close

harimau

Flora Fauna

Media Inggris sebut KBS sebagai Kebun Binatang Terkejam di Dunia

Media Inggris (Daily Mail) menyebut Kebun Binatang Surabaya sebagai kebun binatang paling kejam di dunia, pada hari Kamis, (26/12). Hal ini bukan tak beralasan.

Menurut laporan salah seorang mantan petugas kebun binatang tersebut, ada lebih dari 50 hewan yang tewas dalam tiga bulan terakhir. Tahun lalu, seekor jerapah tewas karena terdapat 20 kg kantong plastik di dalam perutnya.

Kasus lain seperti kematian Rosad, seekor harimau Sumatra, yang ditemukan tewas di dalam kandangnya akibat penyakit radang paru-paru.

Cerita pilu ini juga menimpa seekor harimau Sumatera betina bernama Melani, yang bertubuh kurus kering. Ia bahkan hampir mati karena terlalu sering diberi makan daging berformalin.

Berikut adalah beberapa foto hasil jepretan reporter Daily Mail, Richard Shears, yang berkesempatan untuk berkunjung ke Kebun Binatang Surabaya.

Kaki gajah dirantai

Richard Shears menemukan seekor gajah kecil yang tampak tersiksa karena ketiga kakinya dirantai. Binatang itu bahkan tak bisa bergerak maju, mundur, atau bahkan ke samping. Di foto ini, Anda bisa melihat bahwa salah satu kaki gajah kecil itu terluka karena dia mencoba membebaskan diri dari kekangan itu.

Richard juga menemukan seekor kuda nil Afrika – bernama Joy – yang berendam dalam bak yang berisi air kotor.

Seekor Moor tampak duduk sendirian di “pulau”nya, tanpa ada satu pun pohon yang bisa dipanjatnya.

 

Monyet berjenis capuchin coklat asal Amerika Selatan

Monyet berjenis capuchin coklat asal Amerika Selatan ini seperti hendak menangis, ketika Richard mendekati kandangnya dan membawakan pisang untuknya. Setelah diberi pisang, monyet kecil ini kembali bergelantungan di kandangnya.

Saking kurusnya, tubuh unta ini seperti hanya kulit berbalut tulang. Dia tampak mengunyah makanannya secara perlahan.

Harimau Sumatera ini hanya bisa mengaum dari dalam kandangnya, karena petugas kebun binatang sengaja mengurungnya di sana.

Fakta-fakta mengerikan ini membuat Daily Mail menyebut Kebun Binatang Surabaya sebagai kebun binatang paling kejam di dunia. Setujukah Anda?

read more
Sains

Mungkinkah Dinosaurus Hidup Kembali?

Kembalinya spesies dinosaurus bisa saja terjadi. Dinosaurus bisa dihidupkan kembali dengan memanfaatkan DNA burung.

Para ahli dari Oxford percaya bahwa mengidentifikasi dan mengubah gen tertentu yang ditemukan dalam DNA burung bisa merekayasa genom makhluk prasejarah ini setelah 20 juta tahun mereka mati.

Ahli biokimia Oxford, Dr Alison Woollard mengatakan, secara teoritis mungkin untuk menciptakan spesies melalui DNA. Seekor nyamuk baru-baru ini ditemukan memiliki darah hewan lain dalam perutnya sejak 46 juta tahun.

“Kita tahu bahwa burung adalah keturunan langsung dari dinosaurus, sebagaimana dibuktikan oleh garis tak terputus dari fosil yang melacak evolusi garis keturunan makhluk seperti velociraptor atau T-Rex melalui burung-burung yang terbang di sekitar kita sekarang,” kata Dr Woollard.

“Yang paling terkenal adalah Archaeopteryx, sebuah fosil yang jelas menunjukkan transisi antara dinosaurus berbulu dan burung modern,” katanya.

Untuk membuat genom penuh, para ilmuan harus menggabungkan jutaan fragmen asam nukleat yang dengan urutan yang benar, seperti menyusun sebuah puzzle jigsaw besar.

Sumber: NGI

read more
Flora Fauna

Komodo yang Gamang Hadapi Masa Depannya

Berikut ini cara menangkap naga; Sembelih seekor kambing. Minta bantuan beberapa teman yang kuat untuk meng­angkat tiga perangkap baja sepanjang tiga meter, bawa beberapa karung berisi daging kambing, lalu tempuh perjalanan beberapa kilometer naik turun bukit yang melelahkan. Jangan hiraukan panas di atas 30 derajat yang membuat kita merasa seperti bakpao dalam kukusan.

