close

energi

Sains

Geliat Mobil Murah Ramah Lingkungan di Indonesia

Industri otomotif Indonesia sepanjang tahun ini menghangat.dengan hadirnya segmen baru yakni mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC). Segmen yang baru muncul tersebut sudah “digawangi” beberapa merek Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) seperti Toyota Astra Motor, Astra Daihatsu Motor, Honda Prospect Motor dan Suzuki Indomobil.

TAM serta ADM bahkan sudah mengenalkan varian mobil murah mereka setahun sebelumnya, yakni saat Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012. Mereka secara resmi meluncurkannya pada IIMS 2013, Toyota hadir dengan Toyota Agya dan Daihtasu hadir dengan Astra Daihatsu Ayla.

Honda menyusul dengan Brio Satya pada Oktober dan Suzuki Karimun Wagon R dari Suzuki Indomobil pada November.

Meski baru hadir, namun penjualan di segmen baru ini terhitung laris. Total penjualan LCGC untuk keempat varian ini hingga November 2013 ini menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sudah mencapai 36.916 unit.

Ketua Umum Gaikindo Johnny Darmawan menyebutkan bahwa kehadiran segmen baru ini di pasar otomotif Indonesia bukan menambah volume penjualan. “LCGC masuk itu tidak menambah. Kan volume penjualan masih 1,2 juta unit,” kata Johnny.

Dia menambahkan hadirnya LCGC ada “plus minus” yakni segmen LCGC tersebut naik, namun segmen yang awalnya berada di entry level seperti Avanza atau Xenia serta city car menurun.

Johnny menyebutkan bahwa pasar LCGC akan semakin memanas ditambah dengan hadirnya kompetitor baru yakni Datsun GO yang akan hadir di pertengahan tahun depan.

Sementara itu, Direktur Marketing Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra mengaku bahwa penjualan Astra Daihatsu Ayla bisa dikatakan sebagai pendongkrak naiknya penjualan tahun ini.

“Kalau enggak ada Ayla, penjualan kami tidak akan setinggi ini,” katanya.

Kehadiran LCGC juga disebut-sebut memberikan keuntungan untuk masyarakat karena mendapatkan tambahan pilihan dengan harga yang lebih murah dibandingkan jenis atau segmen lain.

Syarat LCGC
Saat peraturan LCGC dibuat pemerintah melalui Permenperin Nomor 33/M-IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau, produsen otomotif yang ikut masuk dalam segmen ini mendapatkan insentif berupa pemotongan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM).

Syarat yang harus dipenuhi oleh para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) seperti, mesin menggunakan kapasitas dengan besaran 980-1200 cc, konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit 20km/liter atau bahan bakar lainnya yang setara, memenuhi spesifikasi minimal Research Octane Number (RON) 92 untuk gasoline dan Cetane Radius (CN) 51 untuk diesel.

Harga distribusi pun ikut diatur dalam peraturan tersebut yakni tak lebih dari Rp95 juta, namun bisa dilakukan perubahan sesuai dengan inflasi, nilai tukar rupiah atau harga bahan baku. Tujuan harga yang tidak menjulang tersebut, diharapkan distribusi mobil ini juga menjangkau daerah-daerah kecil.

Namun, pengamat transportasi dari pengurus dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Darmaningtyas menyebutkan bahwa hingga tiga tahun mendatang, fenomena LCGC ini lebih banyak terasa di kota-kota besar.

Alasannya, beberapa merek mobil di segmen ini belum sepenuhnya mendapat kepercayaan dari masyarakat yang berada di pinggiran kota besar.

“Mereka takut. Karena mobil ini terhitung baru jadi khawatir apakah akan mudah mendapat sparepartnya,” katanya.

Meski banyak mendapat cibiran, banyak beberapa ATPM masih yakin dengan kelanjutan segmen baru yang mengharuskan penggunaan konten lokal ini.

Sumber: antaranews.com

read more
Sains

Teknologi Sensor Kurangi Emisi & Hemat Energi

Gedung-gedung baik perumahan maupun perkantoran adalah salah satu sumber emisi gas rumah kaca terbesar penyebab perubahan iklim dan pemanasan global.

Gedung mengonsumsi energi untuk penerangan, alat-alat elektronik dan sistem pendingin di wilayah tropis atau pemanas ruangan di wilayah yang memiliki empat musim.

