close
Industri vital di Aceh Utara | Foto: google.com

Masih ada saja gas-gas berbahaya yang bocor dari industri ekstraksi minyak dan gas bumi. Insiden ini membahayakan masyarakat sekitar dan merusak lingkungan hidup. Bisa dibayangkan jika ada masyarakat yang menghirup gas beracun H2S, amoniak ataupun terpapar dengan merkuri. Penyakit berbahaya tentu akan menimpa manusia yang terkena, tidak pandang bulu, tua-muda, laki-perempuan. Celakanya pihak perusahaan hanya bereaksi sesaat saja terhadap kecelakaan tersebut, sekedar mengobati ala kadar tanpa ada tindakan konkrit dalam jangka panjang.

Lhokseumawe ataupun Aceh Utara menjadi “bulan-bulanan” dari bencana ini karena kedua daerah ini dikelilingi industri raksasa penghasil gas dan minyak bumi serta turunannya. PT Arun, Mobil Oil, PT PIM, PT AAF, PT KKA dan sebagainya merupakan ancaman bagi lingkungan seandainya saja pengelolaan limbahnya tidak dilakukan dengan benar dan secara konsekuen. Benar berarti sesuai dengan peraturan yang disepakati dalam Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan prinsip-prinsip keilmuan. Sedangkan konsekuen berarti pengelolaan dilakukan terus menerus dengan derajat yang sama setiap waktunya.

Selain kebocoran gas, isu hutan masih mendominasi Aceh secara khusus dan Indonesia secara umumnya. Hutan menjadi polemik yang tidak berkesudahan, peraturan terus saja dibuat dan pembabatan juga tak kalah cepatnya. Ada saja cara para perambah hutan baik secara resmi (HPH , HTI ) maupun penebang liar untuk menghabisi flora beserta ekosistemnya. Upaya penegak hukum untuk memberantas mereka tampaknya tidak membuahkan hasil signifikan. Tangkap, publikasi di media kemudian tak jelas kasus berujung kemana.

Persoalan hutan menjadi semakin komplek ketika musim kemarau ekstrim tiba, mengakibatkan kebakaran luas pada hutan. Cuaca dengan temperatur tinggi menyebabkan daun-daun menjadi meranggas, kering dan sangat mudah terbakar. Kebakaran bukan cuma disebabkan oleh alam semata namun juga oleh ulah jahil manusia. Mereka dalam rangka mencari nafkah seperti membuka ladang ataupun mengambil kayu, sengaja membakar hutan. Tanpa pikir panjang tentunya, hanya memikirkan kepentingan sendiri semata.

Semoga kita selalu peduli dan menjaga lingkungan. Ingat sebuah pepatah, “Manusia butuh lingkungan tetapi lingkungan tidak butuh manusia.”[m.nizar abdurrani]

Tags : limbahpencemaran

Leave a Response