Pasang perangkap pertama dengan umpan beberapa kerat daging, lalu gantung karung ber­isi daging. Kemudian tempuh lima atau enam kilometer lagi, lakukan hal yang sama. Kembali ke kemah; isi ember dengan air dingin lalu siramkan ke kepala. Tidur. Periksa semua perangkap setiap pagi dan sore selama dua hari ke depan. Kemungkinan besar kosong, tetapi jika nasib sedang bagus, saat kita mendekat, ter­lihatlah isinya: kadal terbesar di dunia, raksasa berwajah bengis yang bernama komodo.

Orang yang merancang metode ini adalah Claudio Ciofi. Pria berusia akhir 40-an ini adalah seorang ahli biologi dan dosen di Università degli Studi di Firenze. Dia datang ke Indonesia pada 1994 dalam rangka penelitian doktoral mengenai genetika komodo. Kemudian dia melihat langsung fosil hidup tersebut. Dia terpesona. Saat itu, tidak ada ilmuwan lain yang mempelajari spesies ini.

“Saya mengira akan menemukan organisasi yang meneliti komodo,” kenangnya. “Satwa ini sama menarik dan memukaunya dengan hari­mau dan orangutan. Namun, ternyata tidak ada orang yang meneliti komodo.”

Jadi, Ciofi memperluas cakupan penelitian­nya. Dia berusaha mempelajari setiap aspek ke­hidupan hewan tersebut. Dengan gigih dan tanpa gembar-gembor, dia bersama para peneliti terkemuka dari Indonesia dan Aus­tralia memberikan sumbangsih besar pada pe­ngetahuan kita tentang spesies tersebut dan ber­usaha meningkatkan peluang hidup komodo di tengah persoalan abad ke-21. Meskipun ter­masuk keluarga naga dan dapat tumbuh hingga sepanjang tiga meter dengan berat hampir 90 kilogram, spesies ini tetap rentan terhadap masalah modern yang merundung dunia binatang, mulai dari hilangnya habitat sampai perubahan iklim.

Satwa dari famili Varanidae ini telah melalui banyak siklus perubahan dengan selamat. Spesies yang satu ini mungkin muncul lima juta tahun yang lalu, tetapi genusnya telah berumur sekitar 40 juta tahun, sementara nenek moyang dinosaurusnya hidup 200 juta tahun yang lalu.

Varanus komodoensis memiliki gaya hidup kadal tulen—berjemur matahari, berburu dan makan bangkai, bertelur dan menjaga telurnya, lalu membiarkannya setelah menetas. Komodo umumnya hidup sampai umur 30 hingga 50 tahun, dan menghabiskan sebagian besar waktunya hidup menyendiri. Sementara itu, kawasan hidupnya di dunia sangat kecil: Hewan ini hanya ditemukan di beberapa pulau di Asia Tenggara, semua di Indonesia.

Catatan paling awal mengenai kadal yang luar biasa ini mungkin keterangan “Hc sunt Dracones”, artinya “di sini ada naga”, yang ter­cantum pada peta kuno Asia. Dan orang pertama yang melihat binatang itu pasti akan menambahkan: Hati-hati! Komodo yang jago berburu ini dapat berlari sampai 19 kilometer per jam meski tidak tahan lama. Reptil ini menyergap mangsa dengan tiba-tiba, merobek daging yang paling lembut, biasanya perut, atau melukai kaki.

Untuk memastikan kematian mangsanya, sang naga ini—boleh dikata—dapat menyemburkan api. Mulutnya berleleran liur berbisa yang membuat darah tidak dapat membeku. Jadi, korban gigitannya kehabisan darah dengan cepat. Korban terluka yang berhasil lolos kemungkinan besar akan terkena patogen dari sumber air, mengakibatkan infeksi. Jadi, begitu tergigit, kematian hampir tidak terelakkan. Dan komodo bisa sangat sabar.

Satwa ini juga makan bangkai—tidak ada makanan, baik hidup atau mati, yang ditampik oleh makhluk oportunistis ini. Makan bangkai memerlukan energi yang lebih sedikit daripada ber­buru, dan komodo dapat mendeteksi aroma bangkai yang membusuk dari jarak jauh. Hampir tidak ada yang terbuang.

