close

November 2013

Sains

Teknologi Ini Bisa Mencegah Tanah Longsor

Bencana tanah longsor sering terjadi di Indonesia khususnya ketika musim hujan berlangsung. Kerugian yang disebabkan oleh bencana tanah longsor ini tidaklah sedikit, bukan hanya kerugian material tetapi juga ikut memakan korban jiwa. Bahkan baru-baru ini, bencana tanah longsor telah memakan satu korban jiwa di daerah perkebunan, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Bencana tanah longsor sendiri bisa disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Hujan
2. Lereng terjal
3. Tanah yang kurang padat dan tebal
4. Batuan yang kurang kuat
5. Jenis tata lahan
6. Getaran
7. Susut muka air danau atau bendungan
8. Adanya beban tambahan
9. Pengikisan/erosi
10. Adanya material timbunan pada tebing
11. Bekas longsoran lama
12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
13. Penggundulan hutan
14. Daerah pembuangan sampah

Bencana tanah longsor sendiri sebenarnya dapat dicegah dengan banyak cara salah satunya dengan pemamfaatan teknologi Geocell. Geocell merupakan salah satu jenis bahan geosintetis terbuat dari HDPE (High Density PolyEthylene). Dengan melihat bentuk Geocell dalam keadaan terpasang yang menyerupai sarang tawon, diperkirakan cukup efektif untuk bangunan pelindung tebing.

Keunggulan

  • Usia pakai yang lama untuk lereng yang stabil.
  • Mudah dibawa dan pemsangannya di lokasi proyek.
  • Cepat dan sederhana pemasangannya.
  • Mudah dibongkar dan dapat digunakan kembali.
  • Tahan terhadap biologi dan kimia dari tanah.

Kelemahan
Karena untuk mendapatkan bahan geocell masih import dari Presto Products Company dan US Products Inc maka harga bahan geocell masih mahal dibandingkan dengan pelindung tebing sungai konvensional. Pelindung tebing sungai dengan geocell ini kurang baik jika dibangun pada lereng tanah timbunan/urugan.

Selain untuk mencegah bencana tanah longsor, Geocell juga dapat digunakan untuk beragam aplikasi lainnya tidak hanya untuk mencegah bencana tanah longsor seperti menstabilkan dan melindungi tebing, kanal, slope, bendungan dari berbagai macam masalah pengikisan secara terus menerus ataupun masalah yang disebabkan oleh pergerakan gaya gravitasi dan arus air.

Untuk menggunakan Geocell ini cukup mudah, kita cukup meletakan Geocell pada area yang ingin diproteksi dan ditingkatkan stabilitas lahannya. Namun sebelumnya lahan tersebut telah dipersiapkan terlebih dahulu sehingga posisi Geocell sesuai dengan disain yang telah direncanakan.

Kolom-kolom dalam Geocell sendiri dapat kita isi dengan beragam material mulai dari pasir, agregat hingga tanah. Jika material pengisi Geocell adalah tanah, maka akan memberikan ruang yang cukup pada akar tanaman untuk tumbuh dan memperkuat struktur tanah itu sendiri dan juga menambah estetika dan keindahan lahan.
Sumber: vivanews.com

read more
Ragam

Pemerintah Akan Perluas Kampanye Publik Hidden Park

Kegiatan Hidden Park Taman Tebet merupakan salah satu alternatif wadah aktivitas positif masyarakat perkotaan dalam memanfaatkan potensi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Keterlibatan masyarakat secara luas perlu senantiasa digalakkan dalam kegiatan semacam ini, untuk meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan dan menjaga kelangsungan RTH itu sendiri.

Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Penataan Ruang, Kementerian PU, M. Basuki Hadimuljono, saat menutup kegiatan Hidden Park 2013 di Taman Tebet Jakarta yang telah dilaksanakan sejak 26 Oktober sampai dengan 17 November 2013 setiap akhir pekannya (17/11/2013).

Kegiatan Hidden Park merupakan suatu kampanye pengaktifan taman kota sebagai ruang publik kreatif. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat memperoleh pengalaman interaksi yang baru dan menyegarkan antara individu, komunitas, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) itu sendiri.

Kegiatan ini pun merupakan suatu eksperimen sosial yang untuk identifikasi aspirasi masyarakat perkotaan terhadap RTH dan memfasilitasi diskusi antar pemangku kepentingan sehingga membuahkan kemitraan. Pada akhir rangkaian kegiatan ini, diharapkan muncul gerakan budaya bertaman yang semakin meluas, menumbuhkan tanggung jawab, dan rasa memiliki warga kota terhadap taman-tamannya.

