close
Green Style

Pemuda Tapsel Aktivis YEL Ikut KTT Iklim PBB

Pegiat Lingkungan-Iklim asal Tapanuli, Sumatra Utara, Arrum Harahap | Foto: ist

Medan-Arrum Harahap, pemuda pegiat lingkungan-iklim dan pengurus Youth For Climate Change Sumatra asal Tapanuli Selatan (Tapsel) hadir pada Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim Pemuda PBB yang pertama di New York City, Sabtu, (21/9/2019).

Acara bersejarah ini menjadi platform bagi para pemimpin muda yang mendorong aksi iklim untuk menunjukkan solusi mereka di PBB, dan untuk terlibat secara nyata dengan para pembuat keputusan tentang masalah yang menentukan masa depan peradaban manusia. Ini menjadi pertemuan terbesar para pemimpin iklim muda di PBB dalam sejarah.

Lebih dari 7.000 orang muda berusia antara 18-29 tahun mendaftar untuk menghadiri KTT Iklim Pemuda. Dan Arrum Harahap, menjadi satu dari 500 anak muda dari seluruh dunia yang dipilih untuk menghadiri KTT setelah menunjukkan komitmen mereka untuk mengatasi krisis iklim dan menunjukkan kepemimpinan untuk memberikan solusi akan krisis iklim.

Arrum Harahap adalah salah satu dari tiga 3 pemuda Indonesia yang terpilih sebagai Delegasi UNESCO Man And Biosphere (UNESCO MAB). Ini adalah salah satu program UNESCO berbasis ilmiah yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara manusia dan alam.

Sejak tahun 2017, Arrum telah menunjukkan aksi iklim dengan berbagai cara. Mahasiswa Pengelolaan Sumber Daya Alam dari Universitas Andalas ini adalah salah satu alumni dari Youth Leader Climate Change Indonesia dan Climate Tracker. Sejak tahun 2017 hingga Juni 2019, dia bergabung dalam Program konservasi Orangutan Sumatra bersama Yayasan Ekosistem Lestari untuk Program konservasi Orangutan di Hutan Batang Toru, Tapanuli.

“Sebagai delegasi UNESCO MAB, melalui konfrensi ini, saya berharap ke depannya peran pemuda dalam mitigasi perubahan iklim di Indonesia semakin besar. Indonesia adalah salah satu negara yang paling kaya akan Biodiversiti. Hutan hujan tropis kita adalah salah satu solusi untuk mengatasi perubahan iklim,” katanya, dalam keterangan tertulis, Minggu (22/9/2019).

Arrum mengatakan, saat ini ada 16 Cagar Biosfer di Indonesia. Hal ini tentunya perlu ditingkatkan lagi, dengan diakuinya satu kawasan menjadi cagar biosfer maka proteksi terhadap kawasan tersebut pun akan meningkat.

Hutan Batang Toru di Tapanuli adalah salah satu hutan yang sangat potensial untuk menjadi cagar biosfer UNESCO. Dia sangat berharap pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan bersama-sama mengajukan Hutan Batang Toru menjadi cagar biosfer maupun situs warisan dunia. Karena sebagai generasi muda, dia tidak ingin menyaksikan kiamat ekologis terjadi di depan mata.

“Baru-baru ini daftar merah IUCN menyebutkan 28.000 spesies dalam status terancam punah. Kita tentu tidak ingin kehilangan harimau, orangutan, tapir dan trenggiling dari Hutan Batang Toru. Jika hal ini terjadi, kita bukan hanya kehilangan keanekaragaman hayati, tapi juga akan kehilangan masa depan kita. Karena krisis iklim itu nyata,” katanya.

Pada tanggal Jumat (20/9/2019), Arrum Harahap juga mengikuti Climate Strike di Battery Park New York bersama Greta Thunberg, aktivis iklim berusia 16 Tahun dari Swedia. Bersama ratusan ribu peserta lainnya, mereka menuntut agar pemimpin dunia melakukan aksi nyata untuk perubahan iklim.

KTT Iklim Pemuda memberikan program sehari penuh yang mempertemukan para aktivis muda, inovator, pengusaha, dan pembuat perubahan yang berkomitmen untuk memerangi perubahan iklim dengan kecepatan dan skala yang diperlukan untuk memenuhi tantangan. Hal ini akan berorientasi pada tindakan, lintas generasi, dan inklusif, dengan representasi yang sama dari para pemimpin muda dan dari semua lapisan masyarakat.

Sumber: medanbisnisdaily.com

Tags : tapanuli

Leave a Response