Meskipun komodo memiliki kebiasaan yang jorok, warga belum tentu takut dan jijik terhadapnya. Di desa Komodo, saya naik tangga kayu reyot ke rumah panggung milik seorang tetua yang bernama Caco. Menurut perkiraannya, usianya 85 tahun. Pemandu saya menyebut bahwa pria kurus berkacamata ini pakar komodo; sang tetua tidak menyanggah sebutan tersebut. Saya menanyakan pendapat warga desa tentang komodo dan ancaman bahayanya.

“Kami di sini menganggap hewan tersebut nenek moyang kami,” katanya. “Makhluk keramat.”

Dahulu, apabila penduduk pulau berburu rusa, tuturnya, mereka akan meninggalkan setengah dagingnya buat komodo. Kemudian keadaan berubah. Meskipun tidak ada yang tahu pasti jumlahnya, populasi komodo tampaknya menyusut dalam 50 tahun terakhir. Atas desakan para pelestari lingkungan dan setelah menyadari nilai ekonomi pariwisata komodo, pemerintah Indonesia menetapkan peraturan yang melindungi spesies ini.

Pada 1980, sebagian besar habitat komodo ditetapkan menjadi Taman Nasional Komodo (TNK), yang meliputi Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan beberapa pulau kecil lainnya. Kemudian didirikan tiga cagar alam tambahan, dua di antaranya berada di Pulau Flores.[]

Sumber: nationalgeographic.co.id

read more
Ragam

Dalam Sepekan, Harimau Terkam 11 Ternak Warga

Kecamatan Sampoiniet, Aceh Jaya yang beberapa bulan lalu diganggu gajah liar, kini mulai diganggu harimau. Delapan ekor sapi dan tiga kerbau mati diterkam si raja hutan dalam sepekan terakhir. Hal itu bukan saja sangat merugikan para pemilik ternak, tapi juga merisaukan warga setempat karena mengancam keselamatan mereka.

Mukim Pante Purba, Kecamatan Sampoiniet, Aceh Jaya, Anwar Musa kepada Serambi, Minggu (22/12/2013) mengatakan, gangguan harimau itu terjadi di Desa Cot Punti dan Krueng Ayon, Kecamatan Sampoiniet. Selain sebelas ekor ternak warga mati diterkam harimau, masih ada beberapa ekor lagi yang cuma terkena cakaran. Karena kondisinya tidak fatal, sehingga masih sempat disembelih pemiliknya dan dagingnya kemudian dijual.

“Meski peristiwa itu sudah terjadi sejak sepekan lalu, tapi belum kita laporkan kepada pihak terkait, khususnya ke Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh Jaya. Soalnya, kita khawatir tidak akan ada juga penanganan dari mereka,” ujar Mukim Pante Purba.

Mukim Anwar Musa hanya mengatakan bahwa saat ini warga di Cot Punti dan Krueng Ayon sedang resah karena gangguan harimau itu bukan saja mengarah ke ternak, tapi juga mengancam keselamatan warga. Harimau yang mengganggu itu hanya seekor, panjangnya sekitar dua meter. “Mudah-mudahan pemerintah mengetahui kondisi ini dan segera mengatasinya secara tepat dan cepat,” kata Anwar Musa.

Sekretaris Desa Krueng Ayon, Kecamatan Sampoiniet, Mahyuddin kepada Serambi mengatakan, pada Sabtu (21/12) lalu seekor kerbau jantan milik Badli dicakar harimau liar, sehingga kerbau tersebut harus segera disembelih. Sebelum dicakar harimau, harga kerbau itu sekitar Rp 14 juta, tapi setelah terluka, harga jualnya pun jatuh.

Koordinator Satwa Liar pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Aceh Jaya, Armidi S.Hut yang dikonfirmasi, Minggu (22/12/2013), mengatakan, hingga saat ini belum tahu adanya harimau liar yang memangsa ternak warga di kawasan Krueng Ayon, Kecamatan Sampoiniet.

“Jika nanti ada laporan kita akan segera berkonsultasi dengan pihak Conservation Response Unit (CRU) di Aceh Jaya agar segera dilakukan penanganan,” ujarnya. []

Sumber: serambinews.com

read more
Kebijakan Lingkungan

Banyak Hewan Mati di Ragunan, Pemprov Bentuk Tim Pengawas

Laporan mengenai kematian belasan kanguru dan anak gorila yang berada di Taman Wisata Ragunan ternyata telah sampai di meja Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Bahkan saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah menyiapkan tim pengawas.

