close

penghargaan

Ragam

Green Journalist Raih Penghargaan Cipta Karya

Jurnalis Greenjournalist.net kembali meraih penghargaan dalam lomba gelar juara karya tulis jurnalistik yang dilaksanakan oleh Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) Dinas Cipta Karya, Kementerian PU dalam rangka sosialisasi Qanun Bangunan Gedung. Pengumuman sekaligus pemberian penghargaan di lakukan pada Jumat malam (12/12/2014) di Banda Aceh. Lomba ini dilaksanakan dalam rangka penyebarluasan informasi bidang penataan bangunan dan lingkungan. Karya tulis yang diperlombakan bertema; “Sudah Laikkah Bangunan Gedung di Aceh Pasca 10 Tahun Tsunami”.

Lomba karya tulis dibagi dalam dua kategori yaitu kategori Straight news dan kategori feature. Muhammad Nizar Abdurrani, jurnalis greenjournalist.net meraih juara II untuk kategori feature lewat tulisannya yang berjudul “Melihat Kualitas Bangunan di Aceh Pasca 10 Tahun Tsunami“. Juara I kategori ini diraih oleh jurnalis acehonline, Fauji Yudha dengan featurenya yang berjudul Noktah Hitam Pusaka Putih. Sedangkan juara ke III diraih oleh Salman Madira, dengan karya yang berjudul Rumah Tahan Bencana Warisan Leluhur, wartawan okezone.com.

Sementara untuk kategori straight news, juara I Adi Warsidi, wartawan Tempo dengan judul tulisan Gedung Penyelamat Jika Tsunami Datang Lagi ke Aceh, juara II Sulaiman, wartawan Rakyat Aceh dengan judul Refleksi Satu Dasawarsa Tsunami Aceh, Bangunan Gedung belum Perhatikan Aspek Bencana, dan juara III M Arief Rahman, wartawan Fokus Aceh: Masih Terjadi Kesemrautan dalam Tata Ruang.

Salah seorang unsur panitia lomba karya tulis jurnalistik, Fahmi Yunus menginformasikan, dari belasan karya yang masuk ke panitia, dinilai oleh tim juri yang terdiri dari Teuku Faisal Riza ST (Dinas Cipta Karya), Nasir Nurdin (Serambi Indonesia), dan Maimun Saleh (AJI Banda Aceh).

Kepala Satker PBL Provinsi Aceh, T Faisal Riza ST dalam pidatonya ketika menutup rangkaian kegiatan penyebarluasan informasi bidang penataan bangunan dan lingkungan di Gedung AAC Dayan Dawood-sekaligus penyerahan hadiah juara karya tulis dan pengelola stand Expo Sosialisasi PBL, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu suksesnya kegiatan yang dilaksanakan.[]

Sumber: serambinews.com

read more
Ragam

Greenjournalist Raih Juara Lomba Jurnalistik Biodiversity

The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) pada 9 Juni 2014 menyampaikan hasil akhir penilaian Anugerah Jurnalistik yang bertema “Menyelamatkan Biodiversity Menyelamatkan Kehidupan”, yang diselenggarakan oleh SIEJ dan Chemonics di tiga provinsi yaitu Kalimantan Barat, Riau, dan Aceh.

Setelah melalui penilaian para juri maka diputuskan tiga pemenang lomba ini yaitu Juara I diraih oleh Muhammad Amin dari Harian Riau Pos dengan karya berjudul “Hutan Dijarah, Datukpun Marah”. Juara II diraih oleh Indra Jaya dari Harian Vokal, dengan artikel yang berjudul ” Lingkungan Hidup Provinsi Riau Dihancurkan Pemerintah.

Sementara itu jurnalist yang tergabung dalam organisasi Greenjournalist.net, M. Nizar Abdurrani meraih penghargaan III dengan karyanya ” PN Meulaboh Putuskan PT Kalista Alam Bersalah Bakar Rawa Tripa”.

