close

January 2014

Flora Fauna

Ini Tanaman yang Tahan Banjir

Curah hujan tinggi seperti saat ini membuat tanaman senantiasa dalam keadaan basah, bahkan berada di air menggenang. Tanaman mudah rusak dan mati.

Menurut Laura G. Jull dari Departemen Holtikultur University of Winconsin-Extension, menumbuhkan tanaman dalam tanah basah yang tidak memiliki saluran memadai cukup sulit. Terlebih, jika ingin menumbuhkan tanaman dalam kondisi banjir dan curah hujan tinggi. Tanaman-tanaman kayu dan tanaman herba bisa rusak dan mati.

Jull mengatakan bahwa kekuatan tanaman-tanaman kayu dan tanaman herba tergantung pada durasi banjir dan tingkat sensitivitas tanaman tersebut. Tanaman yang bisa “berhibernasi” relatif lebih kuat menghadapi banjir ketimbang tanaman lain. Terutama, tanaman yang terus tumbuh sepanjang tahun.

Jull mengatakan, tanaman jenis semak tergolong mampu bertahan terhadap banjir. Tanaman-tanaman tersebut antara lain Alnus incana, Cephalanthus occidentalis, Cornus alba, Cornus amomum, Cornus sanguinea, Cornus stolonifera, Ilex verticillata, Salix alba, Salix chaenomeloides, Salix caprea, Salix discolor, Salix elaeagnos, Salix gracilistyla, Salix integra, Salix purpurea, Salix udensis, dan Vaccinium macrocarpon.

Sumber: kompas.com

read more
Ragam

Ruang Hijau, Banjir dan Kesehatan Mental

Banjir kembali melanda Jakarta. Banjir juga melanda Manado dan kota-kota lain di Indonesia. Masalah ini terus berulang seolah menjadi momok yang tak bisa diatasi. Padahal, sudah banyak konsep pengelolaan lingkungan dan tata ruang yang kita baca dan temui. Sebagaimana kemarau, masalah banjir tidak lepas dari konsep mengelola air.

Sudah merupakan siklus alam bahwa air hujan ditampung dan diserap oleh tanah kemudian dialirkan dari hulu ke hilir. Namun saat fungsi peresapan tanah dan pengaliran air terganggu atau dirusak, terutama di daerah aliran sungai, bencana menjadi hal yang tidak dapat dielakkan.

Salah satu kelemahan aplikasi kebijakan yang menonjol adalah kurangnya atau ketiadaan ruang terbuka hijau (RTH). Ruang terbuka hijau adalah ruang dimana vegetasi tumbuh dengan dengan subur sehingga wilayah tersebut selain bisa mengurangi polusi juga bisa menyerap air.

Di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia, rata-rata luas ruang terbuka hijau di Indonesia masih dibawah 10% dari 30% ruang terbuka hijau publik dan privat yang disyaratkan oleh pemerintah.

Tidak hanya di pusat kota, lahan-lahan lain di daerah aliran sungai seperti di perbukitan dan lereng gunung di sekitar Jakarta, banyak yang telah mengalami alih fungsi. Lereng gunung dan perbukitan banyak yang gundul. Di wilayah lindung, vila-vila dibangun. Bantaran sungai menjadi lokasi perumahan, aturan jarak minimal perumahan dan bantaran sungai tidak dipatuhi, memersempit dan merusak aliran sungai mengganggu aliran dan resapan air.

Sungai-sungai di Indonesia juga menjadi lokasi pembuangan sampah terpanjang di dunia oleh warga yang tidak disiplin menjaga kebersihan. Perilaku menjaga kebersihan ini seharusnya bisa ditanamkan melalui pendidikan menciptakan rasa malu. Sementara di pusat kota, mal-mal dan jalan aspal dibangun mengurangi wilayah resapan air. Sehingga tidak heran jika air yang seharusnya bisa dikelola dan diserap, menjadi liar, mengalir ke mana-mana, merusak pemukiman warga.