“Kita sekarang lagi bentuk tim di mana masalahnya sekarang,” ungkapnya di Balai kota DKI Jakarta, Jumat (6/12).

Mengenai isi laporan, mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan, anak gorilla yang mati kemarin akibat terjerat lehernya di ayunannya. Dan kini semua hewan lain juga tengah dilakukan pemeriksaan.

“Jadi tanggapannya anak gorilla jerat lehernya di ayunannya. Kalau yang kena limbah memang bagian dari itu, terus mati. Ada yang flu burung. Tapi sekarang sudah ada autopsi segala macem. Anjing liar itu juga sudah ada dalam laporan,” ungkapnya.

Politikus Partai Gerindra ini membantah pernyataan bahwa hewan di Ragunan hanya tinggal 1000 spesies. Pasalnya dalam laporan tersebut mengatakan masih ada sekitar 2000 lebih spesies di Ragunan.

Selain itu, Ahok juga akan bekerja sama dengan pihak luar untuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Taman Wisata Ragunan.

“Kita juga sudah ada orang dari luar untuk awasin,” tutupnya.

Sumber : merdeka.com

read more
Ragam

Pawang Rusa Diterkam Harimau yang Dilepaskannya

Muhammad Jalil (55), warga Desa Lhok Puntoi, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya, juga dikenal sebagai pawang rusa, berusaha melepas seekor Harimau yang terjerat jaring Babi di kebun kacang tanah di Desa Suka Damai, kecamatan yang sama, Sabtu (23/11/2013), sekira pukul 11.30 WIB, siang tadi.

Ironisnya, setelah berhasil dilepas, Harimau yang sudah terkena jaring sejak Jumat (22/11/2013) malam, kemudian menerkam Muhammad Jalil sehingga korban mengalami luka pada bagian muka dan punggung. Korban pukul 12.00 WIB, Sabtu siang tadi, ditangani oleh dokter di Ruang IGD RSUD Teungku Peukan, Abdya.

Informasi diperoleh, jaring babi yang kemudian menjerat Harimau itu, dipasang oleh Tgk Nasir, warga Desa Seuneulop sebagai pengaman areal tanaman kacang tanah miliknya di kawasan Desa Suka Damai. Tidak diyana, yang terjerat justru binatang buas, Harimau pada Jumat (22/11/2013) malam. Informasi tersebut segerara menarik perhatian besar masyarakat, kemudian berduyun-duyun menuju lokasi.

“Ribuan warga menonton di lokasi sejak Jumat malam hingga Sabtu siang. Namun warga tidak berani mendekat, melainkan menonton dari jarak jauh sekitar ratusan meter,” ungkap Jasman, Kadis Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Abdya, juga warga Manggeng.

Warga tidak berani mendekat, karena menurut Jasman, di lokasi terdapat dua ekor harimau. Harimau yang satu lagi tidak terjerat jaring, tapi tetap bertahan di sekitar lokasi mengawasi rekannya yang sudah terjerat jaring babi. Diantara warga yang datang ke lokasi, adalah Muhamad Jalil, warga Desa Lhok Pontoi, juga dikenal sering bertindak sebagai Pawang Rusa.

Tiba di lokasi, Muhammad Jalil segera mendekati Harimau yang tidak berdaya itu. Pawang Rusa tersebut, kemudian meminta izin kepada Harimau untuk melepas “sang nenek” dari jaring yang menjerat. Keberanian Muhammad Jalil, berhasil melepas binatang buas tersebut dari jaring yang menjerat. Tapi, ironisnya, setelah terlepas sang Harimau justru menerkam korban sehingga mengalami luka-luka pada bagian muka dan punggung. Sementara Harimau, kemudian lari masuk ke dalam semak-semak sekitar lokasi kebun kacang tanah tersebut.

Sedangkan korban Muhammad Jalil yang berlumuran darah akhir ditolong masyarakat yang sedari Sabtu pagi tadi sudah berkumpul di sekitar lokasi Harimau yang terkena jaring babi. Korban segera dilarikan oleh masyarakat bersama personel Polsek dan Koramil Manggeng ke Puskesmas Manggeng. Korban selanjutnya dibawa dengan ambulanS ke RSUD Teungku Peukan Abdya.()

Sumber: serambinews.com

read more
1 2 3
Page 3 of 3