close
Ragam

Deklarasi Masyarakat Aceh Pilih Caleg Peduli Lingkungan

Koordinator pertemuan dan deklarasi serta aksi solidaritas lintas generasi masyarakat sipil dan mahasiswa Aceh, Efendi Isma pada pertemuan dan deklarasi di Gedung AAC Dayan Dayood, Unsyiah, Banda Aceh, Senin (25/3/2019) | Foto: Fatma

Banda Aceh – Puluhan kelompok masyarakat sipil dan mahasiswa Aceh mengajak masyarakat provinsi Aceh tidak golput pada pemilu 17 April 2019 mendatang dan memilih Calon Legislatif (Caleg) yang peduli terhadap lingkungan. Mereka tergabung dalam sebuah aksi Solidaritas Lintas Generasi Masyarakat Sipil dan Mahasiswa Aceh, Senin (25/3/2019) di Banda Aceh menyerukan agar memilih caleg yang punya komitmen pada upaya pelestarian alam dan lingkungan, berkeadilan gender dan inklusi, menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan penegakan HAM, anti korupsi dan cinta damai. Tidak mengorbankan generasi mendatang demi kepentingan sesaat mengatasnamakan pembangunan.

Pertemuan dan deklarasi serta aksi berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam itu juga menghadirkan Ketua Koalisi NGO HAM Zulfikar Muhammad, Ketua Kontras Aceh Faisal Hadi, Gerak Aceh Fernan, dan Flower Aceh Riswati Okinaya.

Peristiwa kontestasi politik lima tahunan adalah agenda wajib negara dan bangsa Indonesia, prosesnya selalu diwarnai dengan pekikan janji yang riuh rendah memenuhi ruang publik sebagai upaya menarik perhatian dan harapan agar dapat terpilih sebagai pemenang.

Parlemen adalah lembaga legislatif negara tempat regulasi digodok dan ditetapkan menjadi rule of law nya bagi warga negara, institusi resmi ini menjadi zat pewarna kehidupan berbangsa dan bernegara. Bila isinya direpresentasikan oleh personal berwarna “baik” maka regulasi dan peraturan yang dilahirkan akan menjadi baik pula.

Koordinator aksi, Efendi Isma menegaskan, semua pihak berkewajiban menanam yang baik demi masa depan generasi bangsa.

“Kita ingin menanam sesuatu yang baik demi masa depan Aceh, bisa lebih baik dan menjangkau khalayak ramai serta masyarakat luas, dan para politisi tidak mengorbankan masyarakat pada pemilu serta dan konsisten memperjuangkan hak-hak masyarakat sipil,” ujarnya.

“Kita akan memilih pemimpin yang peduli pada lingkungan. Komposisi parlemen setidaknya bisa mempercepat terwujudnya apa yang dicita-citakan,” lanjut Efendi.

Sementara itu Kepala divisi dan kampanye Walhi Aceh M. Nasir mengatakan, “Kita harus lebih selektif dan tidak lagi memiliki caleg yang tidak peduli terhadap keberlangsungan lingkungan dan rakyat tidak boleh absen dari pesta demokrasi lima tahunan. Kita mengajak rakyat Aceh memilih Caleg yang pro terhadap lingkungan,” kata M. Nasir kepada Greenjournalist di Banda Aceh.

Setiap tahun lebih 100 bencana ekologi melanda provinsi paling barat Indonesia dan ironinya para anggota legislatif tersebut hingga kini belum menawarkan solusi konkret. “ Kita harus lebih selektif dan memilih para legislatif yang pro lingkungan, menawarkan solusi terhadap keberlangsungan hutan lindung,” ujar M. Nasir.

Kondisi kehidupan provinsi Aceh hari ini adalah cermin dari proses politik pada lima tahun yang lalu. Banyak produk hukum yang dilahirkan tidak bermutu dan jauh dari rasa keadilan masyarakat, bahkan ditemukan anggota legislatif yang “berselemak” dengan kasus korupsi, ditemukan anggota legislatif yang tidak peduli dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya terhadap isu lingkungan.

Upaya ini muncul dari potret keterpurukan kondisi lingkungan dan rendahnya komitmen terhadap isu-isu yang krusial, agar lima tahun mendatang Aceh mendapatkan parlemen yang berkualitas dan memperbaiki kehidupan Aceh menuju masyarakat madani. (Fat)

Tags : caleg

Leave a Response