close

February 2014

Ragam

Jaga Keseimbangan Agar Terhindar dari Bencana

Tokoh agama asal India, Brahmarsi A, Sounderarajan Swamy, sarankan masyarakat Indonesia agar dapat terus menjaga keseimbangan kehidupan dengan alam. Semua dilakukan agar bangsa Indonesia dapat terhindar dari musibah bencana.

“Ketidakseimbangan alam juga karena kesalahan manusia dalam mengelola kehidupan yang berhubungan dengan alam,” kata Sounderarajan, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/2/2014).

Diungkapkan, berdasarkan pengamatan meditasi yang telah dilakukan, diketahui masyarakat Indonesia kurang menjalani kehidupan yang seimbang dengan alam. Akibatnya, seolah musibah bencana alam terus berdatangan silih berganti tiada henti.

Guru besar Hindu India itu mencontohkan, peristiwa bencana seperti banjir di Jakarta atau Manado. Serta beberapa kota lainnya di Indonesia disebabkan pemerintah yang tidak mampu mengelola tata ruang kota dan kegiatan tebang pohon tanpa izin.

Dijelaskan, Indonesia saat ini membutuhkan seorang pemimpin yang peduli terhadap pelestarian alam lingkungan. Menurutnya, kegiatan meditasi yang dilakukan tidak hanya terpaku dilakukan penganut Hindu. Namun kerap diikuti umat agama lainnya untuk meningkatkan konsentrasi dan kesadaran spiritual yang dikombinasikan dengan gerakan yoga.

Tidak hanya masyarakat di Indonesia, Souderarajan yang datang ke Indonesia dalam rangka menjalani kegiatan keagamaan, juga mengingatkan umat manusia dan pemimpin di dunia agar tetap menjaga keseimbangan dan mengelola alam.

Sumber: beritasatu

read more
Ragam

Sentuhan Indonesia di Festival Lingkungan Hidup Australia

Akhir pekan lalu, tanggal 14 hingga 16 Februari 2014, diadakan acara ‘big weekend’ sebagai bagian dari Festival Cara Hidup Ramah Lingkungan (Sustainable Living Festival) di pusat kota Melbourne, Australia. Ternyata, ada beberapa kios yang berbau Indonesia dalam acara ini.

Menurut situs resmi acara, Sustainable Living Festival pertama kali diadakan pada tahun 1998. Tujuannya adalah mengajak warga Australia menjalani hidup ramah lingkungan dengan cara berdiskusi, berbagi pengetahuan dan menampilkan produk-produk ramah lingkungan.

Disebutkan bahwa Festival tersebut setiap tahunnya dihadiri lebih dari 150.000 pengunjung.

Dalam acara big weekend, alias ‘akhir pekan akbar’, berbagai badan usaha membuka kios di dekat Federation Square, Melbourne, untuk menawarkan produk-produk mereka, mulai dari aksesoris sepeda, alat tenaga surya, properti untuk hidup secara kolektif dan mandiri, hingga layanan penguburan yang ramah lingkungan, yaitu yang tidak menggunakan bahan kimia dalam pengawetan dan juga peti mati.

Ada juga kios-kios yang berkampanye tentang aktivisme lingkungan hidup, hak-hak hewan, dan menawarkan gaya hidup alternatif. Misalnya, skema ber’bagi’ mobil dengan tetangga, atau co-housing, yaitu skema tinggal dalam suatu lahan dengan fasilitas bersama.

Di antara kios-kios yang ada saat big weekend, kios yang menjual tempe tampak digemari oleh para pengunjung. Kios itu menjual tempe goreng, gado-gado, dan produk tempe yang belum diolah.“Enak sekali. Kami dari Italia, dan di sana tak banyak makanan lain selain makanan Italia,” ucap salah satu pengunjung yang mencoba tempe goreng.

Selain itu, ada juga kios Bottle for Botol, yaitu inisiatif untuk mengurangi sampah di Bali dengan cara menghubungkan sekolah di Bali dan sekolah di Australia, dan menyumbangkan botol minuman ke para siswa di Bali untuk mengurangi sampah gelas plastik air mineral. Menurut direktur Bottle for Botol, Chris Kemp, gagasan inisiatif tersebut muncul saat Ia menjadi sukarelawan di Indonesia.[]

Sumber:

read more
Green Style

Nyamannya Kontainer Ramah Lingkungan

Ini bukan sembarang kontainer atau struktur baja bekas yang sering ditemui teronggok di pelabuhan, melainkan “Container Guest House”. Kontainer ini istimewa dan bisa digunakan sebagai tempat tinggal tamu.

