close

February 2014

Hutan

Ternyata Hutan Banyak Berikan Nutrisi pada Anak-anak

Kecenderungan pada anak-anak yang tinggal di wilayah Afrika dengan tutupan pohon rapat makanan bergizi yang lebih banyak, menambah kepercayaan akan penelitian yang menunjukkan bahwa hutan memiliki peranan kunci dalam ketahanan pangan, merujuk jurnal baru yang dipublikasikan Perubahan Iklim Global.

Meningkatkan produksi tanaman pangan kaya energi seperti beras, jagung, dan gandum dipandang penting untuk mencapai ketahanan pangan global, tetapi jika mengorbankan hutan justru bisa merusak ketahanan pangan.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa anak-anak di Afrika yang tinggal di dalam masyarakat yang dikelilingi tutupan hutan memiliki keragaman makanan lebih tinggi dan mengonsumsi lebih banyak buah serta sayur,” kata Amy Ickowitz, ahli ekonomi Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR). “Di daerah ini, keragaman makanan meningkat seiring tutupan pohon, anak-anak di tempat dengan banyak pepohonan memiliki makanan yang lebih sehat.”

Tantangan yangb Rumit
Secara global, sekitar 870 juta orang tidak memiliki cukup makanan, dan lebih dari dua miliar menderita defisiensi mikronutrisi, atau “kelaparan tersembunyi”, menurut lembaga pangan PBB, sementara ada 1,4 miliar orang obesitas atau kelebihan berat badan. Data PBB memproyeksikan bahwa populasi global akan meningkat dari 7 miliar ke lebih dari 9 miliar pada 2050, memerlukan peningkatan produksi makanan sepadan, dan tentu akan memberikan tekanan lebih terhadap hutan-hutan tropis yang sudah dilanda ekspansi pertanian tak berkelanjutan.

“Ketika pentingnya konsumsi mikronutrien dan keragaman makanan diakui, kebutuhan untuk bergerak meningkatkan area produksi atau hasil tanaman pokok guna mencapai ketahanan pangan menjadi jelas,” kata Ickowitz . Bukti terbaru menunjukkan antara 1980 dan 2000,  95 persen lahan baru untuk pertanian awalnya merupakan lahan yang tertutup oleh hutan, tambahnya.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan menggunakan analisis regresi untuk menentukan hubungan statistik antara tutupan pohon dan kualitas gizi makanan anak-anak. Mereka memantau data makanan dari survei kesehatan demografis 93.000 anak-anak antara usia 1 dan 5 tahun dari 21 negara Afrika dan mengombinasikannya dengan data tutupan pohon dari Global Land Cover Facility. Regresi ini menemukan korelasi positif yang signifikan secara statistik antara tutupan pohon dan keragaman makanan.

Kesetimbangan Rentan
Para peneliti berusaha menguji hubungan tutupan pohon dengan tiga indikator kunci kualitas makanan yang terhubung ke asupan mikronutrien — keragaman makanan, konsumsi buah dan sayuran, serta konsumsi makanan hewani.

Sepanjang penelitian, ditemukan pengamatan menarik : Konsumsi buah dan sayuran meningkat sampai 45 persen tutupan pohon, kemudian menurun seiring dengan peningkatan tutupan pohon yang lebih tinggi dari itu. Tidak ditemukan hubungan serupa antara tutupan pohon dan konsumsi sumber makanan hewani.

Ada tiga skenario yang dengan itu Ickowitz menduga ada dampak positif tutupan pohon pada gizi.

Pertama, anak-anak yang tinggal di daerah dekat hutan mungkin memiliki akses lebih besar terhadap buah liar, sayuran hijau, lundi, siput dan daging hewan liar — makanan yang bisa memberikan mikronutrisi penting seperti vitamin A, zat besi, dan seng.

Kedua, `rumah tangga yang menanam atau memanen tanaman hutan di lahan mereka memperoleh keuntungan dari peningkatan akses terhadap buah-buahan dan kacang-kacangan dari pohon.

Ketiga, teknik pertanian yang digunakan di banyak area hutan menghasilkan bahan makanan yang lebih bergizi karena melibatkan percampuran mosaik kompleks beragam tanaman, kata Ickowitz.

