close

limbah

Green Style

Hijrah Purnama Sulap Sampah Plastik Jadi Kerajinan

Keprihatinan dan kecemasan Hijrah Purnama terhadap limbah sampah plastik mulai ia rasakan ketika duduk di bangku kuliah. Bermula dari mencuci sampah plastik yang dilakukannya bersama teman-temannya, lalu sampah-sampah tersebut dikumpulkan dalam kamar kost.

Sejenak, ia bingung dan belum tercetus ide untuk mengolah sampah plastik tersebut menjadi bermanfaat dan berdaya guna.  Ide untuk mendaur ulang sampah menjadi barang-barang layak guna akhirnya lahir. Ia bersama koleganya menamakan usaha daur ulang sampah mereka yaitu Project B Indonesia. Berikut wawancara dengan Mas Hijrah sebagaimana dilansir oleh Mongabay-Indonesia.

Mongabay-Indonesia: Apa yang melatarbelakangai anda untuk membuat saur ulang sampah, Project B Indonesia ?
Keprihatinan.  Awalnya hanya itu, banyaknya kantin/cafe atau yang biasa kita sebut burjo di lingkungan kampus menggerakkan kami untuk berbuat sesuatu. Di bangku kuliah selalu disuguhkan materi-materi tentang pengelolaan lingkungan membuat kami merasa risih dengan sampah yang dibiarkan begitu saja, hanyut di sungai, ditimbun ataupun dibakar. Orang-orang melakukan hal tersebut karena tidak paham, jadi kalo bukan kami? Siapa lagi yang peduli? Begitu yang terbesit didalam pikiran beberapa tahun yang lalu.

Mongabay-Indonesia: Siapa saja yang terlibat awal dalam project ini dan kapan dimulainya ?
Kami memulai project ini pada April 2008 dengan anggota berjumlah empat orang dan semuanya masih berstatus mahasiswa, dua mahasiswa S1 dan dua lagi mahasiswa S2. Boleh dibilang kegiatan ini tanpa modal, berawal dari hobi sering nongkrong di burjo, akhirnya memberanikan diri untuk meminta pemilik burjo untuk mengumpulkan sampah plastik kemasan. Satu minggu sekali diambil dan selama satu tahun pertama setiap Sabtu dan Minggu, kegiatan kami adalah menghitung, mencuci dan menjemur sampah plastik. Setelah kering sampah dipilah sesuai jenisnya. Sambil berjalan kami melatih kemampuan komunikasi kepada masyarakat. Kegiatan awal kami lakukan dengan sosialisasi pengelolaan sampah di beberapa desa di wilayah Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta. Sambutannya luar biasa, satu tahun pertama kami sudah bisa membuat beberapa desa secara sukarela mengumpulkan sampah plastik yang dihasilkan setiap rumah untuk disetorkan kepada kami.

Mongabay-Indonesia: Mengapa diberi nama Project B Indonesia?
Tidak ada alasan khusus kenapa kami namai kegiatan kami dengan Project B Indonesia, banyak usul nama dari empat orang anggota awal, tapi kami memilih Project B Indonesia. Banyak plesetan yang kami buat, B bisa berarti burjo karena awal idenya berasal dari tongkrongan burjo. Ato bisa juga B itu adalah awal, akan ada bisnis selanjutnya karena alphabet masih 24 huruf lagi..

Hijrah Purnama Putra (paling kiri) bersama para pengunjung dari Salatiga | Foto: Dok: Project B indonesia

Mongabay-Indonesia: Mengapa sampah plastik yang menjadi objek daur ulangnya mengapa tidak kertas dan yang lainya?
Plastik itu banyak jenisnya, kalau menurut referensi ada tujuh jenis plastik.. HDPE, PE, PP dan lain-lain. Kami memilih jenis plastik kemasan dengan lapisan alumunium foil. Berbeda dengan plastik yang lain dapat didaur ulang menjadi produk lain. Tapi jenis plastik beralumuniumlah yang kami fokusi, plastik jenis ini tidak laku dijual, membuat pemulung-pun tidak mau mengambil jenis plastik ini. Padahal kita tahu jumlah sampah jenis ini terus meningkat, hampir semua produk dibungkus dengan kemasan. Kadang orang membeli produk tidak mementingkan isi tapi lebih tergoda karena melihat kemasannya.