Bruce Nordman, peneliti dari  dan tim berhasil menemukan teknologi sederhana yang bisa mengurangi konsumsi (sekaligus biaya) energi dan emisi gas rumah kaca.

Teknologi ini adalah teknologi berbasis sensor, yang mampu mendeteksi keberadaan manusia di dalamnya. Caranya mudah. Alih-alih memasang sensor di semua ruangan, mereka memantau jaringan dan pemakaian data dari dan ke dalam ponsel pintar, komputer, laptop dan segala jenis peralatan yang dipakai oleh karyawan. Dengan begitu mereka bisa mendeteksi keberadaan penggunanya.

Dengan mendeteksi lokasi-lokasi pengguna tersebut, mereka bisa memonitor penggunaan ruangan, menaikkan atau mengurangi suhu dalam ruang untuk menghemat energi sekaligus mengurangi biaya dan emisi gas rumah kaca. Ruangan yang tidak atau jarang terpakai bisa disesuaikan suhu ruangannya agar tidak memboroskan energi, setidaknya sampai ruangan itu dipergunakan kembali.

Tim peneliti menyatakan, keutamaan dari pendekatan ini adalah: Pertama, mereka tidak memerlukan peralatan baru, sehingga tidak memerlukan biaya instalasi dan perawatan. Kedua mereka bisa menggunakan fasilitas sensor jaringan yang telah tersedia untuk mendeteksi semua peralatan karyawan yang terhubung dalam jaringan Internet. Yang terakhir dengan bantuan sensor jaringan mereka bisa mendeteksi secara detil jumlah penghuni, aktivitas dan identitas mereka.

Dengan masuk ke jaringan, mereka tidak perlu memasang sensor di setiap ruangan sehingga lebih praktis dan hemat biaya. Informasi hasil deteksi jaringan ini bisa diserahkan ke pengelola gedung agar menyesuaikan suhu ruangan sesuai dengan tingkat penggunaannya.

Sumber: Hijauku.com

read more
Energi

Energi Hijau Lhoong, Dari Air Menjadi Listrik

Warga tiga desa di Kemukiman Lhoong, Aceh kini tidak takut lagi terkena pemadaman bergilir dari PLN. Air yang mengalir dari pegunungan diubah menjadi listrik melalui teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Teknologi Mikro Hidro adalah teknologi pembangkit listrik yang memanfaatkan derasnya air mengalir dari ketinggian kemudian diarahkan untuk memutar turbin. Dari turbin, listrik yang dihasilkan didistribusikan melalui kabel ke rumah-rumah penduduk sekitar. Benar-benar teknologi yang sederhana dan berbiaya murah.

Seorang ahli listrik Mikro Hidro dari Universitas Syiah Kuala, menerangkan bahwa PLTMH adalah teknologi yang berbiaya murah. “Karena biaya investasi untuk membangun PLTMH hanya Rp.25 juta-35 juta per KWh. Tetapi ini tergantung juga dengan kondisi lokasi” katanya menjelaskan. Listrik yang dihasilkan bisa menerangi desa selama 24 jam dalam keadaan normal. Artinya debit air tetap konstan dan ini biasanya terjadi di musim hujan. Kalau di musim kemarau, debit air biasanya berkurang.

PLTMH ini terletak di Desa Kr Kala yang didiami 107 KK. PLTMH Lhoong merupakan bantuan dari PT Coca Cola Indonesia tahun 2005, pasca tsunami. Kapasitas yang terpasang pada mesin adalah 40 KW, sedangkan daya yang dihasilkan adalah 23 KW, dapat mengaliri 3 desa sekitarnya. Masyarakat tidak perlu takut dikenakan biaya listrik yang selangit karena tarif yang diberlakukan adalah tarif flat atau sesuai arus yang mereka gunakan.

Bagi yang menggunakan listrik 2 amper dikenakan biaya Rp.60 ribu/bulan, untuk yang memakai 1 amper membayar Rp.30 ribu/bulan, sedangkan bagi yang cuma menggunakan ½ amper cuma dikenakan biaya Rp.15 ribu/bulan. Cukup murah bukan!