“Kunci yang mendasari tiga skenario tersebut,” katanya, “adalah kondisi yang mencegah orang di semua tempat memiliki akses sama yang diatur pasar terhadap makanan bergizi. Misalnya, mereka tidak dapat membeli barang di toko lokal karena tidak memiliki uang tunai, atau  mereka tinggal di daerah terpencil dan bergantung pada hasil dari kawasan hutan lokal mereka.”

Meskipun para ilmuwan menemukan bukti yang menghubungkan tutupan pohon dan indikator kualitas makanan, data yang mereka miliki tidak membedakan hutan alam, hutan tanaman, lahan gambut tua, dan agroforestri.

“Kami tidak dapat mencari tahu dari data kami apakah orang yang tinggal di dekat hutan mengumpulkan makanan yang lebih bergizi dari hutan, apakah mereka membudidayakannya di lahan pertanian dan hutan agro, atau kombinasi,” kata Ickowitz.

“Hasil penelitian menunjukkan deforestasi dapat memiliki efek negatif jangka panjang pada gizi, sehingga penting bahwa kita melakukan penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami hubungan yang telah kita temukan antara tutupan pohon dan gizi.”

Sumber: cifor

read more
Energi

Jerman Kembangkan Jalur Listrik Energi Angin Terpanjang

Pemerintah Jerman memaparkan rencana konstruksi yang akan menjadi jalur listrik terpanjang di negara itu. Proyek ini adalah bagian dari kebijakan Jerman untuk berganti haluan menuju energi terbarukan. Jalur listrik baru tersebut dinamakan proyek “Südlink” dan panjangnya mencapai 800 kilometer. Demikian dikatakan operator TenneT dan TransnetBW, Rabu (05/02/14).

Mulai tahun 2022, Südlink akan menyalurkan energi angin dari kawasan utara Schleswig-Holstein ke barat daya Baden Württemberg. Jalur ini akan melewati beberapa negara bagian, seperti Niedersachsen, Nordrhein Westfalen, Hessen, dan juga ke negara bagian Bayern serta Rheinland Pfalz.

“Ini seperti jalan tol listrik tanpa ada jalur untuk keluar,” kata direktur TenneT Lex Hartman. Proyek ini biayanya diperkirakan “satu digit milyar Euro”. “Kami siap untuk memulai,” tambah Hartman. Sebanyak 2016 permohonan ijin untuk proyek konstruksi akan dimulai.

Transisi energi Jerman
Energi angin yang diperoleh dari kawasan utara Jerman diharapkan bisa mengkompensasi berkurangnya energi dari pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah selatan.

Jalur ini adalah bagian dari upaya Jerman untuk pindah dari emisi karbon menuju energi terbarukan. Di Jerman langkah ini dikenal dengan istilah “Energiewende”.

“Südlink” hanya satu dari tiga proyek konstruksi besar yang dilaksanakan berdasarkan kebijakan tersebut. Secara keseluruhan ada 36 jaringan listrik berbeda yang diperluas atau ada proyek perbaikan yang memakan biaya sebesar 10 milyar Euro. 2800 kilometer jalur listrik dibangun ulang dan 2900 kilometer jalur yang berbeda dioptimalkan.

Reaksi negatif di selatan Jerman
Proyek jalur listrik tidak sepenuhnya mendapat tanggapan positif. Khususnya di wilayah selatan. Aksi protes berfokus pada jalur sepanjang 450 kilometer dari kota Bad Lauchstädt di Bayern dan Meitingen di Sachsen-Anhalt.

Kelompok yang menentang konstruksi jalur listrik mempertanyakan biaya, keamanan pribadi dan efek samping bagi lingkungan. Demonstrasi tahun lalu di Bayern tentang jalur listrik tersebut, bahkan sempat memaksa partai pemerintah CSU untuk menuntut moratorium atas proyek itu.

Tapi walau adanya tentangan di selatan, hasil jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Jerman mendukung proyek Südlink. Hartman mengaku, ia bertanggung jawab untuk memastikan biaya transisi energi di Jerman tidak melebihi anggaran. “Bagaimana pun juga, ini adalah uang milik warga Jerman,” ujarnya.

