Diperkirakan buaya ini hidup di rawa-rawa dan biasa dijumpai di Kecamatan Teluk Pakedai dan Sungai Kakap. Seiring pembangunan tambak-tambak udang yang kian menjamur, buaya ini kehilangan habitat dan sumber pakan.
Sebelumnya banyak ilmuwan meragukan klaim tersebut. Karena penelitian hanya berdasar pada radar pelacakan yang menunjukkan Alpine swifts sering terbang malam. Bukti itu belum cukup meyakinkan.
Juru kampanye orangutan di Banda Aceh Ratno Sugito menyatakan hal senada. Menurutnya sudah seharusnya kebun binatang konsisten sebagai lembaga konservasi ex situ, bukan mengembangkan diri sebagai tempat hiburan biasa. Ada misi edukasi yang diembannya. Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia memiliki andil besar dalam kesesatan trend ini.
Pisang menjadi komoditi besar di Kosta Rika dan mendatangkan keuntungan ratusan juta dolar tiap tahunnya. Namun, berkembangnya usaha buah berwarna kuning terang ini bisa menjadi bencana bagi buaya caiman.