Dari iuran yang dikumpulkan, tiap bulan diperoleh duit Rp.5,5 juta/bulan. Sebanyak Rp. 4 juta/bulan digunakan untuk biaya operasi (perawatan mesin, gaji operator) sedangkan sisany sebesar Rp.1,5 juta dijadikan uang kas. Jika terjadi kerusakan besar sewaktu-waktu maka uang kas digunakan untuk membayarnya. Selama 3 tahun berdiri tidak ada kerusakan berarti, hanya kerusakan tali kipas dan Circuit Breaker (CB).

Pengelolaan PLTMH Lhoong cukup sederhana. Tiga orang masyarakat setempat dipercayakan untuk mengatur pembangkit ini. Seorang ketua, Pak Armansyah, Sekretaris Zaifullah dan dibantu oleh seorang operator Saifulah. Ketiganya bahu membahu demi terangnya Kemukiman Lhoong.

Kondisi alam atau hutan sekitar sangat berpengaruh bagi kelangsungan pembangkit PLTMH. Masyarakat sekitar sangat sadar pentingnya menjaga kelestarian hutan sebagai sumber air. Dengan sendirinya mereka menerapkan aturan yang ketat untuk menebang kayu di hutan. Saat ini selama 30 hari antara Agustus-September pembangkit tidak beroperasi karena debit air tidak mencukupi.

Masyarakat Lhoong telah menikmati energi hijau. Sebuah energi alternatif yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Selayaknya seluruh desa di Aceh yang memiliki potensi listrik mikro hidro membangun PLTMH. Biaya murah, teknologinya pun sederhana. Tidak perlu menjadi insinyur dulu, Desa Kr. Kala sudah membuktikannya.[m.nizar abdurrani]

read more
Energi

Kisah Sukses Desa Wisata Berbasis Energi

Terik Matahari dan hembusan angin laut memutar baling-baling kincir yang terpasang berjejer tidak begitu jauh dari bibir pantai, hanya berkisar 250 meter jauhnya. Berjejer rapi, tinggi tiang berkisar antara 10 hingga 15 meter. Petugas Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) sedang sibuk dengan rutinitasnya melakukan kontrol teknis, instalasi dan mengoperasikan pembangkit listrik.

Kegiatan ini menjadi rutinitas Murjianto dan rekan-rekannya di sekretariat Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) di Pantai Baru, Ngentak, Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Sejak awal proyek energi ramah lingkungan ini dijalani di tahun 2010, Murjianto masih terus berkutat dengan peralatan yang berhubungan dengan energi terbarukan.

Sebagai negara yang yang memiliki wilayah pesisir terpanjang, kondisi wilayah Indonesia yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa, memiliki intensitas sinar surya sangat tinggi. Belum lagi wilayah Indonesia yang terdiri atas kepulauan, sehingga sumber angin laut dan angin daratnya pun sangat memadai.

Murjianto juga menjelaskan sebagian listrik di pantai ini dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH), yakni gabungan dari pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Daerah ini juga menerapkan sistem terintegrasi bagi pertanian, perikanan, dan kawasan wisata alam serta penggunaan bahan bakar ramah lingkungan mengunakan biogas—dari sisa kotoran ternak sapi. Desa wisata Ngentak, Poncosari, merupakan model percontohan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Indonesia.

“Saat ini 70 persen energi listrik di pesisir pantai menggunakan PLTH, dan 30 persen masih suplai dari PLN,” kata Murjianto. Berdasarkan data teknis sistem PLTH turbin angin dan panel surya, Pantai Baru Bantul, penghasil energi berasal dari tiga bagian. Sedangkan jumlah keseluruhan enegeri yang dihasilkan yaitu 87 kilo Watt Sedangkan energi yang tersimpan yaitu 4045 Ah. Adapaun energi yang diguanakan ketika siang dan malam sebanyak 24 kilo Watt.

Koordinator teknis PLTH Pantai Baru, Sutarto ketika ditemui Mongabay Indonesia di sekretariat workshop PLTH mengatakan, awal MoU proyek ini dijalankan, energi dari PLTH ini diperuntukkan membantu keperluan nelayan. Mulai dari membuat es balok, sehingga ikan tangkapan bisa diawet dan tetap segar. Serta kebutuhan air untuk lahan pertanian dan kolam-kolam ikan.