Mongabay-Indonesia: Dari mana sampah-sampah plastik itu anda dapatkan? membeli dari pemulung sampah atau bagaimana?
Dari masyarakat, kami mengelolanya dalam bentuk Bank Sampah. Tapi berbeda dengan bank sampah pada umumnya, kami hanya menerima sampah kemasan. Tentunya sebelum menabung kami mensosialisasikan tata cara penabungan, pengelolaan rekening, dan pencairan dana. Saat ini telah ada 150 nasabah yang tercatat dalam sistem kami. 150 nasabah ini bukan berarti 150 orang, tapi jika dihitung jumlah orangnya bisa mencapai 600 orang, karena 1 nomor rekening bisa terdiri dari 60 sampai 80 orang. Pengelolaan Bank Sampah ini juga cukup unik, jika bank sampah lain hidup dari hasil tabungan nasabah melalui pemotongan langsung berupa biaya adminitrasi, berbeda dnegan sistem kami. Kami tidak melakukan pemotongan sedikit pun dari sampah yang ditabungkan oleh masyarakat.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kami menghidupi bank sampah kami? Ya, dari jualan produk, kami memutar semua keuntungan penjualan untuk biaya pengelolaan, termasuk kegiatan sosialisasi yang kami lakukan setiap bulannya, promosi, pameran dan kegiatan lainnya. Jadi, kami selalu mengatakan jika memakai produk daur ulang ini tidak hanya membuat kami untung, tapi lebih dari 600 orang juga akan diuntungkan dengan program ini. Disamping nilai-nilai lingkungan yang begitu besar yang bisa kita dapatkan dari program ini.

Mongabay-Indonesia: Apakah ada komunitas atau kelompok yang diuntungkan dari Project B Indonesia ?
Pasti ada, keuntungan terbesar adalah bagi nasabah yang berasal dari berbagai wilayah di Yogyakarta.

Mongabay-Indonesia: Bagaimana dengan respon masyarakat (pasar) terhadap procuk hasil daur ulang sampai saat ini ? Apakah tidak ada ketakutan dengan persaingan produk terkenal ?
Respon masyarakat semakin hari semakin baik, masyarakat saat ini sudah terbiasa dengan slogan 3R (reduse. reuse and recycle). Sudah lumayan tidak risih lagi melihat produk daur ulang. Sudah jauh sekali peningkatannya ketika kami baru mulai di tahun 2008. Setiap produk tentunya sudah dipikirkan segmennya, kami mengejar segmen mahasiswa dan ibu-ibu. Mahasiswa kami sediakan berbagai produk seperti tempat pencil, tas laptop, backpack dan lainnya. Sedangkan ibu – ibu kami sediakan tas belanja ke pasar, tas laundry dan lain-lain. Bersaing dengan produk terkenal? Wah tidak ada apa-apa nya, produk kita dibandingkan produk mereka.

Berbagai sampah plastik berdaya guna untuk kebutuhan rumah tangga kerja dan kuliah

Mongabay Indonesia: Konsep daur ulang sampah di Jogja dan Indonesia saat ini seperti apa ?
Sebenarnya di Jogja sendiri sudah cukup baik dibandingkan dengan kota-kota lain di wilayah Indonesia. Jogja telah memiliki paguyuban pengelola sampah mandiri, saat ini kalau saya tidak salah sudah ada 50-an desa yang telah melakukan pengelolaan sampahnya secara mandiri. Kebanyakan dari desa tersebut memang tidak dilayani oleh pengangkutan dinas kebersihan, jadi mereka mau tidak mau harus mengolah sampahnya sendiri selain menimbun, menghanyutkan disungai ataupun membakar.

Mongabay-Indonesia: Apa kendala yang dihadapi selama berjalannya Project B Indonesia ?
Pasti setiap usaha ada kendalanya. Selam ini yang kami alami, mulai dari bahan baku, bank sampah, pegawai, produk, pemasaran pernah menjadi masalah. Kesempatan “bermasalah” itu kita jadikan sebagai sarana belajar. Konsepnya adalah learning by doing. Jadi enjoy-enjoy saja pas ada masalah.

