asap di Pekanbaru semakin bertambah pekat akibat kebakaran lahan dan hutan | Foto: Doddy Vladimir/Tribun Pekanbaru)

Hingga kini penyebab gangguan autisme masih belum sepenuhnya dipahami. Banyak ahli kesehatan percaya bahwa genetika, faktor lingkungan atau kombinasi dari keduanya merupakan biang keladi timbulnya autisme.

Sebuah hasil analisa terbaru menyatakan bahwa racun di lingkungan mungkin memainkan peran yang jauh lebih signifikan dalam pembentukan gangguan perkembangan saraf daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal PLoS Computational Biology, peneliti dari University of Chicago, Amerika Serikat (AS) memeriksa catatan medis lebih dari 100 juta orang yang tinggal di AS. Analisis mereka menunjukkan bahwa tingkat autisme dan cacat intelektual berkorelasi dengan insiden malformasi (kelainan yang terjadi pada pembentukan struktur) alat reproduksi pada bayi laki-laki yang baru lahir.

“Pada dasarnya, masa kehamilan adalah periode sensitif, di mana janin sangat rentan terhadap berbagai molekul kecil, dari hal-hal seperti plasticizer (bahan-bahan tambahan pada produk tertentu), obat resep, pestisida lingkungan dan hal-hal lain,” kata penulis studi Andrey Rzhetsky, seorang profesor kedokteran genetik dan genetika manusia di University of Chicago kepada FoxNews.com baru-baru ini.

“Dan beberapa dari molekul-molekul kecil tersebut bisa mengubah perkembangan normal. Ini tidak benar-benar diketahui mengapa, tapi itu pengamatan eksperimental, terutama pada anak laki-laki dan sistem reproduksinya,” lanjut Rzhetsky.

Para peneliti melihat data dari masing-masing negara, pada lebih dari 3.100 kawasan. Setelah diteliti lebih detail untuk jenis kelamin, faktor etnis, sosial ekonomi dan geopolitik, para peneliti menemukan bahwa tingkat autisme meningkat sebesar 283 persen untuk setiap kenaikan 1 persen pada frekuensi malformasi saat lahir. Tingkat cacat intelektual meningkat sebesar 94 persen untuk setiap kenaikan 1 persen.

“Tingkat autisme diprediksi dari malformasi dan tingkat malformasi per orang bervariasi secara signifikan di seluruh negeri,” kata Rzhetsky.

Malformasi kebanyakan terjadi pada anak laki-laki, dimana kemungkinan autisme hampir enam kali lebih mungkin untuk menuju cacat bawaan. Kejadian autisme pada wanita yang terkait dengan tingkat malformasi juga meningkat, namun jumlahnya tidak terlalu banyak.

Rzhetsky mengakui bahwa faktor lingkungan bukan satu-satunya penyebab autisme, sebab bisa pula masalah gen bawaan. Namun demikian, kondisi lingkungan yang tidak baik akan memicu semakin tingginya jumlah anak yang menderita gangguan autisme.

Sumber: beritasatu.com

Tags : asaplingkungan

Leave a Response