Sutarto menambahkan, saat ini terpasang 33 buah turbin angin dengan berbagai kapasitas mulai dari 2,5 kW hingga 10 kW. Di sebelah barat pos, ada 21 turbin angin 1 kW/240 V yang dibangun dalam satu kawasan. Sedangkan untuk panel surya daya terdapat 175 panel surya yang beroperasi.

“Cuaca menjadi kendala dalam pengoperasian PLTH. Jika musim kemarau jumlah energi yang didapat lebih maksimal dibanding musim hujan,” kata Sutarto.

Saat ini, energi listrik yang dihasilkan dari turbin angin dan panel surya digunakan untuk keperluan penerangan jalan, kebutuhan listrik warung-warung kuliner di pinggir pantai, pompa air, dan pembuatan balok es sebanyak 1.000 kilogram es balok per hari untuk pengawetan ikan, mengisi ulang aki nelayan untuk digunakan melaut dan memompa air sumur renteng untuk kebutuhan petani di pesisir pantai.

“Ada sekitar 40 kios warung kuliner yang sudah menggunakan tenaga PLTH. Perbaikan selalu dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan PLTH,” kata Sutarto.

Selain itu, hal yang menarik lainnya adalah selain sumber listrik yang berasal dari PLTH, Iwah Fahmi selaku pemuda asli Ngentak, Poncosari, Srandakan Bantul yang juga aktif sebagai anggota kelompok Pemuda Peduli Penyu Pandansimo-Bantul memaparkan, di Desa Ngentak juga terdapat sumber biogas dari peternakan masyarakat yang terletak tidak jauh dari pantai.

Ada tiga di gester (penampung biogas) berdiameter sekitar tujuh meter yang ditanam di dekat kandang ternak milik kelompok ternak tersebut. “Gas yang dihasilkan disalurkan ke warung-warung kuliner untuk memasak sehingga biaya untuk membeli gas tabung dapat ditekan,” kata Iwan.

Selain itu, pada sektor perikanan dan pertanian lahan pasir juga telah dikembangkan disini dengan sistem akuaponik yaitu kolam ikan air tawar yang mengandalkan metode penyaringan tumbuhan untuk membersihkan air. Air yang dipompa dari bawah tanah dengan listrik hibrida digunakan untuk perikanan dan pertanian serta sebagian untuk kebutuhan air bersih di kawasan wisata pantai.

Paket eduwisata menawarkan kegiatan berkeliling desa dengan bersepeda dan dipandu oleh pemuda setempat. Peserta paket wisata bisa menyaksikan kehidupan sehari-hari warga Poncosari, mendapatkan pengetahuan tentang aktivitas ekonomi mikro perdesaan, memahami dasar nilai-nilai konservasi lingkungan, serta melihat perkembangan teknologi energi terbarukan dan pertanian modern.

“Selain meningkatkan peluang investasi ke depan infrastruktur jalan akses yang dibangun dan sudah lebih baik dari sebelumnya, dan keuntungan ekonomi akan terus meningkat,” kata Sutarto.

Sumber: Mongabay Indonesia

read more
Energi

Politisi Senayan Yakinkan Calon Investor Soal Energi di Aceh

Anggota Komisi VII DPR RI, Teuku Riefky Harsya menyebutkan krisis energi yang selama ini dihadapi Aceh akan terjawab melalui kesiapan PLTU Nagan Raya yang diharapkan beroperasi Desember 2013 ini. Ia meyakinkan para investor untuk melihat Aceh sebagai tujuan investasi yang potensial untuk kepentingan jangka panjang.

“Ketersediaan energi menjadi salah satu pra-syarat penting bagi investor. Alhamdulillah Aceh sekarang memiliki PLTU di Nagan Raya dengan kapasitas 220 Megawatt. Kita harap Desember bisa beroperasi sehingga bisa menjawab segala tuntutan kalangan investor,” demikian ujar Riefky Rabu (27/11/2013) menyikapi pelaksanaan Aceh Business Forum yang digelar oleh Badan Investasi dan Promosi Aceh di Jakarta Senin kemarin.

Masih menurut Riefky selama ini ketersediaan listrik di Aceh hanya mencapai 300 Megawatt. Suntikan energy listrik dari PLTU Nagan Raya sebesar 220 Megawatt akan menutupi kebutuhan listrik di sektor industry, khususnya di wilayah Barat-Selatan.