Mongabay Indonesia: Apa saja capaian yang sudah didapat sejak dimulainya Project B Indonesia ?
Sejak berdiri sampai sekarang alhamdulillah sudah banyak capaian yang dapatkan, awal bekerja tanpa pegawai sekarang sudah ada lima pegawai tetap yang membantu kami. Dulu belum punya showroom, sekarang sudah ada walaupun bentuknya masih minimalis. Dulu belum pernah kirim barang keluar negeri, sekarang sudah beberapa kali “mengimpor” sampah ke Philipine, Jepang, Amerika dan Jerman. Tentunya semua itu kita syukuri dengan rasa syukur yang luar biasa.

Mongabay-Indonesia: Bagaimana dengan respon dan peran pemerintah terhadap pelaku usaha daur ulang seperti yang anda geluti?
Responnya cukup baik, beberapa instansi sudah rutin memesan produk daur ulang kami untuk kegiatan yang mereka lakukan. Tapi untuk respon yang lain belum ada sampai saat ini.[]

Sumber: mongabay.co.id

read more
Green Style

Lima Cara Bikin Produk Hijau

Produk yang ramah lingkungan berpotensi mengurangi limbah, menghemat energi, waktu dan biaya. Menciptakan produk hijau juga bisa menjadi pintu masuk terciptanya proses manufaktur yang ramah lingkungan.

Kedua aksi hijau ini (produk dan proses manufaktur yang ramah lingkungan) akan menghemat sumber daya dan memangkas emisi CO2, gas rumah kaca penyebab perubahan iklim dan pemanasan global. Ada lima langkah untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan. Berikut kiat-kiatnya yang diambil dari tulisan Naomi Stevens di situs Greenerideal yang diterbitkan baru-baru ini.

1. Kurangi limbah
Cara penggunaan dan fungsi dari sebuah produk menentukan proses manufaktur dan bahan baku yang akan digunakan. Proses manufaktur sebisa mungkin mengoptimalkan bahan-bahan yang telah tersedia. Semakin sedikit bahan baku yang digunakan, semakin sedikit pula limbah yang akan berakhir di lokasi pembuangan sampah. Gunakan bahan baku yang limbahnya bisa dipakai untuk memroduksi produk lain, baik melalui proses pencampuran atau peleburan. Misalnya, jika Anda menggunakan bahan plastik, limbah plastik (yang berkualitas) bisa diproses untuk bahan produk-produk yang lain.

2. Kurangi komponen produk
Semakin sedikit komponen produk semakin sedikit pula emisi CO2 yang akan dihasilkan. Anda tidak hanya bisa mengurangi bahan baku dan waktu produksi, namun juga mengurangi jumlah cetakan produk yang diperlukan. Menciptakan cetakan metal yang kuat dan awet dalam proses manufaktur memerlukan energi yang sangat besar.

Semakin sedikit jumlah cetakan, semakin sedikit pula energi – dan biaya – yang diperlukan. Bahan baku yang digunakan juga jauh lebih sedikit sehingga menekan jumlah limbah. Proses produksi bisa berjalan lebih cepat sehingga mesin beroperasi secara optimal.

3. Manfaatkan semua sumber daya lokal
Walaupun kemungkinan biayanya akan lebih tinggi (terutama di negara-negara maju, namun tidak di negara berkembang), usahakan menggunakan semua sumber daya lokal yang tersedia sehingga produk Anda dan proses manufakturnya bisa mengurangi jejak karbon dan jarak pengiriman produk.

4. Jangan memesan berlebihan
Memesan melebihi kuota bisa memicu produksi dan pemakaian sumber daya yang berlebihan. Termasuk sumber daya listrik, tenaga kerja, bahan baku, yang tidak hanya meningkatkan biaya namun juga menambah limbah dan emisi karbon yang tidak perlu, kecuali produk Anda bisa dipakai ulang.

5. Gunakan bahan baku yang bisa didaur ulang dan bisa terurai di alam
Memilih bahan baku yang bisa didaur ulang dan terurai di alam bisa mengurangi dampak negatif produk Anda terhadap lingkungan. Bahan baku hijau juga memberikan nilai tambah bagi produk Anda sehingga bisa bersaing dengan produk-produk lain. Jika produk tersebut tak lagi bisa terjual, bahan bakunya bisa Anda gunakan untuk memroduksi produk baru.