Adalah seniman asal San Antonio, Texas, Amerika Serikat, yang punya gawe dan memakai jasa Poteet Architects untuk membangun hunian sementara yang diperuntukkan bagi keluarga dan kerabat sang seniman ketika berkunjung.

Secara spesifik, sang seniman meminta Poteet Architects mengeksplorasi penggunaan kontainer dan barang-barang bekas yang bisa dengan mudah didapat di sekeliling tempat tinggalnya.

Hasilnya, Poteet Architects berhasil membuat rumah tinggal sementara bernama “Container Guest House”. Rumah tinggal tersebut memiliki ukuran relatif mungil, tetapi memiliki fasilitas cukup lengkap. Bahkan, di dalamnya terdapat kamar mandi berukuran 3 m2. Selain itu, kontainer ini juga memiliki keunggulan. Beberapa fitur dan bahan yang digunakan untuk membuatnya tergolong ramah lingkungan.

Proses pembuatan tempat tinggal sementara ini saja sudah menggunakan kontainer bekas. Alih-alih dibiarkan teronggok begitu saja, Poteet Architects berhasil menyulapnya sebagai tempat tinggal. Kemudian, di bagian atap kontainer tersebut dijadikan taman. Tidak hanya mempercantik kontainer, taman di atasnya tersebut membuat temperatur udara di dalam kontainer lebih nyaman dan sejuk.

Sementara itu, pasokan air untuk mempertahankan kondisi tanaman di atap kontainer didapat dari air hasil daur ulang wastafel dan air dari pancuran kamar mandi. Tidak hanya greywater, kamar mandi dalam kontainer mungil ini pun memiliki kloset yang mampu mengolah kotoran manusia.

Kenyamanan ternyata juga masih menjadi salah satu unsur penting dalam pembuatan tempat tinggal sementara ini. Bagian interior “Container Guest House”, baik dinding maupun lantainya, dilapisi dengan busa semprot dan dilapisi kembali dengan tripleks bambu. Di luar juga terdapat dek yang dibuat dari hasil daur ulang botol soda.

Karena kejeniusan di balik usaha membangun hunian sementara ramah lingkungan ini, “Container Guest House” pun memenangkan Design Award 2010 dari AIA San Antonio.

Sumber : kompas/dailymail

read more
Energi

Jepang Berminat Investasi Energi Ramah Lingkungan

Pemerintah menawarkan Jepang berinvestasi pada sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) yang saat ini tengah serius dikembangkan di Indonesia. Pemerintah Jepang khususnya daerah Osaka merupakan daerah yang unggul untuk pengembangan EBTKE.

“Indonesia tertarik juga karena di sana itu unggul di bidang konservasi EBTKE. Kita sedang mendorong adanya perusahaan yang namanya ESCO (Energy Service Company),” ujar Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Agus Tjahjana saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (17/2/2014).

Agus mengaku di Indonesia sudah banyak asosiasi penggiat EBTKE. Hadirnya perusahaan Jepang yang sudah berkompeten di bidang EBTKE akan mampu menjadi mitra pengusaha lokal dalam bertukar pengalaman.

“Kita sudah banyak kok, ada asosiasi di sini, kita kan sudah ada kerja sama dengan AS dan World Bank untuk ESCO. Karena Jepang unggul, kita harapkan bahwa bisa memberikan kerja sama perusahaan yang bergerak di bidang ini bertukar pengalaman,” jelasnya.

EBTKE dinilai berperan untuk menekan pemakaian energi yang berlebihan, khususnya dapat mengganti konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab, energi fosil juga selalu menimbulkan polusi.

“Karena kita mau tidak mau harus menekan tingkat dari pemakaian energi. Karena dia sudah maju sekali, kita harap perusahaan-perusahaan kita bisa kerja sama dengan ESCO,” ucapnya.