Masalah banjir – sebaqaimana kemarau – memicu stres tidak hanya pada mereka tergenang air, namun pada masyarakat luas. Saat banjir atau hujan besar kemacetan sering kita temui. Aktivitas keluarga, kerja dan bisnis menjadi terganggu.

Penelitian terbaru dari European Centre for Environment and Human Health menyimpulkan, keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) tidak hanya mampu mencegah banjir dan memerbaiki kualitas udara, namun juga bisa meningkatkan kesehatan mental secara signifikan dan berkelanjutan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology ini menyatakan, pindah ke wilayah yang lebih hijau akan meningkatkan kesehatan mental dalam jangka panjang. Menurut tim peneliti dari University of Exeter Medical School, yang menjadi lokasi ECEHH, memerluas ruang terbuka hijau di perkotaan – dalam bentuk taman dan kebun – akan membawa manfaat signifikan bagi kesehatan masyarakat.

Temuan ini adalah hasil analisis jangka panjang atas British Household Panel Survey, kuisener yang diisi oleh 1000 responden yang tinggal di Inggris Raya. Para peneliti menfokuskan penelitian pada dua kelompok masyarakat yaitu mereka yang pindah ke wilayah yang lebih hijau dan mereka yang pindah ke wilayah yang lebih gersang.

Hasilnya, para peneliti menemukan, rata-rata mereka yang pindah ke wilayah yang lebih hijau akan mengalami peningkatan kesehatan mental secara langsung. Peningkatan kesehatan mental ini akan berlangsung setidaknya dalam 3 tahun setelah mereka pindah ke wilayah yang lebih hijau. Sementara penduduk yang pindah ke wilayah yang lebih padat dan gersang akan mengalami stres bahkan sebelum mereka pindah ke wilayah tersebut.

Tim peneliti menghilangkan faktor-faktor lain seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan jenis pekerjaan dan fokus pada dampak ruang terbuka hijau. Menurut Dr Ian Alcock yang memimpin penelitian ini, dampak dari temuan ini sangat penting: “Kita menemukan bahwa penduduk yang pindah ke wilayah yang lebih hijau akan mengalami peningkatan kesehatan mental yang signifikan. Dan ini berdampak dalam jangka panjang. Temuan ini sangat penting untuk menjadi masukan bagi para ahli tata ruang agar memerkenalkan RTH-RTH baru di kota-kota mereka,” tuturnya.

Kerusakan lingkungan, banjir dan stres harus diatasi. Dimulai dengan memerluas, memertahankan, menjaga ruang hijau, terutama di daerah aliran sungai.

Sumber: Hijauku.com

read more
Hutan

Cara Abdullah Menangkal Banjir dan Longsor

Merasa terusik karena lingkungan di sekitar desanya gersang dan panas serta kekhawatiran akan banjir dan longsor, Abdullah tergerak untuk menghijaukan desanya, Desa Papandangan, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Abdullah mengawalinya dengan menanam 2.000 pohon sengon. Dia tidak berkecil hati meskipun warga sekitar mencibirnya. Maklum, ketika itu warga sibuk membabat hutan untuk menanam cokelat dan cengkeh yang memiliki nilai ekonomis dan masa depan yang lebih tinggi.

Sampai hari ini, Abdullah telah berhasil menghijaukan lebih dari 200 hektar lahan kritis di hutan desanya. Berkat usahanya itu, dia beberapa kali mendapat penghargaan sebagai tokoh penyelamat lingkungan tingkat provinsi dan nasional.

Abdullah mengisahkan, tujuh tahun lalu kondisi Desa Papandangan dan sekitarnya gersang dan gundul. Hutan hanya ditumbuhi alang-alang dan rumput. Ketika musim hujan datang, banjir dan longsor selalu terjadi.