Sementara itu, pada 2016 mendatang PLTA Peusangan di Aceh Tengah diperkirakan juga akan beroperasi secara optimal. Penyedian energy listrik sebanyak 88 Megawatt akan memberikan kemudahan bagi pra investor yang ingin berinvestasi di wilayah Tengah Aceh, khususnya di sektor perkebunan.

Di lain hal, dia berharap Pemerintah Aceh dapat melakukan berbagai terobosan lainnya untuk menarik minat investor. Selain harus melakukan perbaikan infrastruktur secara memadai hingga ke seluruh kabupaten dan kota di Aceh, gerakan promosi dan publikasi Aceh harus dilakukan secara terus-menerus dan terstruktur.

Tidak hanya itu, dia juga memberikan penekanan khusus berkaitan dengan upaya pemangkasan birokrasi sehingga memudahkan para investor untuk datang Aceh.

Sumber: theglobejournal.com

read more
Energi

Pembangunan Energi Geothermal Indonesia Lamban

Menurut Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswo Utomo, di Jakarta, Selasa (26/11/2013), upaya menambah sumber listrik baru sudah tidak dapat dihindari agar tidak terjadi krisis listrik.

“Bahwa tantangan pemerintah Indonesia adalah bagaimana cara kita bisa membangun pembangkit listrik paling tidak 5.000 megawatt per tahun, kemudian kalau untuk geotermal itu kira-kira paling kita 400 megawatt per tahun, ini terus dilaksanakan, harus dilaksanakan kalau tidak nanti Indonesia bisa krisis,” ujar Susilo.

Pengamat kelistrikan dari Institute for Essential Service Reform, Fabby Tumiwa mengatakan untuk memenuhi kebutuhan geotermal di tanah air butuh waktu dan investasi besar.

“Untuk listrik, itu proyeksi kebutuhan kita sampai dengan 2020 dibutuhkan 4.000 – 5.000 megawatt new install capacity setiap tahun untuk memenuhi tingkat pertumbuhan listrik saat ini. Jadi memang dibutuhkan pembangkit baru,” kata Fabby Tumiwa.

“Rencana sampai tahun 2020 itu panas buminya itu diharapkan bisa terbangun tambahan 4.000 megawatt, 10 tahun kita 400 megawatt per tahun, tapi kalau kita liat track dari 2010 sampai dengan saat ini kayaknya realisasi untuk bisa 4.000 megawatt tambahan sampai dengan 2020 itu susah terpenuhi, kurang realistis target itu mungkin, pembangunan panas bumi lambat sekali,” lanjutnya.

Fabby menambahkan, pemerintah harus mempermudah aturan agar para calon investor berminat berinvestasi sektor geotermal, terutama masalah perizinan. Ia menilai untuk mengembangkan geotermal di Indonesia membutuhkan pihak asing karena selama ini Indonesia masih harus banyak belajar pada tiga negara yaitu Selandia Baru, Islandia, dan Amerika Serikat.

“Masalah lelang, perizinan itu selalu jadi isu, lelang yang dilakukan oleh pemerintah biasanya tidak menghasilkan kandidat investor yang baik, yang mendapatkan WKP, wilayah kerja panas bumi itu tidak mampu untuk merealisasikan investasi karena masalah perizinan, sudah dapat izin tapi begitu mau eksekusi masih ada kendala masalah izin penggunaan kawasan hutan,” jelas Fabby.

“Ada beberapa yang beralasan masalah regulasi tapi kalau saya lihat regulasi panas bumi sudah lebih bagus ya, tetapi memang kualitas investor juga tak mau mengambil resiko, finansialnya terbatas, modal investasi 2.500 sampai 4.000 dollar per kilowatt tergantung pada lokasi, tergantung pada ukuran kualitas uap steam-nya, kita juga banyak belajar panas bumi dari New Zealand, dari Islandia juga banyak  tapi untuk teknologi itu Amerika sudah mengembangkan,” kata pengamat kelistrikan dari Institute for Essential Service Reform ini.

Hingga saat ini  kemampuan produksi listrik nasional sebesar 40.000 megawatt sementara kebutuhan listrik nasional sebesar 32.000 megawatt. Meski masih surplus 8.000 megawatt, pemerintah tetap berupaya menambah 5.000 megawatt setiap tahun untuk cadangan.

