close
Ragam

Harimau Sumatera Tersisa 400 Ekor, Habitatnya Hancur untuk Perkebunan

Ilustrasi | Foto: Tim Knight

Apa yang terjadi jika manusia tidak berjuang menyelamatkan habitat harimau Sumatra? Seperti yang pernah terjadi sebelumnya dengan saudaranya di Jawa dan Bali. Harimau Jawa dan Bali tanpa mendapat perlindungan yang memadai akhirnya mengalami kepunahan. Harimau Jawa – Bali merupakan bukti korban perusakan hutan hujan. Jika kita tidak bisa melindungi hutan hujan Sumatra, harimau Sumatra akan menjadi makhluk yang punah berikutnya.

Saat ini, ada sekitar 400 harimau Sumatra yang tersisa di alam liar. Perusahaan-perusahaan besar dengan modalnya yang besar sangat intensif membuka perkebunan di area hutan hujan. Kegiatan pembukaan perkebunan ini secara sistematis menghancurkan habitat Harimau. Rumah bagi Harimau dan satwa-satwa lainnya lenyap, digantikan dengan barisan tanaman sawit dengan luas sepanjang mata memandang.

Sepertinya walau harimau Sumatera terancam kepunahan, saat ini manusia mempunya kondisi yang lebih baik untuk melindungi si belang ini. Faktanya, kita bisa melindungi harimau, dan pelaksanaannya relatif lebih aplikatif. Ada dua alasan mengapa saat ini lebih memungkinkan membantu menyelamatkan Harimau Sumatera yaitu :

Pertama, saat ini kita memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang harimau daripada yang kita miliki ketika Harimau Jawa punah pada 1970-an, atau harimau Bali pada 1930-an. Dan kita tahu lebih banyak cara bagaimana melindungi mereka juga secara tepat dan efisien.

Kedua, ada banyak orang-orang atau lembaga yang peduli terhadap pelestarian lingkungan terutama flora dan fauna. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya kelangsung hidup spesies karena spesies ini memberikan efek pada kehidupan manusia. Sejumah aktivis dengan jujur telah berhasil membuat perusahaan besar sawit menghentikan kegiatan pembukaan perkebunan. Korporasi Besar di masa lalu menghancurkan hutan hujan namun sekarang akan banyak tentangan dari masyarakat.

Tags : sawitsumatera

Leave a Response