Dalam kegiatan ini terdapat berbagai acara kreatif yang antara lain terdiri atas Moonlight Theater, Sunday Market, dongeng anak-anak, Urban Farming, senam Yoga, workshop membatik, permainan outdoor dan pertunjukan seni.

Berbagai acara kreatif tersebut diselenggarakan oleh beragam komunitas seperti Klab Cekatan, Sahabat Kota, Si Dalang, Jakarta Games Society, Komunitas Dokter Olahraga dan sebagainya. Banyak pula pelaku dunia usaha yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini seperti Teh Kotak untuk Alam, Campina, Indika Energy, Coca Cola, dan sebagainya.

Pada acara penutupan Hidden Park 2013 ini dilaksanakan penyerahan penghargaan kepada segenap pengisi acara dari berbagai pemangku kepentingan yang turut berpartisipasi. Pada kegiatan ini pun diserahkan pula aspirasi masyarakat berbentuk Wish Ribbon yang pada umumnya mengharapkan perluasan taman kota serta peningkatan kualitas sarana publik di taman kota.

Untuk menjaga keberlangsungan pemanfaatan Taman Tebet untuk kegiatan positif, Dirjen Penataan Ruang secara simbolis menyerahkan beberapa sarana publik yang disediakan sejak kegiatan Hidden Park, yaitu Rumah Buku, static bike, pull up bar, TRX Suspension, dan static walk.

Setelah pelaksanaan Hidden Park pada 2012 lalu di Taman Langsat dan tahun ini di Taman Tebet, Ditjen Penataan Ruang akan mereplikasi kegiatan serupa di kota-kota lainnya di Indonesia. Konsep pengembangan kegiatan Hidden Park yang akan datang, antara lain akan mengedepankan konsep Green and Blue Development yaitu harmoni pengembangan ruang terbuka hijau untuk kelestarian sumber daya air. [rel]

read more
Ragam

Pengadilan St Petersburg Rusia Bebaskan Aktivis Greenpeace

Pengadilan di St Petersburg, Rusia, Selasa (19/11/2013), mengabulkan permohonan bebas dengan jaminan atas beberapa warga asing yang ditangkap dalam aksi protes Greenpeace di anjungan minyak lepas pantai Arktik dua bulan lalu.

Pengadilan mengatakan aktivis asal Argentina, Kanada, Brasil, Italia, Selandia Baru, dan Polandia akan dibebaskan bila mereka mampu membayar uang jaminan masing-masing sekitar 60.000 dolar AS. Uang jaminan harus diserahkan ke pengadilan dalam waktu empat hari.

Mereka adalah sebagian dari 30 aktivis Greenpeace yang ditahan pihak berwenang Rusia setelah menggelar aksi di dekat anjungan minyak milik perusahaan energi Rusia, Gazprom. Terdakwa lainnya dijadwalkan akan disidangkan pekan ini.

Pada Senin (18/11/2013) pengadilan membebaskan dengan jaminan tiga warga Rusia, termasuk seorang dokter di kapal Greenpeace dan seorang juru bicara. Pengadilan terpisah memutuskan perpanjangan penahanan atas aktivis asal Australia, Colin Russell, selama tiga bulan lagi.

Semula ke-30 aktivis dikenai dakwaan perompakan dengan ancaman hukuman maksimum 15 tahun penjara, tetapi pihak berwenang membatalkan dakwaan itu menggantinya dengan dakwaan hooliganisme dengan ancaman hukuman lebih ringan.

Dua anggota Greenpeace berusaha memanjat anjungan sebagai protes atas pengeboran minyak di Arktik, tetapi kapal organisasi lingkungan itu digerebek oleh orang-orang bersenjata Rusia yang mengenakan penutup kepala dan diturunkan dari helikopter. Kapal dan seluruh penumpangnya kemudian digiring ke pelabuhan Murmansk, di kawasan lingkar Artik Rusia.[]

Sumber : BBC Indonesia

read more
Flora Fauna

Masyarakat Peureulak Serahkan Gajah ke BKSDA Aceh

Masyarakat menyerahkan gajah yang ditangkap di kawasan hutan Seumanah Jaya, Kecamatan Rantau Peureulak, Kabupaten Aceh Timur kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). BKSDA akan merawat gajah liar tangkapan masyarakat tersebut.