Namun sejak lima tahun terakhir, desa itu tidak pernah lagi kebanjiran. Ribuan pohon yang ditanam Abdullah telah berhasil menahan air. Warga tidak lagi waswas desa mereka bakal diterjang banjir. Suhu udara pun lebih sejuk dan bersahabat.

Berbagai jenis pohon kini tumbuh di hutan desa. Ada pohon durian, mangga, duku, dan berbagai jenis buah lainnya. Belum lagi tanaman pohon lain yang bernilai ekonomis.

Menurut Abdullah, ada sejumlah pengusaha yang menawarkan harga tinggi untuk membeli lahan tersebut. Bagi Abdullah, harga yang ditawarkan cukup fantastis, yakni Rp 400 juta per hektar. Namun, ayah lima anak itu tidak tergoda.

“Pohonnya masih kecil. Nanti kalau yang membeli itu menebang secara serampangan, sia-sia usaha saya menanaminya,” kata Abdullah tentang alasannya menolak menjual lahan itu.

Dia baru mau menjual kayu-kayu itu jika pohonnya sudah cukup umur untuk ditebang, dan dia menggantinya dengan pohon baru. Dengan begitu, katanya, lingkungan tidak rusak.

Lelaki kelahiran 31 Desember 1960 itu bersyukur karena dia kini tidak lagi bekerja sendirian. Warga desa yang semula mencibirnya sudah tertarik mengikuti jejak Abdullah. Mereka malah belajar dari dia dan menanam pohon apa saja di desanya.

“Saya saja sudah tanam 2.000 pohon sengon, 300 pohon nato, 400 pohon jati putih, dan 100 pohon mahoni. Belum lagi kelompok saya yang juga sudah menanam pohon jumlahnya puluhan ribu,” beber Abdullah.

Yang dikeluhkan Abdullah saat ini adalah sulitnya pengadaan bibit pohon. Menurut Abdullah, selain memerlukan kesabaran dan waktu yang lama, membuat bibit pohon kayu siap tanam bukanlah perkara mudah di tengah tingginya permintaan warga desa untuk menanam pohon guna membenahi kerusakan lingkungan di desa masing-masing.

Pada Agustus 2013 lalu, Abdullah dinobatkan sebagai tokoh penyelamat lingkungan tingkat nasional di Bogor, Jawa Barat. Akhir tahun 2013 lalu, Abdullah kembali dianugerahi penghargaan oleh Pemerintah Provinsi Sulbar dan Pemkab Polewali Mandar sebagai tokoh penyelamat lingkungan.

Sumber: kompas.com

read more
Energi

Krisis Lebah Landa Eropa

Para peneliti memperingatkan akan jumlah lebah yang terlalu sedikit di Eropa. Jika ada lebih banyak lebah, produksi bahan bakar hayati bisa bertambah.

Peternak lebah, aktivis lingkungan dan ilmuwan di Eropa mengeluhkan jumlah lebah yang semakin berkurang dan khawatir akan buah dan sayur yang tidak bisa diserbuki lagi. Tapi di waktu bersamaan, muncul laporan yang mengatakan bahwa jumlah populasi lebah madu di seluruh dunia bertambah pesat hingga mencapai tujuh persen.

Menurut Peter Rosenkranz dari Universitas Hohenheim, jumlah lebah bertambah karena kini ada lebih banyak peternak lebah. “95 persen populasi lebah adalah berkat para peternah lebah madu”, jelas pakar biologi tersebut. Jadi mereka bisa menentukan, berapa banyak lebah yang beterbangan di ladang dan rumput. Namun, setiap tahun jumlahnya juga berkurang karena dampak bahan kimia dan parasit Tungau Varroa. Pada musim dingin, jumlah lebah yang mati mencapai 30 persen seluruh populasi. Jumlah tersebut harus digantikan di musim semi.

Masalah yang lebih besar adalah jumlah lebah yang hidup secara liar. Khususnya di lokasi pertanian yang menyemprotkan pestisida dalam jumlah besar, hampir tidak ada lagi lebah liar.