Selain itu, Agus mengaku juga tertarik bekerja sama dengan Jepang untuk mengembangkan produk Light Emitting Diode (LED). “Ada lagi juga mengenai LED, kita juga tertarik karena dia juga cukup maju. Lebih banyak ke arah energi sekarang. Tapi untuk sekarang mereka belum niat investasi,” katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun mengaku kerja sama bisnis antara pengusaha kedua negara dapat berkontribusi pada pembangunan industri di Indonesia. Diharapkan ke depan dapat memperkuat pola perdagangan bilateral yang selama ini berjalan.

“Dan secara khusus dapat mengintensifkan kerja sama bidang kelestarian lingkungan dan EBTKE dalam kegiatan industri Tanah Air,” ungkapnya.

Seperti yang diketahui, delegasi Pemerintah Osaka, Jepang yang terdiri dari Gubernur Osaka, Ichiro Mastui dan 11 perusahaan asal Osaka hari ini mendatangi Kementerian Perindustrian untuk menjajaki kemungkinan kerja sama antar dua belah pihak.[]

Sumber: merdeka.com

read more
Ragam

Letusan Kelud Lenyapkan Gunung Gajah Mungkur

Akibat erupsi yang super dahsyat pada Kamis (13/2/2014) pukul 22.50 WIB, Gunung Gajah Mungkur yang selama berabad-abad menemani Gunung Kelud, kini hanya tinggal kenangan saja. Gajah Mungkur hancur dan tak bisa disaksikan lagi dan bekasnya menyebar ke seluruh tanah Jawa berupa abu vulkanik.

Gajah Mungkur merupakan salah satu puncak yang berada di sisi Gunung Kelud. Selain Gajah Mungkur, yakni Gunung Sumbing yang masih berdiri kokoh.

“Kondisi Gunung Gajah Mungkur bisa dipastikan hancur bersama erupsi kemarin, sebab pandangan mata secara visual dari pos pantau tak dapat disaksikan lagi,” kata Kabid Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG Bandung, Gede Suantika di Pos Pantau Gunung Kelud, Minggu (16/2).

Seperti diketahui, Gunung Kelud termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif. Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.

Sejak tahun 1300 Masehi seperti tercatat dalam Kitab Negara Kertagama yang mengisahkan Kerajaan Majapahit Karya Mpu Prapanca, gunung yang dulunya bernama Kampud ini pernah mengalami erupsi hebat sekitar 8 tahun awal pemerintahan Majapahit sekitar abad ke-13.

Gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia.

Sumber: TGJ/merdeka

read more
Ragam

Aktivis Lingkungan Erin Brockovich Ilhami Pelajar

Aktivis Erin Brokovich adalah subyek film yang dibintangi Julia Roberts, mengenai sebuah kota yang menentang perusahaan energi karena membocorkan bahan kimia ke sumber air minum mereka. Sampai sekarang dia masih giat sebagai aktivis lingkungan dan menggunakan pengalamannya untuk mengilhami para pelajar.

Berdiri di depan aula sebuah sekolah di AS, Brockovich mengatakan kepada siswa-siswa bahwa dia tidak memiliki latar belakang sains dan baru mempelajari hukum ketika bekerja untuk seorang pengacara. Kisah itu diuraikan dalam film pada 2000 berjudul ‘Erin Brockovich.’

Pada 1996, Brockovich membantu memenangkan gugatan sebesar US$333 juta terhadap perusahaan Pacific Gas and Electric karena membocorkan bahan kimia heksavalen kromium ke dalam sumber air minum di kota Hinkley, California.

Kini, aktivis lingkunggan hidup itu masih terlibat dengan laporan polusi dan masalah perangkat medis, yang dicurigai oleh beberapa pihak terkait dengan masalah kesehatan.

Brockovich menjelaskan pekerjaannya kepada ratusan siswa SMA, yang sedang mengunjungi kampus Universitas California, Los Angeles, untuk belajar tentang sains.

“Sewaktu kecil saya mengalami kesulitan karena saya memiliki keterbatasan dalam menyerap pelajaran. Banyak orang bilang saya tidak bisa melakukan ini dan itu. Ketika sudah dewasa saya baru sadar dan percaya pada diri sendiri, dan itu merupakan perubahan besar dalam hidup saya,” katanya.