Pastikan Anda selalu memertimbangkan kelima faktor di atas sebelum mendesain dan memroduksi sebuah produk. Sehingga produk Anda bisa menekan emisi karbon, mengurangi biaya dan pemakaian sumber daya yang berlebihan yang tentu saja tidak ramah lingkungan.

Sumber: hijauku.com

read more
Ragam

Air Akan Menjadi ‘Minyak’ Baru di Dunia

Setelah 14 tahun mengalami kekeringan, Danau Lake Powell sekarang kurang dari setengahnya sudah terisi air.  Air mengalir ke Danau Powell, yang terletak antara Utah dan Arizona, dari ketinggian Pegunungan Rocky melalui Sungai Colorado. Lebih dari 30 juta orang di tujuh negara bagian kebutuhan airnya tergantung pada danau Colorado untuk bercocok tanam, pembangkit listrik dan menjaga kota-kota seperti Las Vegas hidup. Tapi tahun ini kekeringan terburuk dalam satu abad terakhir telah memperlambat aliran ke danau.

Pada bulan Agustus , Biro Reklamasi Federal AS mengurangi sebesar 9 persen jumlah orang yang memanfaatkan air Danau Power di barat daya Amerika Serikat. Sebagai dampak penjatahan air di negara bagian, di tahun-tahun mendatang  pembangkit listrik tenaga air (termasuk satu di Hoover Dam) bisa berhenti beroperasi dan produksi pertanian berkurang.

Kesulitan air yang menimpa daerah bagian Selatan Amerika ini juga merupakan masalah di seluruh dunia dimasa mendatang. Tak kurang dari 2,7 miliar orang di seluruh dunia menghadapi kelangkaan air, menurut sebuah studi dalam jurnal PLoS ONE tahun 2012. Pertikaian atas hak air menyebabkan konflik politik dan ketidakstabilan di tempat-tempat seperti lembah Nil dan anak benua India. Ketika populasi meningkat, konflik terjadi lebih intens, menurut laporan Dewan Intelijen Nasional, yang menyarankan direktur intelijen nasional untuk Amerika Serikat tentang isu-isu keamanan nasional .

Pemodelan populasi terbaru memperkirakan bahwa akan ada 11 miliar orang penduduk bumi pada tahun 2100, menurut sebuah laporan PBB yang dirilis musim panas lalu. Mengingat bahwa populasi yang ada sudah berlebihan dibanding pasokan air yang tersedia, bagaimana planet menyediakan air bagi semua orang?

” Air adalah minyak baru, ” kata Bill Davies, seorang ahli biologi tanaman di Pusat Pertanian Berkelanjutan di Lancaster University di Inggris . ” Orang-orang akan berebut untuk air. ”

Untuk menyediakan air bagi planet ini sangat penting untuk memahami pasokan air yang tersedia dengan membuat peta rinci di mana air langka atau berlimpah dan meningkatkan infrastruktur air, kata para ahli. Membuat pertanian yang lebih efisien juga penting. Tetapi bahkan langkah-langkah tersebut mungkin tidak cukup untuk menyediakan air untuk semua orang. Ekonomi global juga perlu memperhitungkan biaya sebenarnya dari air sehingga produk air dibuat di daerah yang kaya air dan diimpor ke daerah yang lebih kering.

Saat ini tak seorang pun tahu berapa banyak air yang benar-benar tersedia di dalam tanah. Ada perkiraan global atau tingkat regional – misalnya, California dapat memompa sekitar 14,5 miliar galon ( 54,9 miliar liter ) air tanah per tahun, menurut Asosiasi Tanah Nasional ( NGA ) .

Tapi petani individu atau orang mengambil air dari sumur pribadi mungkin tidak tahu berapa banyak air di sumur mereka sampai akhirnya kering atau terkontaminasi dengan arsenik atau nitrogen. Di Amerika Serikat ada sekitar 15,9 juta sumur dan sekitar 500.000 sumur baru dibor setiap tahun untuk perumahan menurut NGA.

Di sebagian besar dunia pemakaian air secara individu tidak terukur dan siapa saja dapat memompa air tanah tanpa memberitahukan otoritas.

Banyak tempat yang bergantung pada sumber air mereka, membuat kebijakan konservasi bagus yang sulit untuk dijalankan di tingkat lokal . Misalnya Sungai Tigris mengalir dari Turki ke Irak sehingga menjamin pasokan air Irak namun perlu tindakan konservasi dari Turki – merupakan masalah politik yang membutuhkan negosiasi internasional.