Lebah ‘to go’
Hasil penelitian terbaru para ilmuwan dipublikasikan di majalah online PLOS ONE. Mereka menuntut adanya lebih banyak lebah bagi lebih banyak tanaman untuk kepentingan produksi bahan bakar hayati. Ini berarti petani harus memesan lebah dari peternak lebah sesuai kebutuhan dan membayarnya. Sisanya akan dilakukan para lebah dengan sendirinya. Tren layanan lebah sebagai serangga penyerbuk utama mulai ditemukan di Eropa. Di negara lain seperti Amerika Serikat atau Cina, ini sudah menjamur.

Pertanyaan berikutnya adalah: tanaman apa yang diperlukan? Dari raps atau bunga matahari akan diperoleh madu berkualitas baik. Tapi sayangnya, petani lebih sering menanam jagung untuk produksi bahan bakar bio di Eropa. Rosenkranz menjelaskan, “Jagung bukan tanaman yang disukai lebah.” Jadi jagung tidak akan menguntungkan bagi peternak lebah. Karena itu para peneliti menuntut dipilihnya tanaman bagi produksi bahan bakar bio yang juga “menarik” bagi para peternak lebah.

Tanaman ramah lebah
Alternatif lain masih ada. Misalnya menghasilkan bahan bakar dari taman bunga. Hasilnya memang lebih sedikit. Kira-kira hanya 30 hingga 40 persen. Kelebihannya, lebah akan bekerja di lokasi yang lebih sehat dan berbagai spesies bunga akan terus mengalami reproduksi. Tapi Rosenkranz khawatir, para petani tidak akan menyetujuinya. Sulit untuk meyakinkan mereka untuk merelakan keuntungan lima hingga sepuluh persen demi taman bunga yang ekologis.

Saat ini ilmuwan di pusat teknologi pertanian Augustenberg (LTZ) tengah menguji berbagai campuran serbuk sari yang berbeda-beda. Campuran tersebut harus ramah bagi lebah dan ekologis.
Sumber: dw.de

read more
Green Style

Teknologi Hemat Energi untuk Rumah dua Lantai

Ada banyak alasan mengapa orang memilih membangun rumah dua lantai. Rumah dua lantai lebih banyak keunggulan dibandingkan bungalow dan jauh lebih mudah membangunnya dan lebih murah daripada rumah dengan lantai lebih banyak. Bagi pemilik rumah rata-rata, rumah bertingkat dua memiliki keseimbangan yang tepat dari ruang interior, penampilan fisik, efisiensi energi, kustomisasi, dan nilai jual kembali . Jika Anda memiliki keluarga besar, rumah bertingkat dua masuk akal karena menawarkan ruang untuk keluarga lebih luas.

Sejak isu penyelamatan lingkungan menjadi topik, pemilik rumah mencari cara untuk membuat rumah mereka hemat energi. Sementara isolasi rumah, kaca jendela dan menggunakan peralatan yang lebih efisien adalah metode standar untuk mengendalikan pengeluaran energi. Namun teknologi modern telah membawa metode baru dalam penghematan energi. Beberapa diantaranya seperti tersebut di bawah ini:

Sensor liburan
Sensor hunian dapat melakukan berbagai tugas ketika mendeteksi keberadaan seseorang di rumah. Fungsi utama antara lain mengatur lampu dan AC atau pemanas ketika seseorang memasuki ruangan. Menggunakan sinyal inframerah untuk mendeteksi gerakan, sensor bisa mengubah lampu pada saat seseorang masuk serta pengaturan suhu yang benar . Hal ini berpengaruh besar untuk mengurangi tagihan listrik, terutama jika keluarga Anda cenderung pelupa atau lalai untuk mengubah mematikan peralatan listrik.