“Gajah itu saat ini sudah kami tempatkan di pusat pelatihan gajah Saree, Aceh Besar, setelah sebelumnya diserahkan masyarakat kepada petugas BKSDA,” kata Kepala BKSDA Aceh Amon Zamora di Banda Aceh, yang dituliskan Rabu (20/11/2013).

Ia menjelaskan, gajah liar itu ditangkap masyarakat pekan lalu karena dinilai telah menganggu areal perkebunan mereka.

“Kami juga tidak mengetahui bagaimana cara masyarakat menangkap binatang berbelalai itu. Kami mengetahui setelah dilaporkan ada gajah liar betina dewasa ditangkap penduduk setempat,” kata dia menambahkan.

Pada awalnya, masyarakat tidak mau menyerahkan gajah liar betina itu kepada petugas BKSDA. Tapi setelah beberapa hari, warga kembali menghubungi petugas BKSDA dan menyatakan untuk menyerahkan gajah tersebut.

“Setelah tim kami ke Aceh Timur, masih mendapatkan gajah liar betina itu terikat dan selanjutnya diangkut ke PLG Saree untuk diamankan. Di Saree, gajah liar itu bergabung dengan puluhan gajah lainnya,” kata Amon.

Amon memperkirakan, masyarakat tidak mampu memberikan makan dan mandi gajah itu sehingga berencana kembali menyerahkan binatang dilindungi tersebut kepada petugas BKDSA.

“Masyarakat juga harus mengetahui bahwa gajah dan binatang dilindungi lainnya tidak boleh dipelihara. Kalau ada yang sengaja memeliharanya maka pihaknya bersama kepolisian akan menindak tegas sesuai hukum berlaku,” ia menjelaskan.

Dipihak lain, dia menjelaskan konflik manusia dan satwa terutama gajah di Aceh itu disebabkan terganggunya habitat dan daerah lintasan binatang tersebut oleh penduduk terutama akibat pembukaan lahan baru. []

Sumber: theglobejournal.com

read more
Kebijakan Lingkungan

Kelompok Masyarakat Sipil Menentang Solusi Batubara Bersih

Masyarakat sipil Indonesia menyayangkan KTT Perubahan Iklim COP-19 sedang berlangsung di Warsawa, Polandia, karena konferensi tersebut menjadi arena cuci tangan sejumlah negara supaya dapat terus mengandalkan batubara untuk pembangunan.

Pemerintah Polandia menggalang dukungan eksploitasi batubara, melalui Konferensi Batubara, yang berlangsung di sela-sela KTT Perubahan Iklim. Pemerintah Polandia mengatakan negosiasi mesti terus bergerak dan maju,  dan pada saat yang sama Rekomendasi Konferensi Batubara tersebut adalah batubara bersih (clean coal energy).

Batubara bersih upaya aplikasi pengembangan pembangkit listrik dari batubara yang diklaim sangat efisien, dengan menggunakan Supercritical Boiler dan Ultra Supercritical Boiler. Kedua teknologi tersebut telah dipropagandakan di banyak negara salah satunya Indonesia. Para pendukungnya mengatakan teknologi ini telah dipergunakan di ladang-ladang minyak dan gas lepas pantai.

Koordinator Nasional Forum Masyarakat Sipil untuk Keadilan Iklim (CSF-CJI) Mida Saragih, menegaskan negara-negara khususnya Pemerintah Polandia perlu memahami pentingnya perwujudan keselamatan manusia, utamanya di negara-negara sumber produksi batubara seperti Indonesia. Kontribusi emisi karbon dari tambang batubara semestinya membuka mata Polandia dan negara-negara lainnya untuk mengurangi, bahkan menyetop pemanfaatan batubara. Untuk perwujudan keselamatan manusia, mereka tidak semestinya mengundang dan bekerjasama dengan negara-negara serta perusahaan asing, terlebih untuk terus menerus mengeksploitasi bahan bakar fosil.

Sementara koordinator JATAM, Hendrik Siregar, biaya dari batubara dari hulu ke hilir sangat mahal terhadap manusia dan lingkungan yang belum tentu setiap negara mampu mengantisipasi resiko yang begitu mahal diakibat oleh sumber energi kotor dari batubara.

Delegasi masyarakat dari negara-negara ASEAN, plus dari India, China, dan Bolivia yang bertemu di Bangkok dalam Forum Equitable and Low Carbon Society, pada tanggal 18-19 November 2013—juga menentang solusi palsu batubara bersih, karena tidak menjawab akar persoalan.