Tentu saja, efisiensi penggunaan air yang ketat bisa menghemat air lebih banyak terutama melalui praktek pertanian. Pertanian menggunakan sekitar 70 persen air tawar di planet ini, kata Giulio Boccaletti, direktur Program Air Tawar Global di Nature Conservancy.

Tetapi bagaimana mengubah air yang digunakan belum tentu cukup. Banyak model perubahan iklim memperkirakan bahwa beberapa daerah, akan menghadapi lebih sering kekeringan. Bahkan saat ini , kelangkaan air merupakan ancaman rutin bagi petani. Untuk menyediakan air bagi 11 miliar orang, petani harus tahu bagaimana untuk memanipulasi sistem tanaman ‘ sendiri untuk menghadapi kekeringan.

Secara teori , mungkin ada cukup air untuk semua orang di planet ini . Caranya adalah dengan menggunakannya secara cerdas dan mendistribusikannya kepada orang-orang paling membutuhkan.

Idealnya daerah kaya air seperti Argentina harus mengekspor barang-barang yang memerlukan banyak air (seperti daging sapi) , sementara daerah kering harus mengabdikan upaya mereka untuk lebih banyak produk air hemat , kata Nico Grove , seorang peneliti di Institut Ekonomi dan Manajemen Infrastruktur di Jerman . Sapi membutuhkan sekitar 4.000 galon ( 15.000 liter ) air untuk setiap £ 2,2 . ( 1 kilogram ) produksi.  Sebaliknya , daerah kering seperti Timur Tengah – dipompa air tanah yang cukup untuk mengisi Laut Mati, menurut sebuah studi dalam jurnal Penelitian Sumber Daya Air 2013 – sehingga bisa memanen buah dari tanaman yang tahan kekeringan seperti tanaman xerophyte, tanaman kaktus.

Meningkatkan efisiensi tanaman dan menciptakan insentif positif bagi petani untuk menghemat air adalah kunci. Salah satu pilihan adalah sewa air di mana petani mengantisipasi tahun kering dan disaat lain menyewakan air untuk kota yang membutuhkannya.

Tapi hanya waktu yang akan membuktikan apakah langkah-langkah seperti ini akan cukup dan apakah masyarakat dan pemerintah akan bersedia untuk bertindak.

Sumber: livescience.com

read more
Green Style

Infrastruktur Indonesia Belum Ramah Lingkungan

Pembangunan infrastruktur Indonesia belum menggunakan konsep pembangunan ramah lingkungan. Itu karena terganjal beberapa hal, ungkap kalangan insinyur.

“Penerapan green infrastructure di Indonesia masih terkendala banyak hal yang kemudian membuat pemanfaatannya pun menjadi tidak optimal dan tidak sesuai dengan rencana awal,” kata Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Bobby Gafur Umar, dalam konferensi pers “Konferensi Federasi of Engineering Organisations se-Asean ke-31 (31th Conference of Asean Federation of Engineering Organisations 2013/Cafeo)” di Jakarta Convention Center, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Bobby memaparkan beberapa penyebab yang mendorong pembangunan tersebut tidak optimal yakni kurangnya pengetahuan dan pemahaman sistem green infrastructure itu.

“Lalu, ada banyaknya perbedaan persepsi tentang kepentingan pembangunan green infrastructure oleh pemangku kepentingan (stakeholder) sampai lemahnya teknologi yang digunakan dalam perencanaan pembangunan,” ujarnya.

Sebenarnya, tutur Bobby, Indonesia memiliki banyak potensi yang bisa mendorong pembangunan ramah lingkungan. Hal ini dilihat dari potensi sumber daya alam Indonesia yang cukup baik, seperti luas lahan subur yang luas dan iklim yang baik.

“Walau banyak tantangan, prospek pembangunan dan pengembangan green infrastructure di Indonesia cukup baik,” ungkapnya. ()

Sumber: vivanews.com

read more
Kebijakan Lingkungan

Jakarta Denda 50 Juta bagi Perusahaan Buang Sampah Sembarangan

Kepala Dinas Kebersihan DKI Unu Nurdin mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi terkait denda bagi warga dan perusahaan yang buang sampah sembarangan.