Penggunaan lain dari sensor tersebut adalah untuk keamanan. Setelah meninggalkan rumah, penghuni dapat mengaktifkan sensor dan jika mendeteksi gerakan yang tak terduga dalam bentuk apapun, sensor membunyikan alarm, mengirimkan pemberitahuan kepada pemilik rumah atau bahkan memberitahu pihak berwenang. Sistem ini telah terbukti sangat efektif baik sebagai pencegah dan mengatur keamanan.

Jendela Ganda Glazed 
Ini adalah jenis khusus dari jendela yang terdiri dari dua panel kaca dipisahkan oleh lapisan gas (biasanya udara). Panel kaca ini dan lapisan gas di antara mereka disegel ketat untuk meningkatkan isolasi properti jendela. Akibatnya, jendela kaca ganda memberikan perlindungan yang lebih baik dari suhu luar baik di iklim panas ataupun dingin. Mengingat ruang yang tersedia dalam rumah bertingkat dua, siapa saja yang berniat untuk membangun satu tentu harus mempertimbangkan jendela kaca ganda. Hal ini menghasilkan penghematan besar-besaran pada tagihan energi. Selain itu , jendela ini lebih mudah untuk mempertahankan dari satu panel jendela. Hampir semua rumah yang baru dibangun menggunakan jendela kaca ganda dalam konstruksi mereka .

Pemanasan Efisien dan Sistem Pendingin
Pada kebanyakan rumah, pemanasan dan pendinginan selama merupakan lebih dari setengah penggunaan energi. Oleh karena itu sangat penting bahwa Anda menginstal pemanas dan sistem pendingin di rumah Anda yang efisien. Dalam sebuah rumah bertingkat dua, menginstal sistem pemanas sentral dan termostat yang diprogram akan membantu Anda menghemat besar tagihan energi.

Sejak pemerintah memberikan banyak insentif untuk menjadi lebih hemat energi, juga dalam kepentingan terbaik Anda untuk menginstal sebuah pemanas yang sesuai dan sistem pendingin di rumah Anda. Selain itu, ada berbagai pilihan pembiayaan yang dapat Anda memanfaatkan untuk membangun rumah sesuai dengan kebutuhan Anda.

Membangun rumah hemat energi tidak hanya akan menghemat banyak uang pada biaya energi  tetapi Anda juga akan menikmati banyak manfaat pajak . Seiring dengan insentif keuangan, Anda juga akan memiliki kontribusi untuk menyelamatkan lingkungan . Ini adalah win-win solution!

Sumber: greenerideal.com

read more
Tajuk Lingkungan

Harapan Baru dari Rawa Tripa

Hingga saat ini, perusakan lingkungan di Aceh oleh oknum yang tidak bertanggung jawab masih kerap terjadi. Belum ada upaya serius dari pemerintah Aceh untuk menghentikan aksi itu. Ironis memang, janji untuk menyelamatkan lingkungan yang sering diucapkan belum ada realisasinya.

“Kita akan meninjau kembali perusahaan yang bergerak pada lingkungan. Apabila lingkungan rusak, maka pihak pertama yang dirugikan adalah masyarakat. Jika dibiarkan akan merusak lingkungan,” kata Gubernur Zaini Abdullah sebelum dilantik kepada sejumlah awak media.

Pernyataaan itu telah memberikan harapan baru untuk rakyat Aceh dalam menata lingkungannya menjadi lebih baik. Namun, hal tersebut bukan hanya sebatas opini yang hanya didengungkan untuk menyenangkan hati rakyat sesaat, melainkan adanya perwujudan di lapangan. Ini penting, mengingat dengan adanya kerusakan lingkungan telah memberikan trauma yang mendalam serta hilangnya mata pencaharian masyarakat Aceh.

