close
Ragam

Pesona Terpendam Krueng Sawang Aceh

Terbenam masa konflik dan ditutup sebab Syariat Islam di Aceh, Krueng (sungai) Sawang, menyimpan keindahan panorama alam yang berpotensi | Foto: Desi Saifan /KOMPAS.com

Terbengkalai selama konflik. Namun, masa damai pun tak membuatnya ramai. Itulah kondisi Krueng Sawang, di Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darusssalam.

Belasan tahun silam, sungai ini menghipnotis ribuan pengunjungnya. Sungai berair jernih dengan hamparan bebatuan yang mengalir puluhan kilometer ke hulunya di Pegunungan Bukit Barisan.

Bila dulu sungai ini dapat menjadi sepi pengunjung karena konflik bersenjata di Tanah Rencong, sekarang penyebab kondisi yang sama adalah kekhawatiran bahwa lokasi ini akan menjadi tempat pasangan muda mudi berbuat maksiat.

Di pintu masuk kota kecamatan Aceh Utara, tertera pengumuman “Dilarang Berwisata di Krueng Sawang”. Sumardi (38), warga Gandapura, Kabupaten Bireuen, singgah di Krueng Sawang saat bersua Kompas.com. Dia mengatakan sengaja mampir seusai hajatan keluarga, untuk sejenak bernostalgia.

Sumardi mengaku dulu kerap mendatangi sungai ini. “Padahal, jika lokasi ini dibuka kembali untuk umum dengan kesepakatan tertentu, pasti banyak manfaat yang dirasakan, terutama masyarakat sekitar lokasi,” ungkapnya, Minggu (12/1/2014). Menurut Sumardi, era 1990-an merupakan masa jaya Krueng Sawang. Setiap hari selalu ada orang datang ke sana. Pedagang kecil dan tukang parkir bisa mendapatkan penghasilan dari sungai tersebut.

“Sudah saatnya pemerintah bersama unsur terkait memberikan pemahaman agar masyarakat tak menafsirkan sendiri batas berwisata Islami,” ujar Sumardi. Ia mengatakan, bila tak segera dibenahi, potensi wisata sungai ini akan mati suri. Pendapatan daerah yang seharusnya bisa diperoleh juga turut sirna.

Sumber: NGI/KOMPAS.com

Tags : airDASkr sabeesungai

Leave a Response