Menurut Nurdin, penegakan terhadap Peraturan Daerah Nomor Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah itu perlu disosialisasi terlebih dahulu, supaya masyarakat tidak kaget. “Bisa kaget nanti toh, denda itu bukan tujuan utama,” kata dia di Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Ia melanjutkan, untuk membangun kesadaran masyarakat perlu waktu yang panjang, salah satunya butuh pendekatan yang banyak agar terbangun kesadaran tersebut.

“Kalau pengawasan, nanti petugas akan patroli kali dibantu dengan Satpol PP dan unsur TNI. Namun kami masih hitung berapa personil yang turun dan operasionalnya,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Joko Widodo nampaknya mulai kesal dengan ulah warga yang seenaknya membuang sampah sembarangan, khususnya di sungai. Ia pun mengatakan akan memberikan sanksi tegas.

Pria yang akrab disapa Jokowi itu mengatakan akan menerapkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah secara ketat, sehingga warga tidak bisa lagi sembarangan membuang sampah.

“Itu dendanya sebesar Rp 500 ribu untuk masyarakat, sementara kalau perusahaan Rp 50 juta jika buang sampah sembarang,” tegasnya.[]

Sumber: theglobejournal.com

read more
Ragam

TRASHED, Ketika Sampah Menjadi Bencana

Sampah adalah permasalahan kita. Jika kita masih berpikir sampah adalah masalah orang lain, pikirkanlah kembali pendapat itu. Ini adalah kutipan pendapat yang kuat dari Karina Kartika Sari Dewi Soekarno.

“Saya senang bisa pulang kampung,” ujar Karina Kartika Sari Dewi Soekarno dalam acara makan siang bersama jurnalis di Erasmushuis, Jakarta Selatan (7/11/2013). Kartika merupakan putri termuda dari mendiang Presiden Republik Indonesia yang pertama, Soekarno. Masa kecilnya dihabiskan di kota mode dunia, Paris.

Kartika berkisah sejak tiga tahun lalu dia tinggal di Jakarta karena harus mengikuti pekerjaan suaminya. Selama di Indonesia dia dan keluarganya kerap melancong. Dia pun mengisahkan tentang kesan keindahan tempat-tempat di Indonesia, namun sekaligus juga kesan kesedihan tatkala menyaksikan sampah.

Menurutnya, sampah plastik telah bertebaran di mana-mana sementara jumlah tempat sampah tampaknya tak mencukupi. Kartika berujar, “Bencana itu adalah soal sampah.”

Siang itu, Erasmushuis bekerja sama dengan Kartika Soekarno Foundation menayangkan cuplikan film dokumenter Trashed yang disutradarai oleh Candida Brady dan dibintangi oleh pesohor asal inggris, Jeremy Irons. Sebagian dari kita mungkin masih ingat salah satu penampilan Jeremy di film The Man in the Iron Mask atau dalam Die Hard with a Vengeance bersama Bruce Willis.

Film Trashed bercerita tentang ulah manusia yang tak bertanggung jawab dengan membuang sampah dan limbah secara berlebihan. Akibatnya, timbulnya krisis sampah global, meningkatnya biaya lingkungan, kesehatan, dan masalah kemanusiaan. Pemutaran perdana film ini digelar pada Cannes Film Festival 2012, dan mendapat nominasi sebagai film dokumenter terbaik pada Raindance Film Festival.

Kartika berharap film ini menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sampah plastik,  sehingga ada perubahan dalam gaya hidup modern. “Saya berharap film ini dapat memberikan dampak yang kuat terhadap pemangku kepentingan, dan masyarakat.”

“Permasalahan yang disampaikan dalam film ini merupakan masalah sampah global. Bukan hanya Indonesia, tetapi juga negara-negara lain,” ujar  Wouter Plomp selaku perwakilan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda. Wouter yang duduk di samping Kartika pun mengingatkan, “Jangan lupa untuk datang ke Erasmus Huis untuk menyaksikan pemutaran perdana Trashed.”

Acara pemutaran perdana film tersebut digelar pada Senin, 11 November 2013 yang turut dihadiri Jeremy Irons.  Pemutaran perdana tersebut sekaligus membuka acara festival film dokumenter Erasmusindocs yang diselenggarakan pada 12-16 November 2013 di Erasmus Huis, Jakarta.

