close
Zaitun | Foto: int

Kita sering mendengar ungkapan, ” matanya hijau kalau melihat duit.” Atau ada ungkapan lain yang mencerminkan bahwa sesuatu itu berkaitan dengan Islam,”Ijo royo-royo”. Selain itu ada konotasi yang sangat kuat untuk merekatkan kata “Hijau” dengan lingkungan, terlebih dalam bahasa Inggris. Green technology, green building, green farming, dan sebagainya. Ada banyak ungkapan yang beredar di masyarakat yang pada intinya menunjukan bahwa hijau itu adalah hal bagus.

Hijau menjadi kata yang sangat populer, semua orang menyukainya tapi apakah mereka yang menyukainya berusaha untuk menjaganya? Misalnya manusia senang dengan tanaman hijau yang bisa menyegarkan pandangan mata, apakah dia mau untuk menanam dan merawatnya sendiri? Mengucapkan tentu lebih mudah daripada menjalankan tetapi disinilah tantangannya.

Dalam agama Islam,yang identik dengan hijau, manusia disuruh untuk menjaga alam, lingkungan dan sebagainya agar manusia terhindar dari kebinasaan. Salah satu ayat Alquran yang populer dan sering digunakan dalam kampanye lingkungan antara lain adalah,” “Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat)  manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS Ar Ruum:41).

Sebenarnya masih sangat banyak lagi dalam Islam, manusia disuruh menjaga lingkungan, penjelasan tentang fenomena alam dan kehancuran yang terjadi jika manusia tidak merawat lingkungan. Jadi tidak heran kalau Islam itu identik dengan “hijau”, sementara itu hijau identik dengan alam.

Sebuah daerah yang makmur juga diidentikan daerah yang hijau, baik secara konotasi maupun fakta di lapangan. Lihat saja negara-negara yang makmur seperti Singapura, walau tak punya hutan tapi berhasil menghijaukan kota-kotanya. Dari sini kita kembali bisa mengambil kesimpulan bahwa “Hijau” juga sama dengan kemakmuran.

Jadi tidak salah kalau saya menyebutkan bahwa Hijau itu identik dengan Islam dan identik dengan kemakmuran. Kalau demikian adanya, mengapa manusia masih merusak lingkungan, yang berarti merusak Islam dan mencegah kemakmuran muncul.

Tags : hutanislamzaitun

Leave a Response