close
Flora Fauna

Peneliti IPB: Peneliti Belanda Ikut Terlibat Riset Orangutan Tapanuli

Bittang (kiri) dan Beti di Harangan Batangtoru | Foto: Prayugo Utomo

Jakarta – Peneliti genetika dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Puji Rianti, dalam sebuah acara diskusi mengatakan bukan hanya tim mereka yang terlibat dalam penelitian genetika orangutan Sumatera, tetapi juga melibatkan peneliti Belanda. Puji mengatakan hal tersebut di Jakarta, Kamis (4/4/2019).

“Memang berdasarkan penelitian di bidang genetik, bukan hanya saya tapi juga tim besar dari beberapa negara. Kita bergabung dari Indonesia, mencoba untuk memetakan awalnya bagaimana sih genetika si orangutan Sumatera itu,” kata Puji. Namun Puji tidak menjelaskan secara rinci bagaimana keterlibatan peneliti asing tersebut.

Namun, hasil penelusuran media diketahui bahwa spesies orangutan Tapanuli dari hutan Batang Toru ini diteliti oleh peneliti asal Amsterdam, Belanda, Gabriella Fredriksson. Wanita yang akrab disapa Gaby itu menjadi koordinator Program Konservasi Orangutan Sumatera (SOCP) yang berasal dari organisasi PanEco dan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL).

Dalam sesi tanya jawab, salah satu panelis sempat menyinggung sosok Gaby dalam penelitian orangutan Tapanuli. Mantan pegawai Bappeda Tapanuli Selatan, Saulian, mengaku sejak 2007 sudah melakukan diskusi intensif dengan Gaby dari YEL.

“Hasil akhir yang (jadi) puncaknya, barangkali pada 2012. Saat itu kami (sempat) usulkanlah kawasan ini (Batang Toru) (berubah) dari hutan produksi menjadi hutan lindung,” ujarnya.

Puji mengatakan bahwa orangutan dari Batang Toru ini merupakan hewan yang hanya ada di Indonesia saja. “Ini berbeda dengan yang ada di Kalimantan karena di sana masih share dengan Malaysia,” ujarnya.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Wiratno, menegaskan bahwa orangutan di Batang Toru beinteraksi dengan masyarakat sekitar. “Mereka (orangutan) berinteraksi dengan masyarakat di Tapanuli Selatan. Mereka semua berhubungan dengan orangutan secara baik,” jelasnya.

Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menuding bahwa pembangunan PLTA di daerah Batangtoru telah mengancam kehidupan orangutan akibat fragmentasi hutan.

Sumber: www.industry.co.id

Tags : ian singletonorangutan tapanuli

Leave a Response