Pasalnya, pilihan dari penanganan perubahan iklim global saat ini hanya ada dua, pertama kesungguhan negara-negara untuk menurunkan emisi karbon dan kedua, membangun kapasitas untuk menjalankan adaptasi dan mitigasi yang merujuk pada prinsip keadilan.[]

Sumber: jatam.org

read more
Energi

Citra Biodiesel Merosot Akibat Dampak Buruk Etanol

Biodiesel dan etanol keduanya masuk dalam kategori ” biofuel , ” yang menggambarkan bahan bakar apapun disintesis dari materi tanaman atau hewan. Cukup banyak kesamaan diantara keduanya.

Biodiesel memberikan dampak lingkungan yang minimal secara signifikan dibandingkan baik dengan etanol dan ataupun bahan bakar standar yang berasal dari derivat petroleum diesel. Biodiesel dapat digunakan dalam mesin diesel standar dengan sedikit atau tidak berdampak negatif pada kondisi mesin. Sementara itu, etanol patut dicermati karena emisi yang relatif tinggi dan dapat merusak mesin yang tidak secara khusus dirancang untuk etanol.

Dalam beberapa tahun terakhir, etanol telah menjadi sasaran dari ahli lingkungan dan kritikus limbah dari pemerintah, yang berpendapat bahwa manfaat terbatas bahan bakar tidak membenarkan dukungan federal selama beberapa dekade terakhir. The Renewable Fuels Standard, yang menetapkan mandat produksi untuk etanol dan biodiesel, baru-baru ini menjadi target reformis yang ingin melihat pemotongan standar untuk mencerminkan rendahnya permintaan etanol. Jika itu terjadi, produksi biodiesel dalam reformasi, dengan EPA memilih untuk tidak menaikkan target produksi untuk biodiesel pada tahun 2014.

Biodiesel dapat diproduksi dari minyak nabati, lemak hewan atau makanan daur ulang seperti minyak restoran, atau dari ganggang. Biodiesel dapat dijual dalam berbagai variasi campuran dengan minyak solar atau sebagai murni 100 persen yang dikenal sebagai B100 .

Biaya bahan bakar untuk konsumen bervariasi tergantung pada campuran dan lokasi, tetapi menurut survei terbaru oleh Departemen Energi, biaya setara satu galon B100 adalah $ 4,13 musim panas ini , atau sekitar $ 0,50 per galon lebih daripada biaya standar bensin atau $ 0,63 lebih dari diesel . Biaya tambahan ini membawa manfaat terhadap pengurangan 50 persen emisi gas rumah kaca  menurut sebuah studi 2010 oleh Argonne National Laboratory .

Industri biodiesel saat ini menargetkan 1,7 miliar galon produksi untuk 2014 , namun usulan EPA adalah untuk menjaga produksi sejalan dengan tingkat 2013 ini : 1,28 miliar galon . Mungkin etanol telah memberikan biofuel nama buruk, menyeret produksi biodiesel turun.

Sumber: enn.com

read more
Perubahan Iklim

Kerugian Akibat Bencana Alam Capai $3,8 Triliun

Sejak tahun 1980-an kerugian akibat bencana terus mengalami peningkatan. Pada periode 1980-2012, kerugian total akibat bencana alam telah menembus angka $3,8 triliun. Sebanyak 74% dari kerugian ini disebabkan oleh cuaca ekstrem dan bencana hidro-meteorologis dengan nilai mencapai $2,6 triliun.

Cuaca ekstrem dan bencana hidro-meteorologis juga mendominasi jenis bencana alam yang terjadi yaitu mencapai 87% (18.200 bencana) dan sebanyak 61% (1,4 juta) nyawa melayang akibat dua jenis bencana yang dipicu oleh pemanasan global dan perubahan iklim ini.

Di Thailand misalnya, banjr besar yang terjadi pada 2011 telah menimbulkan kerugian sebesar $45 miliar atau setara dengan 13% dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Di Tanduk Afrika (Horn of Africa), kekeringan dalam periode 2008–2011 menyebabkan 13,3 juta penduduk menderita kelaparan dengan kerugian (di wilayah Kenya saja) mencapai $12,1 miliar.

Hal ini terungkap dalam laporan berjudul Building Resilience: Integrating Climate and Disaster Risk into Development, yang diterbitkan oleh Bank Dunia, Senin (18/11/2013). Laporan ini diluncurkan bersamaan dengan Konferensi Perubahan Iklim (COP19) yang saat ini masih berlangsung di Warsawa, Polandia.

