close
Ilustrasi | Foto: google.com

Wilayah pesisir di provinsi Aceh mempunyai panjang garis pantai 1.660 km,dengan luas wilayah perairan laut seluas 295.370 km terdiri dari laut wilayah (perairan teritorial dan perairan kepulauan) 56.563 km dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) 238.807 km. Terbayang begitu luasnya wilayah pesisir Aceh. Sebuah wilayah yang mengandung potensi begitu banyak keanekaragaman hayati.

Selain kekayaan, pesisir juga mempunyai fungsi yang penting dalam mencegah resiko kebencanaan. Misalnya fungsi hutan mangrove. Hutan mangrove merupakan sebuah sebutan untuk sekelompok tanaman yang biasa hidup di lahan basah kawasan pesisir. Bisa saja hutan tersebut terdiri dari tanaman bakau, pandan, nipah dan sebagainya.

Selain tanaman, hutan mangrove juga menjadi habitat berbagai hewan antara lain udang, kepiting, burung, ular, ikan, monyet, biawak dan sebagainya. Keaneka ragaman hayati ini menjadi sumber kehidupan baik bagi manusia maupun hewan-hewan itu sendiri. Namun sayangnya manusia mengeksploitasi hutan mangrove dengan sangat rakus.

Hutan mangrove sebenarnya juga menjadi benteng alam yang tangguh bagi daratan dari hempasan ombak kejam pantai. Hempasan ombak secara alami menyeret tanah pantai ke arah laut sehingga terjadi abrasi. Jadi bisa dibayangkan jika hutan mangrove berkurang atau hilang, maka laju kecepatan abrasi menjadi sangat cepat, jauh lebih cepat daripada yang bisa ditanggulangi oleh manusia sendiri.

Persoalan abrasi pantai sesungguhnya merupakan fenomena alam yang setiap tahun terjadi di berbagai daerah pesisir, terlebih pada musim pasang purnama tingkat pengikisan pantai biasanya terjadi secara besar besaran, bahkan bila masyarakat tidak waspada biasanya akan dapat mengancam harta benda dan jiwa. Ini menjadi alasan kuat betapa pentingnya menjaga kelestarian hutan mangrove. Bukan sekedar bagi hutan itu sendiri (an sich) namun juga bagi manusia sekitarnya.

Selain hutan mangrove, hutan rawa juga sangat berperan dalam mencegah atau mengurangi dampak bencana. Salah satu hutan rawa yang terancam musnah adalah hutan rawa Tripa. Rawa Tripa adalah satu dari tiga rawa gambut di Aceh – dua lagi adalah Rawa Singkil dan Rawa Kluet. Hamparan gambut berkedalaman lebih dari 10 meter ini terbentang sekira 63.228 hektare dan berada di dua kabupaten yaitu Nagan Raya dan Aceh Barat Daya.

Hutan rawa ini sedang mengalami ancaman kerusakan akibat ulah kejam manusia yang ingin merubah lahan menjadi berbagai perkebunan. Manusia yang hanya memikirkan kepentingan materil semata dalam waktu sesaat tanpa mempertimbangkan betapa pentingnya hutan rawa tersebut. Sebuah studi menyebutkan populasi orangutan yang hidup di rawa Tripa telah berkurang 80 persen. Ini artinya, sebuah rantai ekosistem telah terputus, yang mengakibatkan rantai-rantai ekosistem lainnya terancam. Saatnya bertindak.[m.nizar abdurrani]

 

Tags : hutanlaut

Leave a Response