SIEJ mengadakan lomba karya jurnalistik yang dikemas bersama lokakarya penegakan hukum kasus-kasus biodiversity di Banda Aceh, Pekanbaru dan Pontianak sejak beberapa waktu lalu.

Diharapkan dengan lomba ini media massa dan para jurnalis dapat berperan penting dalam kampanye penyelamatan biodiversity dan memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat tentang biodiversity.

Para pemenang akan diajak mengunjungi lokasi program peningkatan kesadaran hukum masyarakat untuk isu-isu biodiversity, di Indonesia.  []

read more
Ragam

Pejuang Lingkungan Marandus Sirait Raih Anugerah UGM

Sepuluh tahun merantau dengan menjadi seniman musik rohani, tidak lantas menjadikan Marandus Sirait (46 tahun) lupa akan kampung halamannya, Lunban Rang, Toba Samosir, Sumatera Utara. Setelah kembali ke kampung halamannya sejak 2009 lalu, melalui media musik ini pula ia gunakan sebagai cara  untuk mengajak warga kampungnya peduli pada lingkungan di sekitar Danau Toba yang dianggapnya sudah mengalami kerusakan cukup parah.

“Saya hanya ingin mengajak warga ikut peduli dan memperhatikan lingkungannya,” kata Sirait usai mendapatkan penghargaan Anugerah UGM atas kiprahnya di bidang lingkungan, Kamis (19/12/2013).

Sirait menceritakan usaha konservasi lingkungan dilakukannya lewat aktivitas menanam ribuan pohon di sekitar lahan seluas 40 hektar yang ia namakan Taman Eden. Area konservasi ini diakui Sirait untuk dijadikan percontohan konservasi lingkungan di sekitar kawasan danau toba.

Namun tidak mudah bagi Sirait melaksanakan niat baiknya tersebut. Bahkan dirinya sempat diteror oleh teman sendiri, karena selalu menolak dan menyuarakan protes keras setiap ada aksi kegiatan penebangan pohon yang merusak habitat ekosistem di hutan danau toba.

Awalnya tidak banyak warga yang mau mengikuti jejaknya. Namun, Sirait tidak pernah putus asa. Apapun tetap dilakoninya dengan berbagai cara. Para seniman pun dia ajak untuk ikut kampanye. Kesenian, kata Sirait, merupakan cara yang paling efektif mengedukasi warga untuk peduli lingkungan. “Saya juga pelajari musik dan tarian tor-tor untuk kampanye menanam pohon. Bahkan ada grup tunanetra saya ajak untuk menanam pohon,” tandasnya.

Atas kiprahnya membuka Taman Eden, ia pun banyak mendapat penghargaan dari Gubernur, Menteri Kehutanan, hingga penghargaan dari Presiden. Namun dua penghargaan dari Gubernur dan satu penghargaan dari Menteri Kehutanan ia kembalikan. Sirait mengaggap, pemberi penghargaan tidak serius terhadap perbaikan kondisi hutan di sekitar Danau Toba. “Bagi saya piala tidak berharga jika hutan di danau toba tidak ikut dilestarikan,” kata pria yang tamat SMA ini.

Penghargaan yang diberikan UGM padanya, bagi Sirait, penghargaan tersebut menunjukkan keberpihakan UGM terhadap kiprah bagi mereka yang berkecimpung di daerah terpencil. “UGM ternyata memperhatikan kami yang tinggal di sudut-sudut desa,” ungkapnya.

Selain Sirait, Anugerah UGM diberikan kepada tokoh-tokoh lainnya, seperti dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH untuk penghargaan bidang kesehatan; Prof. Dr. Daoed Joesoef di bidang pendidikan; dan Nobertus Riantiarno di bidang kebudayaan. Penghargaan tersebut diserahkan pada upacara Dies Natalis UGM ke-64 oleh Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. []

Sumber: ugm.ac.id

read more