Berikut cuplikan filmnya.

Sumber: NatGeo Indonesia

read more
Ragam

Siswa SMP buat Pupuk Organik dari Sampah Buah

Sekelompok pelajar SMP 1 Rangkas Bitung, Provinsi Banten, membuat pengolahan sampah bonggol pisang menjadi mikroorganisme lokal, salah satu jenis Pupuk organik cair (POC). POC  adalah larutan dari pembusukan berbagai bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia, yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.

Pembuatannya terbilang mudah juga. Mikroorganisme lokal merupakan larutan hasil fermentasi yang berasal dari pembusukan yang mudah terurai. Dengan adanya mikroorganisme lokal, maka akan memudahkan petani menggunakan pupuk cair bersifat organik, sehingga penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi.

Biaya yang dibutuhkan pun murah. Bahan bisa didapat dari macam-macam buah yang hampir busuk—pisang, pepaya, mangga, mentimun— serta campuran gula merah dan air kelapa.

Kelebihan POC di antaranya adalah cepat mengatasi defisiensi hara dan tidak masalah dalam pencucian hara.

Para pelajar yang melakukan pengembangan ide pemanfaatan ini ialah Raditya Maulidhan Nugraha, Pieter Edward Riwu, dan Ria Yuliati.

Melalui proyek ini ketiganya di bawah pendampingan guru mereka Corina Margaretha, masuk sebagai salah satu nominator Kompetisi Anak dan Remaja Bumiku Rumahku untuk Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan.

Sampah bonggol pisang yang mereka olah ke pupuk menjadi berguna dan punya nilai ekonomi.

Sumber: NatGeo Indonesia

read more
Ragam

Ini 10 Tempat Paling Tercemar di Dunia

Kota-kota industri terpencil, pusat-pusat pengolahan limbah elektronik dan lokasi bencana nuklir terkenal sebagai tempat paling tercemar tahun 2013 , menurut daftar baru dari lembaga nirlaba Blacksmith Institute yang berbasis di New York.

Lokasi-lokasi paling beracun masuk peringkat, termasuk Chernobyl, Ukraina, yang masih menderita akibat krisis radioaktif tahun 1986 , delta Sungai Niger di Nigeria, di mana setiap tahunnya 240.000 barel minyak mentah tumpah ke dalamnya dan Hazaribagh , Bangladesh di mana zat karsinogen mencemari pasokan air yang berasal dari 200 industri penyamakan kulit.

” Dalam laporan tahun ini, kami mengutip beberapa tempat paling tercemar.  Tetapi penting untuk diketahui bahwa masalah sebenarnya jauh lebih besar dari 10 lokasi ini, ” kata Presiden Blacksmith Institute Richard Fuller, dalam sebuah kesempatan. ” Kami memperkirakan bahwa kesehatan lebih dari 200 juta orang beresiko terkena polusi di negara berkembang . ”

Menurut laporan itu, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperkirakan bahwa 23 persen kematian di negara berkembang dapat dikaitkan dengan faktor lingkungan seperti polusi. Selain kanker, paparan bahan kimia beracun dapat menyebabkan keracunan akut dan kronis, gangguan kognitif, kerusakan organ dan gangguan pernapasan. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap dampak tersebut, kata laporan itu menambahkan.

Para peneliti mengatakan 10 situs yang dipilih berdasarkan tingkat keparahan risiko kesehatan yang ditimbulkan dan diprioritaskan dari berbagai jenis ancaman polusi di seluruh dunia.

Berikut adalah 10 situs yang terdaftar dalam laporan, sesuai urutan abjad:

1. Agbogbloshie , Ghana : Tempat pembuangan sampah ini di ibukota Ghana, Accra adalah area pemrosesan limbah elektronik terbesar kedua di Afrika Barat. Ketika seleubung kabel elektronik seperti microwave dan komputer dibakar untuk mengambil tembaga di dalamnya, partikulat logam muncul dalam asap dan tertinggal dalam tanah. Diperkirakan 40.000 orang yang terkena ancaman polusi ini.

