close
Green Style

YEL Dukung Ekspor Sedotan Bambu Sumut ke Jepang

Seorang pekerja membersihkan sedotan bambu, di workshop OU Haven Pancurbatu, Deli Serdang, Selasa (9/4/2019) | Foto: Elvidaris simamora

Deli Serdang – Penggunaan sedotan plastik yang kian mengancam bumi dan perairan global membuat Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) terinspirasi membuat sedotan dari bambu. Sejak diluncurkan tahun 2018 dan telah dipasarkan di sejumlah daerah di Indonesia, kini sedotan asal Sumut ini bakal mencicipi pasar Jepang. Karena akan diekspor ke Jepang pada Juli 2019.

Marketing Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) YEL, Arif Hasibuan, mengatakan, inisiatif pembuatan sedotan bambu karena YEL sudah banyak ‘bermain’ di bambu sejak 2007. Salah satunya pembangunan restoran bambu di Bukit Lawang.

“Salah satu daerah yang banyak sekali bambu-nya adalah Pancurbatu. Jadi kami berinisiatif untuk memanfaatkannya. Kami awalnya hanya ingin mencoba dan ternyata berhasil. Setelah itu memulai produksi dengan manual dan hasil sedotan bambunya juga masih belum sempurna,” katanya, di workshop yang terletak di OU Haven Pancurbatu, Deli Serdang, Selasa (9/4/2019).

Setelah beberapa kali dipamerkan ke masyarakat dan dijual secara online, terang Arif, akhirnya dia bertemu dengan beberapa klien dan salah satu-nya dari Jepang. Bahkan pembeli asal Jepang telah memesan 15.000 sedotan bambu.

Klien dari Jepang ini, kata Arif, merupakan pembeli kopi dari orangutan kopi. Sehingga dia meminta sedotan bambu dibranding dengan orangutan kopi.

“Jadi khusus pesanannya diberi logo orangutan kopi agar seragam karena pemesan memiliki kafe di sana,” katanya.

Tak hanya itu, kafe-kafe di Medan juga sudah ada yang mau beli, baik secara langsung atau juga melalui online. Dalam waktu dekat ini juga akan ditawarkan ke hotel-hotel di Medan.

Kapasitas produksi saat ini belum menentu. Tapi karena ada permintaan dari Jepang, jadi diusahakan dalam satu bulan bisa memproduksi sekitar 2.000 potong per bulan. Untuk harga jualnya sendiri, berbeda antara lokal dan ekspor.

Untuk lokal, sedotan bambu dibanderol dengan harga Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per piece sesuai ukuran. Sedangkan untuk ekspor sekitar Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per piece karena butuh tambahan branding.

Sementara untuk sikat pembersih sedotan, sampai saat ini masih bekerja sama dengan pihak ketiga. Tetapi ke depannya, pihaknya akan mencoba membuatnya di Bukit Lawang karena ada beberapa pengrajin yang bisa membuatnya.

Sedotan asal Sumut ini pun diproyeksikan bisa merambah pasar ekspor yang lebih luas. Seperti Jerman dan Inggris, sesuai dengan tujuan ekspor orangutan kopi.

Sumber: medanbisnisdaily.com

Tags : bambuYEL

Leave a Response