Sumber: dw.de

read more
Flora Fauna

Ubur-ubur Raksasa Terdampar di Pantai Australia

Ilmuwan Australia tengah berupaya menentukan identitas spesies baru ubur-ubur raksasa yang terdampar di sebuah pantai di Tasmania. Sebuah keluarga yang tengah berada di pantai setempat menemukan ubur-ubur berukuran sekitar 1,5m itu di selatan kota Hobart bulan lalu.

Dr Lisa-ann Gershwin, dari Organisasi Sains dan Industri negara Persemakmuran CSIRO, mengatakan ilmuwan sudah mendengar tentang temuan baru ini namun belum dapat memasukkan klasifikasinya dalam spesies tertentu.

Gershwin melukiskan spesimen temuan itu “binatang yang luar biasa”. Para pakar di CSIRO sudah diberitahu tentang ubur-ubur temuan Josie Lim dan keluarganya ini. Sementara para ahli menurut Gershwin memasukkan jenis ini dalam keluarga ubur-ubur Surai Singa.

Hewan laut itu “nampak seperti piring makan dengan surai seperti pel bergelantungan di bawahnya – kelihatannya benar-benar kumal”, tambahnya. Saat ditemukan hewan malang ini dalam posisi perut di atas, kata Gershwin.

“Kami sangat bersemangat untuk tahu lebih banyak soal ini.”

Jenis baru ini adalah satu dari tiga spesies baru keluarga Surai Singai di Tasmania yang tengah diupayakan klasifikasinya oleh para ilmuwan.

Sumber: NGI/BBC

Ubur-ubur Raksasa Ditemukan di Perairan Australia

Ilmuwan sudah mendengar tentang temuan baru ini namun belum dapat memasukkan klasifikasinya dalam spesies tertentu.

uburubur,australiaUbur-ubur ini “tampak seperti piring besar bersurai” yang ditemukan di perairan Australia (Getty Images via BBC Indonesia).

Ilmuwan Australia tengah berupaya menentukan identitas spesies baru ubur-ubur raksasa yang terdampar di sebuah pantai di Tasmania.

Sebuah keluarga yang tengah berada di pantai setempat menemukan ubur-ubur berukuran sekitar 1,5m itu di selatan kota Hobart bulan lalu.

Dr Lisa-ann Gershwin, dari Organisasi Sains dan Industri negara Persemakmuran CSIRO, mengatakan ilmuwan sudah mendengar tentang temuan baru ini namun belum dapat memasukkan klasifikasinya dalam spesies tertentu.

Gershwin melukiskan spesimen temuan itu “binatang yang luar biasa”.

Para pakar di CSIRO sudah diberitahu tentang ubur-ubur temuan Josie Lim dan keluarganya ini.

Sementara para ahli menurut Gershwin memasukkan jenis ini dalam keluarga ubur-ubur Surai Singa.

Hewan laut itu “nampak seperti piring makan dengan surai seperti pel bergelantungan di bawahnya – kelihatannya benar-benar kumal”, tambahnya.

Saat ditemukan hewan malang ini dalam posisi perut di atas, kata Gershwin.

“Kami sangat bersemangat untuk tahu lebih banyak soal ini.”

Jenis baru ini adalah satu dari tiga spesies baru keluarga Surai Singai di Tasmania yang tengah diupayakan klasifikasinya oleh para ilmuwan.

(Sumber: bbc.co.uk/indonesia)

http://ngi.cc/n2kH

Berita Terkait


Berita Lainnya


Komentar


read more
Perubahan Iklim

Tahun 2013, Salah Satu Suhu Terpanas Sejak 1850

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) milik PBB merilis fakta mengenai kondisi perubahan cuaca yang terjadi sepanjang 2013. Tercatat tahun 2013 merupakan tahun terpanas keenam sejak tahun 1850.

Rata-rata suhu permukaan bumi adalah 0,9 derajat fahrenheit atau sekitar 0,5 celcius. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding tahun 1961 sampai 1990.

Selain itu, 2013 juga menjadi tahun terpanas setelah 2005 dan 2010. Sementara, menurut ilmuwan Amerika Serikat 2013 tercatat sebagai tahun terpanas keempat sejak 1880.