Contohnya, kawasan hutan gambut rawa tripa, Kabupaten Nagan Raya yang dulunya pernah menjadi kawasan terkaya pada level Sumatera dengan keanekaragaman hayati kini diambang lenyap. Sampai Mei 2012, hutan yang awalnya seluasa 62.000 hektar kini hanya tertinggal 50 persennya saja. Kawasan yang dulunya dijadikan sebagai
tempat untuk mengais rezeki oleh masyarakat setempat, kini sudah tidak ada lagi.

Karena itu, kepemimpinan baru Aceh bisa memberikan terobosan yang bisa memberikan memanfaat nyata bagi rakyat, bukan hanya umbar janji. Sekarang, kebijakan dan ketegasan dari pemerintah baru Aceh sangat dinanti-nantikan oleh tiga juta rakyat Aceh. Janji yang pernah diucapkan dulunya harus segera ditepati bukan dilupakan sehingga kehidupan rakyat Aceh akan semakin baik.[]

read more
Kebijakan Lingkungan

Ironi Bencana di Indonesia Tahun 2013

Bangsa Indonesia tidak terlepas dari ancaman bencana. Baik bencana alam seperti terjangan banjir bandang, demikian juga ada ancaman bencana stunami. Irononya, bencana yang terjadi di Indonesia rata-rata akibat ulah dari tangan manusia sendiri karena telah mengunduli hutan secara besar-besaran.

Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana (Planas PRB) Republik Indonesia. Bencana pada tahun 2013 turun drastis dibandingkan tahun 2012 lalu. Akan tetapi, ironisnya, jumlah korban dan kerugian harta justru meningkat akibat bencana tersebut.

Jumlah korban bencana pada tahun 2013 sebegaimana dilansir situs online beritalingkungan.com menyebutkan, bencana pada tahun 2013 sampai bulan November 2013 terdapat 973 bencana. Sedangkan bencana pada tahun 2012 lalu jauh lebih banyak yaitu mencapai 1.842 kasus.

Akan tetapi, anehnya, bencana yang notabena lebih sedikit dibandingkan tahun 2012, malah pada tahun 2013 jumlah korban dan kehilangan harta benda semakin meningkat. Tercatat pada pada tahun 2013 jumlah korban meninggal dan hilang meningkat dari 483 jiwa menjadi 690 jiwa. Jumlah penyintas yang mengungsi juga mengalami peningkatan dari 956.455 menjadi 3.168.775 jiwa. Kerusakan rumah juga mengalami peningkatan dari 54,626 menjadi 74,246.

Data Planas PRB itu menggambarkan tingkat kerentanan masyarakat menghadapi bencana semakin tinggi, padahal investasi anggaran untuk peningkatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat telah mengalami peningkatan. Pada tahun anggaran 2013, alokasi anggaran untuk kebencanaan yang dikelola langsung oleh BNPB mencapai Rp 1,3 triliun. Angka ini belum memasukkan data kebencanaan yang dikelola oleh kementerian atau lembaga lain selain pemerintah.

Menurut Syamsul Ardiansyah dari Planas PRB, kondisi ini menggambarkan peningkatan alokasi anggaran untuk kebencanaan, belum secara signifikan berkontribusi pada peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.

Syamsul menjelaskan, konsentrasi anggaran kebencanaan saat ini baru pada upaya penguatan kelembagaan pemerintah dalam penanggulangan bencana, belum menyasar pada upaya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi ancaman bencana. Pemerintah masih berkonsentrasi pada pendirian BPBD, khususnya di tingkat kabupaten dan kota dan peningkatan kapasitas aparaturnya.

Sementara masyarakat yang berada di “garis depan” dan berhadapan langsung dengan ancaman bencana belum banyak tersentuh oleh program-program penguatan kapasitas yang dilakukan pemerintah. Harus diakui, terobosan-terobosan kebijakan, seperti “desa tangguh” masih belum berdampak pada peningkatan kapasitas masyarakat.

