close
Green Style

Hari Bumi, Bola Dunia Menggelinding di Aceh

Sekelompok aktivis memperingati Hari Bumi di Banda Aceh | Foto: T. Muhammad Zulfikar

Puluhan aktivis lingkungan di Aceh menggelar aksi memperingati hari bumi sedunia, Selasa (22/4) di Banda Aceh. Massa aksi yang sempat berjalan kaki di Jalan Daud Beureuh menuju ke Simpang Lima Banda Aceh dengan menggelindingkan bola bumi raksasa setinggi 3 meter yang terbuat dari goni.

Pada aksi tersebut tidak hanya diikuti oleh aktivis lingkungan, tetapi juga ikut dimeriahkan oleh seniman, mahasiswa serta beberapa komunitas lainnya. Pada aksi memperingati hari bumi sedunia ini menyampaikan pesan-pesan untuk penyelamatan lingkungan. Diantaranya ada yang berperan theaterikal manusia berlumpur, bertopeng satwa liar seperti gajah, harimau dan juga kupu-kupu.

Massa aksi juga berjalan kaki sepanjang 1 kilometer dengan menggelindingkan bola bumi raksasa dan membuat jalan menjadi padat merayap sampai menuju samping Masjid Raya Baiturrahman. Kendati demikian pihak kepolisian bisa mengantisipasinya sehingga bisa mengurai kemacetan dengan mengalihkan arus lalu-lintas ke arah lainnya.

Koordinator Aksi, Andri Munazir pada wartawan mengajak seluruh rakyat Aceh untuk menjaga kelestarian lingkungan, perlindungan satwa dan juga mencegah pencemaran lingkungan. Karena bila tidak dijaga, maka tidak tertutup kemungkinan bencana akan menimpa bumi ini.

“Masyarakat itu harus sadar bagaimana cara melestarikan dan menghargai alam dan lingkungan sekitar kita, penting untuk menjaga keseimbangan siklus dan ekosistem di alam, jangan kita biarkan pemanasan global mengancam kita,” kata Andri Munzir.

Sementara itu, seorang Pengamat Lingkungan, T M Zulfikar yang ikut hadir langsung pada aksi tersebut meminta kepada Pemerintah Aceh agar Sumber Daya Alam (SDA) tidak dijadikan sebagai nilai bargaining untuk kekuasaan. “Setelah mendapat kekuasaan menjadikan politik dagang sapi untuk menguasai SDA, agar ini tidak perlu terjadi,” ujar T M Zulfikar.

Dikatakannya, selama ini banyak pihak kecendrungan kurang peduli terhadap lingkungan dan disibukkan dengan situasi politik kekuasaan. Padahal lingkungan cukup baik menjadi sorotan utama, karena perebutan kekuasaan tidak terlepas dari perebutan SDA.

“Bencana akibat ulah tangan manusia semakin meningkat, menjadi banjir misalnya di Aceh Tenggara dan beberapa tempat lainnya justru pemerintah tidak memperdulikannya,” tukas dia.

Oleh karena itu dia menghimbau kepada Pemerintah Aceh agar bisa memandang bumi, lingkungan, untuk kepentingan masa depan anak cucu untuk kehidupan setelah kita dan bumi ini pinjaman dari pendahulu kita.

Sumber: merdeka.com

Tags : hari bumilingkungan

Leave a Response