Dilansir AFP, WMO di Genewa, Swiss, Rabu (5/2/2014) juga menemukan permukaan air laut rata-rata global mencapai rekor tertinggi baru. Terjadi kenaikan sebesar 3,2 milimeter (0,12 inci) per tahun. Ini dua kali lipat lebih tinggi selama abad ke-20. Sehingga, daerah di sekitar pesisir dianggap sebagai zona rentan.

Tak ayal, sejumlah peristiwa ekstrim melanda sejumlah belahan bumi. Sebut saja Topan Haiyan yang ‘mematikan’ Filipina, kekeringan di Botswana, Nambia dan Angola serta gelombang panas di China Selatan pada Juli-Agustus 2013.

Menurut laporan, beberapa wilayah yang mengalami peningkatan suhu panas antara lain, Australia, Asia Tengah, Ethiopia, Tanzania, Samudera Arktik, kawasan barat daya serta antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.[]

Sumber: detiknews

read more
Kebijakan Lingkungan

Kadin Minta Insentif untuk Industri Ramah Lingkungan

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau menilai industri yang ramah terhadap lingkungan layak untuk mendapatkan insentif berupa pemberian insentif fiskal atau pajak pada perusahaan yang menerapkan operasional dengan mengedepankan prinsip lebih hijau.

“Dunia usaha perlu terobosan-terobosan kebijakan ramah lingkungan, apalagi industri yang ada di Riau dan banyak mengolah sumber daya alam. Insentif diperlukan bagi mereka yang tidak merusak lingkungan,” ujar Ketua Kadin Riau Juni Ardianto Rachman di Pekanbaru, Senin (3/2/2014).

Menurut dia, pemberian insentif tersebut akan menambah gairah kalangan dunia usaha dan sekaligus memunculkan regulasi yang baik berupa keringanan bagi pelaku usaha yang semesti harus diciptakan pemerintah dalam kondisi saat ini. Pemerintah perlu melakukan pengelompokkan para pelaku usaha di setiap provinsi untuk memberikan insentif seperti di Riau yang terkenal banyak sekali pelaku industri berbasis sumber daya alam pulp dan kertas serta minyak sawit mentah (CPO).

Saat ini perusahaan yang ada di provinsi yang berjuluk “Bumi Lancang Kuning” belum banyak yang menerapkan dengan mengendepankan prinsip-prinsip ramah lingkungan dan dibutuh komitmen kuat untuk mewujudkan prinsip lebih hijau tersebut. “Bukan tidak ada usaha perusahaan di Riau yang operasionalnya menuju konsep lebih hijau atau green industry. Tapi jika untuk diberikan penghargaan oleh pemeritah, saya pikir belum,” katanya.

Sumber: republika.co.id

read more
Sains

Uniknya Pertanian Bawah Tanah London

Sekitar 33 meter di bawah jalanan London yang ramai, ada sebuah tempat perlindungan pada masa Perang Dunia II dan sudah lama terbengkalai. Richard Ballarf dan Steven Dring menyulapnya menjadi kebun sayuran, meski tanpa sinar matahari dan tanah.

Lewat proyek Zero Carbon Food, Ballarf dan Dring berusaha mewujudkan kebun bawah tanah yang ramah lingkungan. Setelah bertahun-tahun dipersiapkan, perkebunan seluas satu hektar ini akan beroperasi penuh Maret mendatang.

Sayuran yang akan ditanam pertama-tama adalah brokoli, kucai bawang putih, red vein sorrel, mustard, ketumbar, dan basil Thailand. Tanaman besar seperti jamur dan tomat akan menyusul. Direncanakan, produk pertama Zero Carbon Food akan tersedia di restoran dan pasar pada musim panas tahun ini.

“Zero Carbon Food menggunakan ruang bawah tanah tak terpakai di London untuk menghasilkan sayur-mayur, herba, dan microgreens menggunakan sinar LED dan hidroponik. Kami memproduksi bahan-bahan segar dengan jejak karbon minimal,” tulis Zero Carbon Food seperti dilansir situs Huffington Post (31/01/2014).