Guru komputer sains Steve Scanlan ingin siswa-siswa memetik pelajaran dari Brockovich, yang berdampak besar pada masyarakatnya.

“Dia adalah tokoh sangat penting yang memperjuangkan isu-isu lingkungan, dan dia adalah seorang pejuang gigih. Kisahnya sangat mengilhami generasi muda,” ujarnya.

Pesannya telah mengilhami siswa bernama Jerome Caco. “Lakukan hal yang paling Anda sukai, dan kita bisa menciptakan perubahan,” tambahnya.

Brockovich mengatakan dia juga menganjurkan siswa-siswa itu agar mengikhtiarkan pertanyaan sulit dan mencari sendiri jawabannya.

Sumber: pikiran rakyat

read more
Perubahan Iklim

Kabut Selimuti Banda Aceh

Cuaca di Kota Banda Aceh dan sebagian kawasan di Aceh Besar diselimuti kabut asap tipis yang terjadi sejak Sabtu (15/2/2014). Meski mengganggu namun belum tampak masyarakat yang keluar rumah menggunakan masker.

“Kami belum bisa menyimpulkan bahwa kabut asap yang menyelimuti Kabupaten Aceh Besar dan kota Banda Aceh merupakan dampak dari kebakaran hutan yang terjadi d ibeberapa daerah,” kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Besar Samsul Bahri di Aceh Besar.

Ia mengatakan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga belum menyimpulkan apa penyebab kabut asap yang menyelimuti sebagian kawasan di Aceh Besar dan Kota Banda Aceh.

“Jarak Pandang pengendara kendaraan bermotor masih normal dan kemungkinan saja kabut asap ini dari kebakaran hutan di beberapa daerah atau fenomena alam,” kata Samsul yang juga Asisten II Setdakab Aceh Besar.

Sumber: republika.co.id

read more
Flora Fauna

ProFauna Kirim Tim Penyelamat Ternak Korban Kelud

Lembaga konservasi satwa liar dan hutan, ProFauna Indonesia mengirimkan tim penyelamat satwa ke sekitar kawasan korban bencana erupsi Gunung Kelud yang ada di Kecamatan Ngantang dan Kasembon.

“Tim berjumlah lima orang sudah diberangkatkan sejak Jumat dini hari, untuk melakukan pengecekan dan memastikan kondisi satwa atau ternak yang ditinggalkan pemiliknya karena mengungsi,” kata Chairman ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, di Malang, Sabtu.

Rosek menambahkan bahwa sangat dimungkinkan untuk melakukan penambahan personel kalau dibutuhkan lagi. Mulai kemarin, tim masih melakukan penyisiran dan pemantauan ke sejumlah kawasan yang terdampak erupsi Gunung Kelud.

Hasil pantauan sementara, katanya, cukup banyak ternak warga di beberapa desa yang telantar karena ditinggalkan pemiliknya mengungsi. Di beberapa desa ada kambing dan sapi yang telantar karena desanya kosong ditinggal mengungsi, seperti di Ngantang, Kediri, maupun Kasembon.

Namun, tambahnya, belum ada laporan dari tim terkait jumlah ternak milik warga yang terlantar dan perlu dievakuasi.

Setelah terdata, tim yang bertugas akan melakukan tiga hal yaitu memberi makan kepada ternak, melakukan pengobatan terhadap ternak yang sakit, melakukan penandaan (tagging) sesuai pemiliknya, dan mengevakuasi ternak ke tempat aman.

Ia menjelaskan, ternak-ternak yang terlantar, pada umumnya kesulitan mencari makan sendiri, karena sumber pakan mereka rusak terkena abu vulkanik. Selain itu, banyak ternak yang terluka, sehingga harus diobati.

Tim juga disertai dokter hewan, jelas Rosek, namun evakuasi ternak ke tempat yang lebih aman saat ini belum dilakukan karena masih dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

“Kami masih melakukan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menentukan langkah yang harus kami ambil, termasuk menyediakan shelter bagi ternak yang telantar dan kekurangan pasokan pakan tersebut,” tegasnya.

Sumber: antaranews.com

read more
1 3 4 5 6 7 11
Page 5 of 11