Tujuannya tidak lain adalah untuk menjadi masukan bagi para pembuat kebijakan agar bersiap dengan peningkatan risiko akibat bencana alam terutama bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim yang semakin sering dan ekstrem.

Perubahan iklim dipicu oleh ulah manusia yang terus memroduksi emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global. Pemanasan global telah mengubah pola cuaca yang memicu banjir, badai dan kekeringan di berbagai wilayah dunia. Menurut Bank Dunia, wilayah yang terdampak gelombang panas akan naik dua kali lipat pada 2020.

Kerugian yang diderita kota-kota besar di wilayah pesisir pantai akibat cuaca ekstrem diperkirakan akan mencapai $1 triliun pada pertengahan abad ini (2050). Dan negara yang paling berisiko adalah negara miskin dan berkembang yang menurut laporan Munich Re menjadi lokasi 85% korban jiwa akibat semua bencana ini. Jangan sia-siakan (lagi) peluang di Warsawa untuk menciptakan perubahan dalam aksi mengatasi perubahan iklim.

Sumber: Hijauku.com

read more
Energi

Indonesia Dapat Dana untuk Sektor Transportasi Berkelanjutan

Disela-sela Konferensi Perubahan Iklim atau Conference of the Parties (COP) ke-19 dari Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Warsawa, Polandia, Delegasi Republik Indonesia mendapatkan kabar gembira. Proposal untuk pelaksanaan sistem transportasi kota yang berkelanjutan sebagai bentuk penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia (Sustainable Urban Transport Initiative – Nationally Appropriate Mitigation Action / SUTRI NAMA) yang disampaikan oleh Kementerian Perhubungan telah disetujui untuk mendapatkan pendanaan di bawah NAMAs Facility dari Pemerintah Inggris dan Pemerintah Jerman.

NAMAs Facility adalah pendanaan yang diberikan kepada negara berkembang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan yang diusulkan menjadi aksi mitigasi di bawah NAMAs oleh negara berkembang yang bersangkutan.

Proposal dari Indonesia yang dikenal sebagai SUTRI NAMA ini disetujui untuk didanai bersama dengan proposal NAMAs dari Chile, Kosta Rika dan Kolombia dari 43 proposal NAMAs yang diajukan.

“Indonesia bersama dengan Kolombia menjadi negara pertama yang mendapat support dari dunia internasional untuk kegiatan transportasi. Ini menjadi bukti bahwa dunia internasional menghargai usaha mitigasi Indonesia di sektor transportasi,” ujar Wendy Aritenang, Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Lingkungan.

Wendy Aritenang mewakili Delegasi Republik Indonesia memaparkan SUTRI NAMA bersama dengan program NAMAs terpilih lainnya dalam side event Uni Eropa bertajuk “Financing the Implementation of Transformational NAMAs through Europe Union NAMA Facility” pada akhir minggu kemarin.

Sektor transportasi menyumbang hingga 23 persen emisi gas rumah kaca Indonesia pada tahun 2005 berdasarkan data dalam Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR), selain itu hingga 90 persen dari konsumsi energi nasional terjadi di transportasi darat yang didominasi oleh kendaraan pribadi. Oleh karena itu, pengembangan sistem transportasi massal menjadi pilihan aksi mitigasi nasional yang memiliki manfaat ganda yaitu mengurangi kemacetan, mengurangi konsumsi BBM yang pada glirannya akan mengurangi subsidi energi.

Kementerian Perhubungan telah membuat rancangan makro (grand design) yang memasukkan transportasi massal sebagai kerangka kerja transportasi urban nasional dalam lingkup NAMAs. Kerangka kerja transportasi tersebut juga masuk dalam Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK).

Program SUTRI NAMA ini akan dilakukan di tiga kota percontohan yaitu Medan, Menado dan Batam, dan diharapkan nantinya bakal diterapkan di berbagai kota besar di Indonesia.

Wakil dari UK-Germany NAMAs Facility, Norbert Goriβen mengatakan bahwa pelaksanaan SUTRI NAMA relatif sederhana, namum memberikan dampak penurunan emisi GRK yang besar “Kami melihat komitmen yang kuat dari Kementerian Perhubungan untuk mengubah sistem transportasi yang akan berpengaruh terhadap kota dan kehidupan masyarakat di kota tersebut,” kata Goriβen yang merupakan perwakilan dari Kementerian Lingkungan Jerman.[rel]

read more
1 4 5 6 7 8 18
Page 6 of 18