Alas tanam tiga lapis, sistem siklus air, serta lampu-lampu LED membantu menjaga suhu dan kelembapan lingkungan bawah tanah kondusif untuk pertumbuhan tanaman. Sistem hidroponik yang dipakai juga diklaim dapat mengirit penggunaan air hingga 70% dibanding sistem pertanian ladang terbuka konvensional.

“Hidroponik terdengar sangat teknis, padahal teknologi ini tak rumit. Meja-meja yang dipenuhi benih dibanjiri air, kemudian air tersebut surut dan kembali ke tangki. Beberapa jam kemudian, air kembali membanjiri meja. Begitu seterusnya,” ujar Dring yang mengklaim cara ini hemat energi.

Zero Carbon Food kini sedang mencari bantuan dana. Target mereka US$500.000 (Rp 6,1 miliar). Saat ini, mereka baru mengumpulkan US$64.600 (Rp 789 juta).

Perusahaan ini bekerjasama dengan Michel Roux Jr., chef restoran Le Gavroche di London yang meraih dua bintang Michelin.

“Saat pertama kali bertemu pria-pria ini, saya pikir mereka benar-benar gila. Namun ketika saya mengunjungi terowongan tersebut dan mencoba hasil panen enak yang mereka tanam di bawah sana, saya terkejut. Pasar untuk sayuran ini besar,” kata Roux Jr.

Sayuran-sayuran tersebut juga mendapat skor tinggi dari kritikus kuliner Samuel Muston. Ia mengatakan bahwa tunas polong (pea shoots), lobak mikro, dan mustard berdaun merahnya tampak gemuk dan memiliki rasa kuat.

“Sayuran yang sama di supermarket, yang bagus sekalipun, cenderung terasa seperti antara debu dan amplop cokelat. Sayuran yang ini, anehnya, terasa seperti ditanam di ladang,” kata Muston.

Sumber: detiknews

read more
Hutan

Melihat Komitmen Konservasi Hutan APP

Setahun lalu, Asia Pulp & Paper mengeluarkan komitmen untuk mengakhiri perannya dalam pengrusakan hutan. Kebijakan ini termasuk untuk segera menghentikan semua aktifitas penebangan hutan dan mengawali perjalanan menuju reformasi, dibawah pengawasan Greenpeace dan NGO lokal serta internasional.

Setelah satu tahun, meski di tengah banyak tantangan, kami cukup puas moratorium penebangan masih berlanjut dalam konsesi APP dan APP tetap serius pada komitmennya. Semua ini tak mungkin terjadi tanpa dukungan Anda.

Kampanye untuk reformasi sektor kehutanan Indonesia dan perusahaan-perusahaan seperti APP telah dimulai sejak satu dekade lalu. Melibatkan pergerakan banyak orang yang mendukung perlindungan hutan di seluruh Indonesia dan di seluruh dunia.

Dengan bantuan Anda, Greenpeace mendesak beberapa merek internasional untuk menangguhkan kontrak dengan APP, meningkatkan tekanan pada perusahaan ini untuk melakukan reforamasi. Anda bersama lebih dari setengah juta orang lainnya bergabung dengan kampanye tahun 2011, mendesak Mattel dan perusahaan mainan lainnya untuk berhenti mendukung deforestasi dan bergabung dengan kampanye istimewa Chainsaw Barbies.

Ini hanyalah satu dari sekian banyak langkah Anda bersama kami untuk menjaga komitmen APP melindungi hutan. Dan kita berhasil. Perjalanan masih panjang dan beberapa masalah penting masih harus dicarikan jalan keluarnya, tapi hari ini, APP berada di posisi yang sangat kontras dengan pesaing utamanya di sektor industri pulp Indonesia. APRIL/RGE Group adalah APP yang baru – pengusung standard pengrusakan hutan di Indonesia.

APRIL masih terus mencoba membersihkan citra sebagai perusak hutan. Minggu lalu, mereka mengumumkan ‘Sustainable Forest Management Policy’ sebuah kebijakan perlindungan hutan setelah mendapat teguran dan terancam dikeluarkan dari World Business Council for Sustainable Development.

Bagi kami, itu seperti tindakan putus asa untuk untuk menutupi pengrusakan yang mereka lakukan. Sementara kami masih terus mengawasi kemajuan APP, komitmen mereka membantu meningkatkan tekanan bagi pengrusak hutan seperti kelompok APRIL/RGE.