Selain alokasi anggaran yang belum efektif, meningkatnya kerentanan masyarakat bisa jadi disebabkan oleh semakin buruknya daya dukung sosial-ekonomi dan lingkungan masyarakat. Investasi ekonomi yang tidak memperhatikan aspek-aspek keberlanjutan, khususnya di sektor perkebunan dan industri ekstraktif, telah turut memperburuk kerentanan masyarakat.

Investasi yang tidak memperhatikan keberlanjutan tidak hanya memperburuk kondisi lingkungan, melainkan juga meningkatkan kerentanan sosial dalam bentuk konflik dan kekerasan. Menurut Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), kekerasan berlatarkan sengketa agraria pada tahun 2013 telah mengakibatkan 21 jiwa tewas, 30 tertembak, 130 luka akibat penganiayaan, dan 239 warga ditahan.

Planas PRB merekomendasikan beberapa hal untuk pembenahan penanggulangan bencana di Indonesia, antara lain: Pertama, meningkatkan efektifitas penganggaran PB dari pemerintah. Meningkatnya jumlah korban jiwa pada tahun 2013 pada saat kejadian bencana yang justru menurun menunjukkan pentingnya mengakselerasi perbaikan kapasitas respon dari aparatur pemerintah di bidang PB.

Kedua, di samping program Desa Tangguh yang disponsori BNPB, pemerintah sebenarnya memiliki program-program sejenis yang berorientasi pada peningkatan ketangguhan masyarakat. Hanya saja, program-program tersebut terkesan berjalan sendiri-sendiri secara sektoral dan tidak terhubung. Kohesi antar program pemerintah untuk ketangguhan masyarakat akan memberikan kontribusi signifikan dalam pengurangan kerentanan masyarakat.

Ketiga, investasi pengurangan risiko bencana hendaknya secara konkret diarahkan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di garis depan (frontline) ancaman bencana. Upaya-upaya mitigasi struktur maupun non-struktur dalam bentuk peningkatan kesiapsiagaan masyarakat di garis depan ancaman harus mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah.

Keempat, pembangunan ekonomi yang memperhatikan keberlanjutan sosial ekonomi dan lingkungan serta hak asasi manusia. Pada saat ini, sebagian wilayah di Indonesia sudah mulai menuai dampak buruk dari praktik-praktik pembangunan yang tidak memperhatikan keberlanjutan dan hak asasi manusia.

Planas PRB juga memperkirakan dimasa yang akan datang, konflik yang disertai dengan kekerasan dan bencana akibat kerusakan lingkungan akan semakin mengalami peningkatan. Oleh karena itu, hal yang paling penting dilakukan sekarang adalah; pertama, melakukan audit lingkungan terhadap seluruh proyek-proyek investasi disektor perkebunan dan pertambangan. Kedua, secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip free prior informed consent (FPIC) terhadap seluruh proyek investasi yang akan dilaksanakan di Indonesia.

Kelima, tahun 2014 adalah tahun politik. Planas PRB mendorong agar isu kebencanaan menjadi salah-satu agenda politik nasional. Investasi pengurangan risiko bencana perlu ditingkatkan sebagai upaya untuk mengurangi kerentanan di masa yang akan datang.[]

Sumber : beritalingkungan.com

read more
Flora Fauna

Kambing Hutan Sumatera Langka Turun Gunung

Erupsi Gunungapi Sinabung terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) masih berlanjut, dan belum menunjukkan penurunan dengan mengeluarkan debu vulkanik dan lava awan panas, serta batu-batu krikil kecil. Tak hanya masyarakat yang tinggal di radius dua hingga tujuh kilometer keluar dari desa mereka. Belum lama ini, masyarakat di kaki gunung melihat jejak kaki beruang, dan harimau Sumatera.

Pada Jumat siang (18/1/2014), masyarakat menemukan kambing hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis), yang keluar dari dalam hutan. Salah satu dugaan awal kambing hutan keluar karena aktivitas gunungapi terus meningkat. Dugaan lain, ketersediaan makanan sudah tidak ada, hingga harus turun gunung. Sebab menurut orang tua yang sudah tinggal turun temurun di desa itu, mereka sama sekali tak pernah melihat kambing hutan.