Chernobyl, Ukraine | Foto: Blacksmith Institute

2. Chernobyl , Ukraina : Bencana nuklir terburuk di dunia di Chernobyl pada tahun 1986 mengeluarkan radiasi 100 kali lebih banyak daripada bom atom yang dijatuhkan di atas Hiroshima dan Nagasaki. Lesi kulit , penyakit pernapasan, infertilitas dan lahir cacat menimpa orang yang tinggal di daerah yang terkontaminasi di Belarus, Rusia dan Ukraina selama bertahun-tahun dan 4.000 kasus kanker tiroid dikaitkan dengan radiasi ini. Polusi dari Chernobyl diperkirakan telah mempengaruhi sekitar 10 juta orang.

3. Sungai Citarum , Indonesia : Lebih dari 500.000 orang terkena dampak langsung dan sekitar 5 juta orang secara tidak langsung oleh polusi kimia di Wilayah Sungai Citarum di Jawa Barat. Lead, aluminium, konsentrat mangan dan besi di sungai beberapa kali lebih tinggi dari rata-rata dunia karena polusi dari industri dan limbah domestik.

Dzershinsk, Russia | Foto: Blacksmith Institute

4. Dzershinsk , Rusia : Sebuah lokasi utama manufaktur kimia di Rusia, Dzershinsk memiliki tingkat polutan yang sangat tinggi seperti dioxin dan fenol dalam air tanah. Warga menderita penyakit kanker mata, paru-paru dan ginjal dan harapan hidup di kota ini hanya 47 tahun untuk perempuan dan 42 tahun untuk laki-laki hanya.

Hazaribagh, Bangladesh | Foto: Blacksmith Institute

5. Hazaribagh , Bangladesh : Industri penyamakan kulit yang menggunakan model lama, metode pengolahan usang dan tidak efisien untuk membuat kulit, menghasilkan 22.000 liter kubik limbah beracun setiap hari ke sungai utama kota, berdampak lebih dari 160.000 orang . Limbah ini termasuk zat kimia penyebab kanker, kromium heksavalen.

Kabwe, Zimbabwe | Foto : Blacksmith Institute

6. Kabwe , Zambia : Puluhan penambangan timah yang tidak teratur di kota ini Afrika telah menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi penduduk Kabwe , di mana lebih dari 300.000 orang diperkirakan akan menerima dampak polusi. Pada tahun 2006 , tingkat timbal dalam darah anak-anak di Kabwe, lima sampai 10 kali lipat lebih tinggi dari yang diperbolehkan.

7. Kalimantan , Indonesia : Kalimantan dan daerah sekitarnya telah terkontaminasi dengan merkuri karena penambangan emas skala kecil, berdampak beberapa 225.000 orang. Penambangan menggunakan merkuri dalam proses ekstraksi emas, menghasilkan emisi merkuri selama penggabungan dan proses peleburan.

Matanza Riachuelo, Argentina | Foto: Yanina Budkin / World Bank

8. Matanza Riachuelo , Argentina : Lebih dari 15.000 industri membuang limbah ke Sungai Matanza yang melewati Buenos Aires dan bermuara di Rio de la Plata. Kontaminan termasuk seng, timah, tembaga, nikel dan krom total (istilah yang mencakup dua bentuk kromium), membuat sumber air minum sekitar DAS Matanza – Riachuelo tidak aman, mengancam lebih dari 20.000 orang yang tinggal di daerah ini.

Niger River Delta, Nigeria | Foto: Terry Whalebone

9. Sungai Niger Delta, Nigeria : Tidak diketahui secara pasti berapa orang yang dipengaruhi oleh industri minyak dibagian padat Afrika, di mana hampir 7.000 insiden melibatkan tumpahan minyak antara tahun 1976 dan 2001. Laporan itu mengatakan bahwa sekitar 2 juta barel minyak yang diekstraksi dari delta setiap hari tahun lalu.

Norilsk, Russia | Foto: Stanislav Lvovsky

10. Norilsk , Rusia : Norilsk adalah kota industri di Siberia Rusia di mana setiap tahun hampir 500 ton masing-masing tembaga dan nikel oksida dan 2 juta ton sulfur dioksida yang dilepaskan ke udara. Harapan hidup bagi pekerja pabrik di Norilsk adalah 10 tahun di bawah rata-rata daerah Rusia lain.

Sumber: livescience.com

read more
1 2 3 4 5
Page 4 of 5