Tahun ini pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi listrik sebesar Rp100 trilyun, namun anggaran subsidi listrik tahun depan akan turun menjadi sebesar Rp72 triliun.

Sumber: NatGeo Indonesia

read more
Energi

Cara Bikin Kulkas Tak Menguras Kantong Anda

Kulkas merupakan salah satu peralatan elektronik yang nyaris dimiliki hampir setiap rumah tangga dewasa ini. Kulkas pun bekerja selama 24 jam, tidak pernah mendapat istirahat bahkan saat di rumah tak ada seorang manusia pun, kulkas tetap menjaga makanan dan minuman tetap segar.

Menurut Departemen Energi AS, 14 persen dari energi rumah tangga berasal dari kulkas sendiri. Meskipun ini sudah terdengar banyak, angka ini bisa lebih tinggi lagi jika Anda tidak menjaga energi lemari es agar hemat . Untungnya ada beberapa hal mudah yang dapat Anda lakukan sekarang untuk menghemat penggunaan energi kulkas. Berikut tips yang dapat menghemat pengeluaran anda dari tagihan listrik :

1. Pastikan lemari es Anda kedap udara
Segel yang melapisi pintu kulkas Anda harus kedap udara agar mesin beroperasi dengan maksimum. Jika ada segel yang longgar akan memungkinkan udara dingin merembes keluar, sehingga menyebabkan kenaikan kecil – tapi stabil dalam suhu internal kulkas. Dalam rangka mempertahankan suhu optimum untuk menjaga makanan segar dan sejuk, kulkas akan mengkompensasi kebocoran ini yang berarti lebih banyak listrik . Jika segel longgar tetap di tempat untuk jangka waktu lama, sedikit demi sedikit untuk penggunaan listrik sehari-hari Anda membengkak.

Sebuah cara yang bagus untuk memeriksa segel pada kulkas Anda adalah untuk menempatkan senter di dalamnya. Lampu senter menghadap ke luar pintu kulkas. Setelah mematikan semua lampu di dapur Anda, periksa cahaya di pintu kulkas Anda. Jika Anda melihat cahaya memancar keluar ke dapur yang gelap, berarti kulkas tersebut tidak  kedap udara. Ganti segelnya sesegera mungkin untuk memaksimalkan energi kulkas.

2. Matikan Kulkas Ekstra yang tidak digunakan
Kebanyakan orang memiliki lebih dari satu kulkas. Selain di dapur utama, biasanya ada lemari es lebih kecil atau lebih tua di suatu tempat di rumah Anda. Lemari es sekunder paling sering digunakan untuk penyimpanan makanan/minuman dalam jangka panjang. Sering kali unit ini kurang dimanfaatkan dan karenanya boros energi.  Tagihan listrik Anda tidak akan peduli bahwa kulkas sekunder ini jarang digunakan. Kulkas ekstra, berarti biaya listrik bertambah.  Sebaiknya matikan kulkas sekunder ini sampai anda benar-benar membutuhkannya nanti.

3. Jauhkan Kulkas Anda Jauh dari Potensi Sumber Panas
Untuk memastikan kulkas Anda beroperasi seefisien mungkin, periksa untuk memastikan tidak ada sumber panas eksternal dekat mesin kulkas. Jika kulkas anda berdiri di dekat jendela besar mungkin sinar matahari bisa memanaskan logam eksterior lemari es Anda , sehingga meningkatkan pemakaian energi. Kulkas Anda akan menggunakan energi ekstra untuk mengkompensasi kenaikan suhu ini. Pada hari tertentu efeknya bisa dikelola, tapi selama berbulan-bulan atau tahun bisa berarti pengeluaran yang meningkat pula.

Sumber panas eksternal lain bisa jadi datang dari oven Anda. Jika kulkas anda berdiri dekat oven, setiap kali Anda memasak makanan panas berarti biaya ekstra untuk membayar tagihan listrik.

Bahkan jika kulkas Anda berdiri dengan jarak yang aman dari sumber panas eksternal, masih ada cara yang dapat menghemat penggunaan energi. The US Department of Energy menunjukkan bahwa Anda dapat menghemat uang tagihan listrik dengan membiarkan sisa makanan panas menjadi dingin pada suhu kamar sebelum Anda menempatkannya di dalam lemari es.