Kambing hutan Sumatera itu ditemukan sejumlah warga yang tinggal di  Desa Beras Tepu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, pada Jumat siang. Kondisi sangat memprihatinkan. Tubuh tampak kurus, dan bagian wajah dan mata sayu. Hewan ini, ditemukan tengah terduduk lemah di belakang rumah warga yang tinggal tidak jauh dari perkebunan.

Jonris Karokaro, seorang warga, awalnya menduga satwa bertanduk ini rusa. Karena kondisi desa mereka sangat sepi ditinggal mengungsi ke Kota Kabanjahe dan Berastagi, ditambah aktivitas perdagangan nyaris tidak ada, membuat sejumlah pemuda yang menjaga desa mereka ingin menyembelih. Namun, sejumlah orang tua melarang, dan memerintahkan satwa ini dibawa ke Kabanjahe.

Menggunakan truk terbuka, kambing berbulu hitam ini dibawa ke kota. Tampak mata begitu tajam dan liar, saat sampai di Kabanjahe, ratusan orang ramai melihat.

Petugas dari Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA), Sumut, yang mendapatkan kabar mengenai temuan satwa ini langsung turun ke Kabupaten Karo bersama tim ahli.  Saat melihat kambing ini, petugas BKSDA terkejut, ternyata kambing hutan Sumatera, yang dianggap sangat langka dan sudah jarang ditemukan.

Istanto, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut menjelaskan, dari pemeriksaan tubuh menyeluruh,  satwa ini benar Capricornis sumatraensis sumatraensis.

Menurut dia, satwa ini endemik Sumatera, masuk daftar Appendices I, atau sangat langka dan tidak boleh diburu. Satwa ini hanya di hutan tropis Sumatera, dan sangat jarang sekali terlihat. Ia diperkirakan hidup di sekitat Hutan Tahura, di kawasan hutan Kabupaten Langkat, Sumut. “Ketika kita tahu satwa ini sangat langka dan tak boleh dibunuh, langsung kita bawa ke Medan. Kita ambil darah untuk dites memperkuat dugaan kami.”

Sementara waktu kambing dititipkan di Kebun Binatang Medan dan dengan perawatan maksimal. Istanto, menyebutkan satwa ini akan mendapatkan makanan layak dan dirawat sebaik mungkin. “Nanti akan ada serangkaian penelitian mengenai satwa ini.”

Namun dia belum berani memutuskan, apakah akan dilepasliarkan ke hutan atau menjadi penghuni tetap kebun binatang. Satwa ini sangat langka karena penebangan dan perusakan hutan. Kelompok penyelamat dan perlindungan satwa liar menyebutkan, di Sumut, 1990 jumlah kambing ini ditaksir ada 32 ekor, dan hidup di hutan Bukit Barisan, serta kawasan hutan lindung Bukit Batabuh, Riau.

Aktivitas Sinabung
Hingga saat ini, aktivitas Sinabung masih tinggi. Catatan tim pemantau, sejak Sabtu dinihari (18/1/14), terjadi 18 kali  erupsi dengan ketinggian 2.000 meter. Luncuran awan panas masih terjadi dengan daya jangkau 4,5 km ke arah selatan. Windi, tim pengamat pos pemantau Gunung Sinabung, di Tanah Karo, mengatakan, kegempaan masih tinggi terpantau kekuatan gempa 80 Magnitudo.

Tingginya aktivitas Sinabung menyebabkan pengungsi terus bertambah. Hingga saat ini, lebih dari 26 ribu jiwa. Mereka mengungsi di 36 titik pengungsian tersebar di radius 10  kilometer hingga 15 kilometer dari kaki gunung.

Sumber: mongabay.co.id

read more
1 3 4 5 6 7 12
Page 5 of 12