Sumber: greenpeace.or.id

read more
Ragam

Akal Bulus Impor Beras Khusus

Impor beras khusus kembali masuk ke pasar beras umum. Kejadian ini bukan yang pertama, catatan KRKP kejadian ini mengemuka ke publik terjadi pada tahun 2007 dan 2012. Tahun 2007 dan 2012 tercatat masing-masing ada 185 ribu dan 40 ribu ton beras diimpor untuk keperluan khusus dan merembes ke pasar umum. Sementara akhir tahun 2013 ini sedikitnya 156 ribu ton beras impor masuk dan lagi-lagi merembes ke pasar umum.

Kejadian berulang tentu bukan sebuah kecelakaan atau ketidaksengajaan. Patut dicurigai bahwa terjadi kecurangan yang dilakukan para pedagang. Said Abdullah, Manager Advokasi dan Jaringan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), mengatakan bukan tidak mungkin praktek perembesan impor khusus ke pasar umum ini terjadi setiap tahun.

Terungkapnya kasus ini makin menampakan buruknya kinerja pemerintahan dalam mewujudkan amanat undang-undang. “Undang-undang pangan nomor 18 tahun 2012 jelas mengamanatkan kedaulatan pangan. Masuknya beras dari luar jelas mencederai semangat itu. Padahal produksi dalam negeri masih cukup” Ujar Said.

Masih menurut Said, menjadi tidak masuk logika ketika pemerintah baru saja mengumumkan surplus produksi padi. Produksi padi nasional pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 2,6% dari sebelumnya 69,06 juta ton menjadi 70,87 juta ton. Dengan produksi sebanyak itu jika dikonversi dalam beras menjadi 38,84 juta ton. Jumlah ini maka terdapat surplus 5,4 juta ton karena kebutuhan nasional hanya sebesar 34,42 juta ton.

Menjadi aneh jika produksi dinyatakan naik tapi impor beras khusus bisa bocor ke pasar umum. Said mensinyalir adanya permainan antara importir dengan regulator. Terlebih setelah diketahui bahwa kode impornya sama. Hal ini jelas menunjukkan adanya ketidakseriusan pemerintah dalam mengurus pangan.

Menurut Said, fenomena ini menunjukkan kegagalan pemerintah dalam mengontrol dan menjalankan regulasi perdagangan beras. Semestinya pemerintah selaku regulator memiliki melaksanakan peraturan dengan ketat, tidak justru sebaliknya menjadi bagian pelanggar peraturan. Situasi ini menunjukkan pemerintah telah gagal melindungi petani dan produk dalam negeri.

Munculnya impor ini juga menunjukkan kuatnya kepentingan ekonomi politik. Apalagi menjelang berlangsungnya pemilihan umum. Pengumpulan uang sebanyak-banyaknya menjadi target para politisi untuk memenangkan pemilu. Untuk itu berbagai cara dilakukan termasuk mengakali peraturan impor. Hal ini terbukti dari berbagai kasus korupsi yang terungkap, terutama di lingkup sektor pertanian.

Said mengingatkan bahwa disalahgunakannya izin impor beras khusus bisa jadi merupakan alat bagi kelompok tertentu untuk mengumpulkan modal dalam menghadapi perhelatan politik. Maklum nilai ekonomi dalam beras impor sangat tinggi apalagi terdapat selisih harga di level nasional.

Untuk itu, KRKP menuntut pemerintah dituntut untuk lebih tegas dalam menunjukkan niatnya melindungi petani. Pengusutan tuntas kasus ini menjadi penting untuk dilakukan. Penegakan hukum harus diterapkan karena memberikan sanksi bagi importir nakal tidak lah cukup. Sanksi tidak dapat merubah banyak hal. Ujar Said.

Pemerintah harus merubah paradigma dalam memandang pangan. Pangan hendaknya dipandang sebagai hak dasar setiap warga negara. Karenanya sebuah kesalahan jika urusan pangan diserahkan ke pedagang yang hanya akan menyebabkan negara jauh dari daulat pangan dan masyarakat tak terpenuhi hak atas pangannya.[]

Sumber: hijauku.com

read more
1 7 8 9 10 11
Page 9 of 11