Jika menempatkan wadah makanan panas di lemari es dapat menyebabkan peningkatan mendadak dalam suhu internal, sehingga mesin menggunakan energi ekstra untuk menyetarakan perbedaan suhu.

Ekstra Perhatian Berarti Ekstra Hemat 
Kadang-kadang kerja ekstra dapat menghemat banyak uang pengeluaran. Tak satu pun dari tips efisiensi energi akan membuat Anda kaya, tetapi dalam jangka panjang tips ini bisa menghemat banyak uang saku Anda. Semakin cepat Anda memulai, semakin cepat mendapatkan lemari es dengan energi seefisien mungkin.

Sumber: greenerideal.com

read more
Green Style

Lima Cara Bikin Produk Hijau

Produk yang ramah lingkungan berpotensi mengurangi limbah, menghemat energi, waktu dan biaya. Menciptakan produk hijau juga bisa menjadi pintu masuk terciptanya proses manufaktur yang ramah lingkungan.

Kedua aksi hijau ini (produk dan proses manufaktur yang ramah lingkungan) akan menghemat sumber daya dan memangkas emisi CO2, gas rumah kaca penyebab perubahan iklim dan pemanasan global. Ada lima langkah untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan. Berikut kiat-kiatnya yang diambil dari tulisan Naomi Stevens di situs Greenerideal yang diterbitkan baru-baru ini.

1. Kurangi limbah
Cara penggunaan dan fungsi dari sebuah produk menentukan proses manufaktur dan bahan baku yang akan digunakan. Proses manufaktur sebisa mungkin mengoptimalkan bahan-bahan yang telah tersedia. Semakin sedikit bahan baku yang digunakan, semakin sedikit pula limbah yang akan berakhir di lokasi pembuangan sampah. Gunakan bahan baku yang limbahnya bisa dipakai untuk memroduksi produk lain, baik melalui proses pencampuran atau peleburan. Misalnya, jika Anda menggunakan bahan plastik, limbah plastik (yang berkualitas) bisa diproses untuk bahan produk-produk yang lain.

2. Kurangi komponen produk
Semakin sedikit komponen produk semakin sedikit pula emisi CO2 yang akan dihasilkan. Anda tidak hanya bisa mengurangi bahan baku dan waktu produksi, namun juga mengurangi jumlah cetakan produk yang diperlukan. Menciptakan cetakan metal yang kuat dan awet dalam proses manufaktur memerlukan energi yang sangat besar.

Semakin sedikit jumlah cetakan, semakin sedikit pula energi – dan biaya – yang diperlukan. Bahan baku yang digunakan juga jauh lebih sedikit sehingga menekan jumlah limbah. Proses produksi bisa berjalan lebih cepat sehingga mesin beroperasi secara optimal.

3. Manfaatkan semua sumber daya lokal
Walaupun kemungkinan biayanya akan lebih tinggi (terutama di negara-negara maju, namun tidak di negara berkembang), usahakan menggunakan semua sumber daya lokal yang tersedia sehingga produk Anda dan proses manufakturnya bisa mengurangi jejak karbon dan jarak pengiriman produk.

4. Jangan memesan berlebihan
Memesan melebihi kuota bisa memicu produksi dan pemakaian sumber daya yang berlebihan. Termasuk sumber daya listrik, tenaga kerja, bahan baku, yang tidak hanya meningkatkan biaya namun juga menambah limbah dan emisi karbon yang tidak perlu, kecuali produk Anda bisa dipakai ulang.

5. Gunakan bahan baku yang bisa didaur ulang dan bisa terurai di alam
Memilih bahan baku yang bisa didaur ulang dan terurai di alam bisa mengurangi dampak negatif produk Anda terhadap lingkungan. Bahan baku hijau juga memberikan nilai tambah bagi produk Anda sehingga bisa bersaing dengan produk-produk lain. Jika produk tersebut tak lagi bisa terjual, bahan bakunya bisa Anda gunakan untuk memroduksi produk baru.

Pastikan Anda selalu memertimbangkan kelima faktor di atas sebelum mendesain dan memroduksi sebuah produk. Sehingga produk Anda bisa menekan emisi karbon, mengurangi biaya dan pemakaian sumber daya yang berlebihan yang tentu saja tidak ramah lingkungan.

Sumber: hijauku.com

read more
1 3 4 5 6 7
Page 5 of 7